Selasa, 07 Desember 2010

Love In Bieber #4

"Oooh.. Apa? Apa?" Justin gelagapan sembari menutup macbook-nya

"Nulis apaan itu?" tanya Ryan.

Justin hanya menggeleng sambil tersenyum misterius. Ryan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Nanti malem, kita hang out ya?"

Justin hanya mengangguk tanpa menoleh.

"Kamu kenapa sih? Lemes banget," ucap Ryan sembari menepuk pundak Justin keras.

Justin menoleh ke arah Ryan dan menggeleng.

"Aku tau ada sesuatu yang kamu pikirin."

"Duduk!" Justin menyuruh Ryan untuk duduk di sampingnya.
"Aku bingung sama perasaanku sendiri."

"Bingung? Bingung kenapa?"

"Aku nggak tau apa keputusan yang aku ambil ini udah bener?"

Ryan menyikut lengan Justin pelan sembari cekikikan.

"Ayolah Justin.."

"I love her."

"So?"

Justin melempar bantalnya ke muka Ryan.

"Owowowo!" seru Ryan.

"That's for you!!" sembari tertawa bangga.

TOK TOK TOK

"Justin.."

"Yes, masuk!" jawab Justin dari dalam kamarnya.

"Bisa keluar sebentar?" tanya suara dari luar.

Justin menatap Ryan cukup lama sebelum beranjak dari tempat duduknya.

"Okay, tunggu sebentar."

Justin membuka pintu kamarnya dan...

"Hey Shawty," sapa Justin ramah.

Shawty tersenyum malu melihat tingkah Justin. "Hey Justin."

Justin mengacak rambut Shawty sembari tertawa. Tangannya menyentuh tangan Shawty dengan tidak sengaja.
Justin menatap mata Shawty cukup lama dan mereka saling bertatap-tatapan.

"Uuhhm sorry, aku ke sini tadi.."

"Hey Shawty!" teriak Ryan dari dalam kamar Justin.

"Ryan!" jawab Shawty melambaikan tangannya.

"Ehem, kamu mau ketemu sama Ryan?" tanya Justin tiba-tiba.

Shawty menoleh ke arah Justin yang berdiri di sampingnya. Shawty menggeleng sembari cengengesan.
"Bukan kok, aku mau ketemu sama kamu."

Justin tersenyum malu sambil mengangguk senang.
"Mau ketemu aku kenapa?" Justin menggaruk-garuk kepalanya malu.

"Ehm, nggakpapa sih. Aku lupa tadi mau ngomong apa sama kamu."

Ryan mengambil kamera yang ada di meja Justin.

"Shawty.. Justin.."

JEPRET

Shawty dan Justin yang sama-sama menoleh ke arah Ryan terkejut.

"Ryan!" teriak mereka berdua kompak.

"Apa?" jawab Ryan cekikikan.

Shawty dan Justin hanya bisa geleng-geleng nggak karuan.

"Kamu udah baca belum?" tanya Justin ragu.

"Baca apa?" Shawty penasaran.

"Surat..."

"Su.. Surat?" Shawty menggeleng lemas.

Justin mengangguk bingung.

"Oh ya, aku ada yang mau aku tanyain," kata Justin lalu masuk ke dalam kamarnya.
"Nih."

"I.. Ini apa?" Shawty mengerutkan dahinya sambil memegang foto yang dikasih Justin.

"Aku boleh kan simpen itu?"

Shawty memperhatikan foto yang dikasih Justin lalu menggeleng sambil tersenyum.

"Kamu dapet foto ini dari mana?"

"Waktu kemarin kamu sakit, aku sempat jenguk kamu waktu kamu lagi tidur. Aku foto deh kamu, lucu lho!" Justin cekikikan.

Shawty menahan mukanya yang merah merona. "Ih, jail!"

Shawty memukul-mukul lengan Justin kencang.

"Aw, stop! Stop! haha," seraya tertawa.

Shawty mengambil fotonya dari tangan Justin. "Eits, nggak boleh kamu simpen:P"

"Kembaliin! Tadi kamu kan udah ngembaliin ke aku," jawab Justin sambil berusaha mengambilnya kembali.

Shawty mengangguk manja. "No!"

"Kembaliin nggak?"

"Enggak!"

"Ngeyel ya kamu?"

"Emang!"

Justin mengacak rambut Shawty.

"Apaan sih ngacak-ngacak rambutku?" ucap Shawty manyun.

"Marah nih..." goda Justin.

Shawty memalingkan mukanya dari Justin.

Justin melangkah perlahan untuk masuk ke kamarnya.

"Eh eh, mau kemana?" Shawty memegangi tangan Justin.

"Tadi katanya marah sama aku?"

Shawty menggeleng sambil pasang muka manja.

Justin mencubit pipi Shawty gemes dan memeluknya erat.

"I LOVE YOU," bisik Justin pelan di telinga Shawty.

"Love you too.."

Ryan cekikikan ngelihatnya. Aduh so sweet banget Justin sama Shawty.

JEPRET..

***

Shawty menutup pintu kamar dan bersandar di baliknya sambil menghela nafas panjang.

"Aduh Ya Tuhan, dia so sweet banget!"

Ia menaruh tas di meja belajarnya dan menemukan sesuatu di sana.

"Apa ini?"


Hatimu putih bagaikan salju
Senyummu manis bagaikan madu
Wajahmu cantik memalingkan duniaku
Tingkahmu lucu mewarnai hariku

Aku tau aku nggak bisa bohongin perasaanku
Aku sayang banget sama kamu
Kamu cantik...
Kamu baik...
Kamu selalu buat aku ketawa...
Kamu selalu buat aku bahagia...

Do you wanna be my One Less Lonely Girl?
I LOVE YOU Shawty :)

*Temui aku sore ini pukul 4 di Shawty Park

<3 J-Biebs

Shawty tersenyum kecil. Ia melirik jam dinding yang ada di kamarnya.

"OMB! Jam 4 kurang 10 menit!"

Langsung deh gelagapan mandi dan cari baju.
Dress tanpa lengan warna ungu muda + cardigans selalu jadi andalan Shawty di saat-saat kepepet.
Wuuzz langsung ngibrit ke Shawty Park

@Shawty Park

"Justin?" Shawty kebingungan cari Justin yang tidak tampak di sekitar taman. "Justin, kamu dimana?"

Tiba-tiba..
EHEEMM

Caitlin, Chaz, Ryan, Christian, dan Shay sudah berdiri sembari cengengesan di depan Shawty yang gugup.

"Ehm, eh kalian ngapain di sini?" tanya Shawty gelagapan.

"Aduh, yang mau nge-date," goda Shay sambil mencolek Shawty pelan.

"Apaan sih?" jawab Shawty malu-malu kucing.

Caitlin dan yang lain tertawa cekikikan. Shawty hanya tertawa kecil sembari masih kebingungan mencari Justin.
Shawty : Apa jangan-jangan Justin udah balik ke asrama karena aku kelamaan ya? (dalam hati)

"Cari apaan sih?" tanya Chaz sambil mengernyitkan dahinya.

Shawty hanya menggeleng sambil senyum maksa.
"Kalian semua ngapain di sini?"

"Kita? Ya ngebuntutin elo lah!" Caitlin menjawab mantap disertai gelak tawa.

Shawty memanyunkan bibirnya. "Dasar!"

"Oh, kamu keberatan kita ikutin? Mau ngapain di sini hayo?" timpal Christian.

"Chris, aku ke sini..."

"Dia mau ketemu sama aku," jawab Justin yang tiba-tiba muncul. (kayak hantu aja tiba-tiba muncul)

"Ecieeeeee!" seru Caitlin, Shay, Chaz, Christian, dan Ryan kompak.

Shawty menyikut lengan Justin kencang. "Hus, malu tau!" bisik Shawty sambil cengengesan.

"Biarin aja lah mereka tau," jawab Justin santai.

Shawty menatap Justin manja dan tersenyum kecil. "Maunya."
Justin mengacak rambut shawty dengan nakal.

"Ih, berantakan lagi nih!"

"Salahnya punya rambut :P" jawab Justin asal.

"Kamu juga punya rambut tuh!"

"Oh iya lupa hehe," Justin garuk-garuk kepala.

"Aduh jadi pada lupa nih kalau di sini ada kita," tambah Caitlin.

Shawty mengangguk dan mencubit pipi Caitlin gemas. "Enggak kok Caitlinku sayaangg."

Caitlin berlagak mau muntah (bisa bayangin kan?).
Mereka berinisiatif untuk duduk bareng di salah satu bangku taman. Kebetulan sore itu Shawty Park sepi.

"Btw, ada yang baru jadian nih ya?" goda Ryan.

Justin melototi Ryan sembari tersenyum kecil. "Siapa yang jadian, Ryan?" tanya Justin pura-pura nggak tau.

"Basi tau, pura-pura gitu," timpal Shay.

Chaz menunjuk Justin dan Shawty yang sesaat kemudian bertatap-tatapan bingung.

"Enggak!" jawab Shawty dan Justin kompak.

"Ah, yang bener?" Chaz ikut-ikutan.

Shawty mengangguk sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuknya. "Suer deh!"

"Cuma belum aja kok," Justin menimpali sembari menggenggam tangan Shawty erat.

"Eh, siapa sih?" ucap Caitlin tiba-tiba.

"Gelap nih! Tolong!" seru Shay keras.

Gelap, ada yang menutupi mata mereka dan menutup membungkam mulut mereka.
Tangan dan kaki diikat. Mereka di bawa dengan mobil. Seterusnya mereka nggak ingat apa-apa lagi.

***

"Si.. Siapa kamu? Mana Justin?"

Laki-laki itu hanya menyeringai lebar dan berjalan menjauh.

"Tunggu! Dimana Justin?" teriak Shawty.

"Dia ada di sana."

Laki-laki itu melenggang pergi meninggalkan Shawty yang masih kebingungan.

"Justin.. Justin," sembari berdiri gemetaran.

Shawty menengok sekitarnya. "Justin..." Shawty berteriak. "Justin... Can you hear me?"

Terdengar suara rintihan dari dalam sebuah ruangan.

"Justin?"

"Help me.." rintih suara itu pelan.

Shawty mendengar arah suara itu dari sebuah ruangan. Ia segera mendobraknya dan..

"Ryan!" Shawty segera berlari ke arah Ryan yang terbaring lemah dengan tangan dan kaki yang diikat.

"Shawty, di mana Justin?" tanya Ryan lemas.

Shawty hanya menggeleng sembari melepaskan ikatan di tangan dan kaki Ryan.
"A.. Aku nggak tau di mana Justin," ucap Shawty sambil menangis sesenggukan.

"Ssstt.. Don't cry! We will find Justin soon," ucap Ryan menenangkan.

Shawty mengangguk dan mengusap air mata yang memenuhi matanya sembab.
Ryan memeluk Shawty erat dan mengelus rambutnya lembut.

"Kamu udah kayak adikku ya?" bisik Ryan.
Shawty menengadah menatap Ryan lalu tersenyum kecil.

Ryan melepaskan pelukannya perlahan dan mengacak rambut Shawty.
"Udah nggak usah sedih, ada aku di sini. Sekarang kita cari Justin bersama-sama."

"Iya, kita cari bersama-sama ya?" jawab Shawty semangat.

Ryan mengangguk dan berdiri. Shawty masih terlalu lemas untuk berdiri, jadi Ryan menggendong Shawty.

"Nggakpapa nih?" tanya Shawty.

"Nggakpapa gimana? Kamu berat nih," canda Ryan.

Shawty memanyunkan mulutnya dan turun dari gendongan Ryan.
"Ya udah, aku bisa jalan sendiri!" sembari pergi meninggalkan Ryan.

"Shawty tunggu aku kan cuma bercanda! Shawty..."

***
(Caitlin ketemu sama Jasmine yang tiba-tiba muncul di tempat dia disekap)

"Jasmine, aku capek banget nih!" keluh Caitlin.

"Apaan sih? Kamu pikir aku nggak capek apa? Ha!" jawab Jasmine ketus.

"Kita udah muter-muter cari yang lainnya tapi nggak ketemu kan?"

Jasmine melipat tangannya dan duduk di sebuah kursi kecil.
"Duduk dulu tuh!"

Caitlin menyusulnya duduk dan menyeka keringatnya yang bercucuran.
Ia mengeluarkan hp dari kantongnya.
"Eh ada sinyal nih!"

"Mana mana?" Jasmine menyambar hp yang dipegang Caitlin.

"Eh, mana mana? Itu kan hp aku Jasmine! Enak aja kamu main sambar!" sembari mengambil kembali hp-nya.

Jasmine memanyunkan mulutnya lebih manyun lagi. "Ih, sadis banget lo!"

Caitlin hanya menoleh dan menjulurkan lidahnya ke arah Jasmine. ":P"

"Sialan lo!" ucap Jasmine ketus.

Caitlin mencoba menelfon Shawty, tetapi berkali-kali hp Shawty nggak aktif.

"Gimana?" tanya Jasmine.

Caitlin menggeleng lemas dan kembali sibuk dengan hp-nya.

"Hp kamu gimana sih?"

"Jangan salahin hp aku dong! Hp mereka aja yang nggak ada sinyalnya!" jawab Caitlin.

Jasmine melempar pandangan ketus ke arah Caitlin dan pergi melanjutkan perjalanan.

***

-di tempat yang sama-

Shay merapatkan tubuhnya ke Chaz dan Christian yang masih belum sadarkan diri.

"Chaz! Chris! Bangun dong! Aku takut nih sendirian," rintih Shay ketakutan sembari gemetaran.
"Plis, bangun, Chaz, Chris!" teriak Shay lagi.

Chaz menggerakan jari-jarinya yang kaku dan perlahan membuka matanya.
"Di.. Dimana ini?" tanya Chaz sembari memegangi kepalanya yang masih pusing.

Shay menjawab dengan lirih, "Aku juga nggak tau."

Chaz menoleh ke arah Christian yang masih pingsan dan mengguncang-guncang tubuh Christian.
"Chris!!!!!" teriaknya kencang.

"Ehm, apaan?" jawab Chris sembari ngolet lalu kembali diam.

"Itu mah bukan pingsan, tapi tidur!" ucap Shay sambil manyun.

Chaz mengguncang-guncangkan tubuh Chris lagi dan lagi. Setiap kali Chaz mengguncang tubuh Chris, Chris hanya bangun dan bilang.
"5 menit lagi aku bangun!" -.- pemalas banget hehe

"Chris!!" teriak Shay di telinga Chris dengan sangat keras.

Christian tersentak dan terbangun dari tidurnya sembari celingukan kebingungan.

"Bangun-bangun malah linglung gitu," ucap Chaz sembari mendorong kepala Chris pelan.

Chris menoleh ke arah Chaz. "Kita udah nggak di taman ya?"

GUBRAK!!

"Dari tadi, baru sadar??" tanya Shay kesal.

Chris meringis sambil garuk-garuk kepala. "Oh iya, yang lain mana? Kok cuma kita bertiga?"

"Makanya itu, aku juga nggak tau mereka dimana," jawab Chaz lemas.

***

Shawty mengangkat tumpukan kayu yang menghalangi jalannya dan Ryan. Ryan ikut membantu Shawty yang kesusahan.
"Kamu nggak kuat angkat kayak gini, biar aku aja," ucap Ryan percaya diri.

"Aku nggak selemah itu, Ryan," jawab Shawty santai sembari tersenyum kecil ke arah Ryan. Ryan membalas senyumannya.

"Huft, akhirnya selesai juga!" seru Ryan sembari menyandarkan tubuhnya ke tumpukan kayu.

"Lanjut lagi yuk!"

Ryan menoleh ke arah Shawty. "Sebentar lagi ya tuan putri?" Ryan cengengesan.

Shawty hanya geleng-geleng dan ikut duduk di samping Ryan.
"Aku laper banget," keluh Shawty manyun.

Ryan merogoh saku celana jeans-nya dan menemukan dua batang coklat. "Nih, buat ngeganjel perut. Lumayan kan?"

Shawty memakannya dengan lahap saking laparnya. (kayak sebulan nggak makan o: )

"Makasih ya, Ryan."

Ryan hanya mengangguk dan sibuk menghabiskan coklatnya.
"Shawty?"

"Ya?" Shawty menoleh dan menatap Ryan.

"Aku mau tanya sesuatu sama kamu," jawab Ryan ragu-ragu.

"Mau tanya apa?" Shawty memiringkan kepalanya dan tertawa kecil.

"Kok ketawa sih?" -,-

"Muka kamu lucu banget, tegang gitu deh kelihatannya," sembari cekikikan.

Ryan hanya geleng-geleng kepala dan melanjutkan pertanyaannya yang tertunda.
"Kamu sama Justin..."

"Ya ya ya, kenapa?" tanya Shawty nggak sabar.

"Jadian?"

Shawty melototi Ryan dengan tajam lalu menggeleng.
"Nggak, kita nggak jadian kok," jelas Shawty sembari tersenyum kecil.

"Kenapa?" tanya Ryan penasaran.

"Aku belum jawab pertanyaannya dia, dia udah nanya ke aku."

"Terus terus..."

Shawty cekikikan lagi melihat ekspresi Ryan. (Penulis kebanyakan basa-basi nih)
"Aku belum sempat bilang kalau aku juga cinta sama dia," jelas Shawty lemas.

Ryan menepuk bahu Shawty pelan. "Sabar ya? Sebentar lagi kita pasti bakalan nemuin Justin."

Shawty mengangguk lemas dan menyandarkan kepalanya di bahu Ryan.

***

"Tunggu! Kamu denger nggak?" ucap Caitlin tegang.

"Denger apaan sih? Jangan coba-coba nakut-nakutin aku ya!" jawab Jasmine ketus.

"Apa untungnya aku nakut-nakutin kamu sih? Aku ini serius tau!"

"Iya deh, oke. Suara apa tadi?"

Caitlin mendekat ke sebuah pintu. Jasmine mengikutinya perlahan di belakang.

"Hitungan ke-3 didobrak ya?"
Jasmine mengangguk tanda oke.
"1.. 2.. 3"

BRUAK

Pintu sudah terbuka sebelum Caitlin dan Jasmine berhasil mendobrak pintu.
Alhasil, mereka berdua jatuh tersungkur di tumpukan kardus-kardus.

"Sa.. Sakit.." rintih Caitlin.

"Nggak cuma kamu tau yang sakit! Aku juga nih!" ujar Jasmine sembari meringis kesakitan.

Caitlin memberikan tanda kepada Jasmine untuk diam.
"Eh, kok pintunya tadi bisa kebuka ya? Jangan-jangan..."

Caitlin dan Jasmine perlahan menoleh ke arah pintu dan..

"Aaaaaa!!!!!!!!!!!!!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Love In Bieber #4

"Oooh.. Apa? Apa?" Justin gelagapan sembari menutup macbook-nya

"Nulis apaan itu?" tanya Ryan.

Justin hanya menggeleng sambil tersenyum misterius. Ryan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Nanti malem, kita hang out ya?"

Justin hanya mengangguk tanpa menoleh.

"Kamu kenapa sih? Lemes banget," ucap Ryan sembari menepuk pundak Justin keras.

Justin menoleh ke arah Ryan dan menggeleng.

"Aku tau ada sesuatu yang kamu pikirin."

"Duduk!" Justin menyuruh Ryan untuk duduk di sampingnya.
"Aku bingung sama perasaanku sendiri."

"Bingung? Bingung kenapa?"

"Aku nggak tau apa keputusan yang aku ambil ini udah bener?"

Ryan menyikut lengan Justin pelan sembari cekikikan.

"Ayolah Justin.."

"I love her."

"So?"

Justin melempar bantalnya ke muka Ryan.

"Owowowo!" seru Ryan.

"That's for you!!" sembari tertawa bangga.

TOK TOK TOK

"Justin.."

"Yes, masuk!" jawab Justin dari dalam kamarnya.

"Bisa keluar sebentar?" tanya suara dari luar.

Justin menatap Ryan cukup lama sebelum beranjak dari tempat duduknya.

"Okay, tunggu sebentar."

Justin membuka pintu kamarnya dan...

"Hey Shawty," sapa Justin ramah.

Shawty tersenyum malu melihat tingkah Justin. "Hey Justin."

Justin mengacak rambut Shawty sembari tertawa. Tangannya menyentuh tangan Shawty dengan tidak sengaja.
Justin menatap mata Shawty cukup lama dan mereka saling bertatap-tatapan.

"Uuhhm sorry, aku ke sini tadi.."

"Hey Shawty!" teriak Ryan dari dalam kamar Justin.

"Ryan!" jawab Shawty melambaikan tangannya.

"Ehem, kamu mau ketemu sama Ryan?" tanya Justin tiba-tiba.

Shawty menoleh ke arah Justin yang berdiri di sampingnya. Shawty menggeleng sembari cengengesan.
"Bukan kok, aku mau ketemu sama kamu."

Justin tersenyum malu sambil mengangguk senang.
"Mau ketemu aku kenapa?" Justin menggaruk-garuk kepalanya malu.

"Ehm, nggakpapa sih. Aku lupa tadi mau ngomong apa sama kamu."

Ryan mengambil kamera yang ada di meja Justin.

"Shawty.. Justin.."

JEPRET

Shawty dan Justin yang sama-sama menoleh ke arah Ryan terkejut.

"Ryan!" teriak mereka berdua kompak.

"Apa?" jawab Ryan cekikikan.

Shawty dan Justin hanya bisa geleng-geleng nggak karuan.

"Kamu udah baca belum?" tanya Justin ragu.

"Baca apa?" Shawty penasaran.

"Surat..."

"Su.. Surat?" Shawty menggeleng lemas.

Justin mengangguk bingung.

"Oh ya, aku ada yang mau aku tanyain," kata Justin lalu masuk ke dalam kamarnya.
"Nih."

"I.. Ini apa?" Shawty mengerutkan dahinya sambil memegang foto yang dikasih Justin.

"Aku boleh kan simpen itu?"

Shawty memperhatikan foto yang dikasih Justin lalu menggeleng sambil tersenyum.

"Kamu dapet foto ini dari mana?"

"Waktu kemarin kamu sakit, aku sempat jenguk kamu waktu kamu lagi tidur. Aku foto deh kamu, lucu lho!" Justin cekikikan.

Shawty menahan mukanya yang merah merona. "Ih, jail!"

Shawty memukul-mukul lengan Justin kencang.

"Aw, stop! Stop! haha," seraya tertawa.

Shawty mengambil fotonya dari tangan Justin. "Eits, nggak boleh kamu simpen:P"

"Kembaliin! Tadi kamu kan udah ngembaliin ke aku," jawab Justin sambil berusaha mengambilnya kembali.

Shawty mengangguk manja. "No!"

"Kembaliin nggak?"

"Enggak!"

"Ngeyel ya kamu?"

"Emang!"

Justin mengacak rambut Shawty.

"Apaan sih ngacak-ngacak rambutku?" ucap Shawty manyun.

"Marah nih..." goda Justin.

Shawty memalingkan mukanya dari Justin.

Justin melangkah perlahan untuk masuk ke kamarnya.

"Eh eh, mau kemana?" Shawty memegangi tangan Justin.

"Tadi katanya marah sama aku?"

Shawty menggeleng sambil pasang muka manja.

Justin mencubit pipi Shawty gemes dan memeluknya erat.

"I LOVE YOU," bisik Justin pelan di telinga Shawty.

"Love you too.."

Ryan cekikikan ngelihatnya. Aduh so sweet banget Justin sama Shawty.

JEPRET..

***

Shawty menutup pintu kamar dan bersandar di baliknya sambil menghela nafas panjang.

"Aduh Ya Tuhan, dia so sweet banget!"

Ia menaruh tas di meja belajarnya dan menemukan sesuatu di sana.

"Apa ini?"


Hatimu putih bagaikan salju
Senyummu manis bagaikan madu
Wajahmu cantik memalingkan duniaku
Tingkahmu lucu mewarnai hariku

Aku tau aku nggak bisa bohongin perasaanku
Aku sayang banget sama kamu
Kamu cantik...
Kamu baik...
Kamu selalu buat aku ketawa...
Kamu selalu buat aku bahagia...

Do you wanna be my One Less Lonely Girl?
I LOVE YOU Shawty :)

*Temui aku sore ini pukul 4 di Shawty Park

<3 J-Biebs

Shawty tersenyum kecil. Ia melirik jam dinding yang ada di kamarnya.

"OMB! Jam 4 kurang 10 menit!"

Langsung deh gelagapan mandi dan cari baju.
Dress tanpa lengan warna ungu muda + cardigans selalu jadi andalan Shawty di saat-saat kepepet.
Wuuzz langsung ngibrit ke Shawty Park

@Shawty Park

"Justin?" Shawty kebingungan cari Justin yang tidak tampak di sekitar taman. "Justin, kamu dimana?"

Tiba-tiba..
EHEEMM

Caitlin, Chaz, Ryan, Christian, dan Shay sudah berdiri sembari cengengesan di depan Shawty yang gugup.

"Ehm, eh kalian ngapain di sini?" tanya Shawty gelagapan.

"Aduh, yang mau nge-date," goda Shay sambil mencolek Shawty pelan.

"Apaan sih?" jawab Shawty malu-malu kucing.

Caitlin dan yang lain tertawa cekikikan. Shawty hanya tertawa kecil sembari masih kebingungan mencari Justin.
Shawty : Apa jangan-jangan Justin udah balik ke asrama karena aku kelamaan ya? (dalam hati)

"Cari apaan sih?" tanya Chaz sambil mengernyitkan dahinya.

Shawty hanya menggeleng sambil senyum maksa.
"Kalian semua ngapain di sini?"

"Kita? Ya ngebuntutin elo lah!" Caitlin menjawab mantap disertai gelak tawa.

Shawty memanyunkan bibirnya. "Dasar!"

"Oh, kamu keberatan kita ikutin? Mau ngapain di sini hayo?" timpal Christian.

"Chris, aku ke sini..."

"Dia mau ketemu sama aku," jawab Justin yang tiba-tiba muncul. (kayak hantu aja tiba-tiba muncul)

"Ecieeeeee!" seru Caitlin, Shay, Chaz, Christian, dan Ryan kompak.

Shawty menyikut lengan Justin kencang. "Hus, malu tau!" bisik Shawty sambil cengengesan.

"Biarin aja lah mereka tau," jawab Justin santai.

Shawty menatap Justin manja dan tersenyum kecil. "Maunya."
Justin mengacak rambut shawty dengan nakal.

"Ih, berantakan lagi nih!"

"Salahnya punya rambut :P" jawab Justin asal.

"Kamu juga punya rambut tuh!"

"Oh iya lupa hehe," Justin garuk-garuk kepala.

"Aduh jadi pada lupa nih kalau di sini ada kita," tambah Caitlin.

Shawty mengangguk dan mencubit pipi Caitlin gemas. "Enggak kok Caitlinku sayaangg."

Caitlin berlagak mau muntah (bisa bayangin kan?).
Mereka berinisiatif untuk duduk bareng di salah satu bangku taman. Kebetulan sore itu Shawty Park sepi.

"Btw, ada yang baru jadian nih ya?" goda Ryan.

Justin melototi Ryan sembari tersenyum kecil. "Siapa yang jadian, Ryan?" tanya Justin pura-pura nggak tau.

"Basi tau, pura-pura gitu," timpal Shay.

Chaz menunjuk Justin dan Shawty yang sesaat kemudian bertatap-tatapan bingung.

"Enggak!" jawab Shawty dan Justin kompak.

"Ah, yang bener?" Chaz ikut-ikutan.

Shawty mengangguk sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuknya. "Suer deh!"

"Cuma belum aja kok," Justin menimpali sembari menggenggam tangan Shawty erat.

"Eh, siapa sih?" ucap Caitlin tiba-tiba.

"Gelap nih! Tolong!" seru Shay keras.

Gelap, ada yang menutupi mata mereka dan menutup membungkam mulut mereka.
Tangan dan kaki diikat. Mereka di bawa dengan mobil. Seterusnya mereka nggak ingat apa-apa lagi.

***

"Si.. Siapa kamu? Mana Justin?"

Laki-laki itu hanya menyeringai lebar dan berjalan menjauh.

"Tunggu! Dimana Justin?" teriak Shawty.

"Dia ada di sana."

Laki-laki itu melenggang pergi meninggalkan Shawty yang masih kebingungan.

"Justin.. Justin," sembari berdiri gemetaran.

Shawty menengok sekitarnya. "Justin..." Shawty berteriak. "Justin... Can you hear me?"

Terdengar suara rintihan dari dalam sebuah ruangan.

"Justin?"

"Help me.." rintih suara itu pelan.

Shawty mendengar arah suara itu dari sebuah ruangan. Ia segera mendobraknya dan..

"Ryan!" Shawty segera berlari ke arah Ryan yang terbaring lemah dengan tangan dan kaki yang diikat.

"Shawty, di mana Justin?" tanya Ryan lemas.

Shawty hanya menggeleng sembari melepaskan ikatan di tangan dan kaki Ryan.
"A.. Aku nggak tau di mana Justin," ucap Shawty sambil menangis sesenggukan.

"Ssstt.. Don't cry! We will find Justin soon," ucap Ryan menenangkan.

Shawty mengangguk dan mengusap air mata yang memenuhi matanya sembab.
Ryan memeluk Shawty erat dan mengelus rambutnya lembut.

"Kamu udah kayak adikku ya?" bisik Ryan.
Shawty menengadah menatap Ryan lalu tersenyum kecil.

Ryan melepaskan pelukannya perlahan dan mengacak rambut Shawty.
"Udah nggak usah sedih, ada aku di sini. Sekarang kita cari Justin bersama-sama."

"Iya, kita cari bersama-sama ya?" jawab Shawty semangat.

Ryan mengangguk dan berdiri. Shawty masih terlalu lemas untuk berdiri, jadi Ryan menggendong Shawty.

"Nggakpapa nih?" tanya Shawty.

"Nggakpapa gimana? Kamu berat nih," canda Ryan.

Shawty memanyunkan mulutnya dan turun dari gendongan Ryan.
"Ya udah, aku bisa jalan sendiri!" sembari pergi meninggalkan Ryan.

"Shawty tunggu aku kan cuma bercanda! Shawty..."

***
(Caitlin ketemu sama Jasmine yang tiba-tiba muncul di tempat dia disekap)

"Jasmine, aku capek banget nih!" keluh Caitlin.

"Apaan sih? Kamu pikir aku nggak capek apa? Ha!" jawab Jasmine ketus.

"Kita udah muter-muter cari yang lainnya tapi nggak ketemu kan?"

Jasmine melipat tangannya dan duduk di sebuah kursi kecil.
"Duduk dulu tuh!"

Caitlin menyusulnya duduk dan menyeka keringatnya yang bercucuran.
Ia mengeluarkan hp dari kantongnya.
"Eh ada sinyal nih!"

"Mana mana?" Jasmine menyambar hp yang dipegang Caitlin.

"Eh, mana mana? Itu kan hp aku Jasmine! Enak aja kamu main sambar!" sembari mengambil kembali hp-nya.

Jasmine memanyunkan mulutnya lebih manyun lagi. "Ih, sadis banget lo!"

Caitlin hanya menoleh dan menjulurkan lidahnya ke arah Jasmine. ":P"

"Sialan lo!" ucap Jasmine ketus.

Caitlin mencoba menelfon Shawty, tetapi berkali-kali hp Shawty nggak aktif.

"Gimana?" tanya Jasmine.

Caitlin menggeleng lemas dan kembali sibuk dengan hp-nya.

"Hp kamu gimana sih?"

"Jangan salahin hp aku dong! Hp mereka aja yang nggak ada sinyalnya!" jawab Caitlin.

Jasmine melempar pandangan ketus ke arah Caitlin dan pergi melanjutkan perjalanan.

***

-di tempat yang sama-

Shay merapatkan tubuhnya ke Chaz dan Christian yang masih belum sadarkan diri.

"Chaz! Chris! Bangun dong! Aku takut nih sendirian," rintih Shay ketakutan sembari gemetaran.
"Plis, bangun, Chaz, Chris!" teriak Shay lagi.

Chaz menggerakan jari-jarinya yang kaku dan perlahan membuka matanya.
"Di.. Dimana ini?" tanya Chaz sembari memegangi kepalanya yang masih pusing.

Shay menjawab dengan lirih, "Aku juga nggak tau."

Chaz menoleh ke arah Christian yang masih pingsan dan mengguncang-guncang tubuh Christian.
"Chris!!!!!" teriaknya kencang.

"Ehm, apaan?" jawab Chris sembari ngolet lalu kembali diam.

"Itu mah bukan pingsan, tapi tidur!" ucap Shay sambil manyun.

Chaz mengguncang-guncangkan tubuh Chris lagi dan lagi. Setiap kali Chaz mengguncang tubuh Chris, Chris hanya bangun dan bilang.
"5 menit lagi aku bangun!" -.- pemalas banget hehe

"Chris!!" teriak Shay di telinga Chris dengan sangat keras.

Christian tersentak dan terbangun dari tidurnya sembari celingukan kebingungan.

"Bangun-bangun malah linglung gitu," ucap Chaz sembari mendorong kepala Chris pelan.

Chris menoleh ke arah Chaz. "Kita udah nggak di taman ya?"

GUBRAK!!

"Dari tadi, baru sadar??" tanya Shay kesal.

Chris meringis sambil garuk-garuk kepala. "Oh iya, yang lain mana? Kok cuma kita bertiga?"

"Makanya itu, aku juga nggak tau mereka dimana," jawab Chaz lemas.

***

Shawty mengangkat tumpukan kayu yang menghalangi jalannya dan Ryan. Ryan ikut membantu Shawty yang kesusahan.
"Kamu nggak kuat angkat kayak gini, biar aku aja," ucap Ryan percaya diri.

"Aku nggak selemah itu, Ryan," jawab Shawty santai sembari tersenyum kecil ke arah Ryan. Ryan membalas senyumannya.

"Huft, akhirnya selesai juga!" seru Ryan sembari menyandarkan tubuhnya ke tumpukan kayu.

"Lanjut lagi yuk!"

Ryan menoleh ke arah Shawty. "Sebentar lagi ya tuan putri?" Ryan cengengesan.

Shawty hanya geleng-geleng dan ikut duduk di samping Ryan.
"Aku laper banget," keluh Shawty manyun.

Ryan merogoh saku celana jeans-nya dan menemukan dua batang coklat. "Nih, buat ngeganjel perut. Lumayan kan?"

Shawty memakannya dengan lahap saking laparnya. (kayak sebulan nggak makan o: )

"Makasih ya, Ryan."

Ryan hanya mengangguk dan sibuk menghabiskan coklatnya.
"Shawty?"

"Ya?" Shawty menoleh dan menatap Ryan.

"Aku mau tanya sesuatu sama kamu," jawab Ryan ragu-ragu.

"Mau tanya apa?" Shawty memiringkan kepalanya dan tertawa kecil.

"Kok ketawa sih?" -,-

"Muka kamu lucu banget, tegang gitu deh kelihatannya," sembari cekikikan.

Ryan hanya geleng-geleng kepala dan melanjutkan pertanyaannya yang tertunda.
"Kamu sama Justin..."

"Ya ya ya, kenapa?" tanya Shawty nggak sabar.

"Jadian?"

Shawty melototi Ryan dengan tajam lalu menggeleng.
"Nggak, kita nggak jadian kok," jelas Shawty sembari tersenyum kecil.

"Kenapa?" tanya Ryan penasaran.

"Aku belum jawab pertanyaannya dia, dia udah nanya ke aku."

"Terus terus..."

Shawty cekikikan lagi melihat ekspresi Ryan. (Penulis kebanyakan basa-basi nih)
"Aku belum sempat bilang kalau aku juga cinta sama dia," jelas Shawty lemas.

Ryan menepuk bahu Shawty pelan. "Sabar ya? Sebentar lagi kita pasti bakalan nemuin Justin."

Shawty mengangguk lemas dan menyandarkan kepalanya di bahu Ryan.

***

"Tunggu! Kamu denger nggak?" ucap Caitlin tegang.

"Denger apaan sih? Jangan coba-coba nakut-nakutin aku ya!" jawab Jasmine ketus.

"Apa untungnya aku nakut-nakutin kamu sih? Aku ini serius tau!"

"Iya deh, oke. Suara apa tadi?"

Caitlin mendekat ke sebuah pintu. Jasmine mengikutinya perlahan di belakang.

"Hitungan ke-3 didobrak ya?"
Jasmine mengangguk tanda oke.
"1.. 2.. 3"

BRUAK

Pintu sudah terbuka sebelum Caitlin dan Jasmine berhasil mendobrak pintu.
Alhasil, mereka berdua jatuh tersungkur di tumpukan kardus-kardus.

"Sa.. Sakit.." rintih Caitlin.

"Nggak cuma kamu tau yang sakit! Aku juga nih!" ujar Jasmine sembari meringis kesakitan.

Caitlin memberikan tanda kepada Jasmine untuk diam.
"Eh, kok pintunya tadi bisa kebuka ya? Jangan-jangan..."

Caitlin dan Jasmine perlahan menoleh ke arah pintu dan..

"Aaaaaa!!!!!!!!!!!!!"