Kamis, 16 Desember 2010

Love In Bieber #6

Justin juga terkena kasus karena dia berlaku kasar dengan para fans.

"Aku kasar karena mereka kasar sama pacarku!" bantah Justin sewaktu diwawancarai.

"Apakah benar Shawty Gomez itu pacar kamu?" tanya interviewer.

Justin mengangguk. "Iya, dia pacar baruku. Dia juga Beliebers pada awalnya," jelas Justin.

"Beliebers? Lalu bagaimana dengan fans-mu yang tidak setuju dengan hubungan kalian?" tanya interviewer lagi.

"Terserah mereka setuju apa enggak, tapi aku tetep ngehargain dan cinta fans-fansku. Aku cuma nggak suka mereka kasar sama Shawty."

Justin langsung pergi meninggalkan para interviewer dan masuk ke dalam mobil.
Shawty dan Mom Pattie sudah menunggu Justin di dalam mobil.

"Selamat tinggal fans-ku yang membuatku gila!"

***

Semenjak kejadian dan kasus-kasus yang menimpa Justin, Justin jadi harus nolak dan ngebatalin konser, meet and greet talk show, dan showcase di sana-sini.
Semua itu bikin dia jadi stres karena harus bayar banyak untuk mengganti kerugian dari pembatalan konser.

"Tomorrow is Shawty's birthday!" ujar Justin.

"Terus kenapa?" tanya Ryan. "Kamu bingung mau kasih dia apa?"

Justin menggeleng lemas. "Bukan itu..."

"So, what?" Chaz ikut penasaran.

"Nggakpapa, never mind!" Justin beranjak dari kursi dan mengunci diri di kamarnya.

"Kenapa dia?" tanya Chris yang baru datang.

"Darimana aja kamu? Ngapain? Sama siapa? Kok lama?" Ryan langsung membanjiri Chris dengan banyak pertanyaan.

"Dari kamar Jasmine. Ketemuan sama Jasmine. Ya sama Jasmine. Lama ya karena aku ngobrol sama Jasmine," jawab Chris santai.

"Villegas?" Chaz menimpali.

Christian mengangguk. "Iya, Jasmine Villegas."

"Ngapain kamu pakai acara ketemuan sama dia?" tanya Ryan nggak suka.

"Kalian kenapa sih? Come on, dia wanita baik-baik." jawab Christian nggak terima.

"Baik?" Chaz mengernyitkan dahi. "Nenek lampir gitu kamu bilang baik? Ih, amit-amit deh!"

"Terserah kalian deh!" Christian pergi meninggalkan Chaz dan Ryan.


--- Shawty's birthday ---

Shawty membuka matanya perlahan, dan...

"Happy birthday Shawty!"

Caitlin, Shay, Jasmine, Chaz, Ryan, dan Christian sudah berdiri di depan ranjang Shawty.

"Oh my Bieber, thanks guys!" seru Shawty terkejut.

"You welcome Babe." Caitlin langsung memeluk Shawty dengan erat. "Wish you all the best."

Shawty mengangguk senang dan melepaskan pelukan Caitlin.

"Wait, where is he?" tanya Shawty panik.

"Dia siapa?" Jasmine bertanya.

"Justin," jawab Shawty singkat.

Semuanya terdiam dan saling berpandangan.

"Ehm, Justin dari tadi pagi udah nggak ada di kamarnya," jelas Ryan.

"Dia kemana, Kak?"

Ryan menggeleng lemas nggak tau.

"Nanti juga dia balik kok, tenang aja," Shay mencoba mencairkan suasana.

"Iya juga ya haha," jawab Shawty seadanya sambil tertawa lepas.

Caitlin mengeluarkan sebuah kotak kado dan memberikannya kepada Shawty.
"Open it now!" kata Caitlin.

Dengan perlahan, Shawty segera membuka hadiah dari Caitlin.
"Waw, it's awesome. What the elegant gown it's!! Thanks my best friend!"

Semuanya ngasih Shawty kado dan semuanya amazing! :D

Semua menjabat tangan Shawty satu persatu. Setelah itu semua kembali ke kamar masing-masing untuk siap-siap sekolah.

"Cait?"

"Iya, kenapa?" Caitlin menoleh ke arah Shawty.

"Ehm, hari ini aku harus pulang ke Indonesia," ucap Shawty ragu-ragu.

Caitlin tersentak kaget. "Apa? Pulang ke Indonesia?"

Shawty mengangguk lemas.

"Jangan jangan jangan!! Nggak boleh!" Caitlin mendekap Shawty erat. "Don't go, Shawty. Hari ini kan hari ulang tahun kamu."

"Aku harus pulang Cait." Shawty melepas dekapan Cait dan mencubit pipinya pelan.
"Orang tua aku khawatir banget sama aku. Mereka nyuruh aku pulang, lagian aku harus istirahat. Tanganku sakit banget," jelas Shawty panjang.

Caitlin menggeleng sedih. "Berapa lama kamu di Indonesia?"

Shawty mengangkat pundaknya. "Entahlah, sampai aku bener-bener pulih."
"Makanya itu, aku pengen banget ketemu Justin sebelum aku pergi," Shawty manyun.

Caitlin memeluk Shawty sambil nangis sesenggukan.
"Aku bakalan kangen banget sama kamu."

"Aku juga, Cait."

"Kapan kamu berangkat ke airport?"

"Aku pergi ke airport 1 jam lagi, kira-kira 15 menit sebelum pesawatnya take off," jelas Shawty.

Caitlin memeluk Shawty lebih erat lagi dan menangisi sahabatnya itu. :')

***

Chaz membuka kamar Justin dengan perlahan.
"Justin, kamu ada di situ?"

Nggak ada jawaban sama sekali.

"Aku masuk ya?"

Chaz langsung melangkah masuk tanpa pikir panjang.
Justin nggak ada di kamarnya dan dia belum balik dari tadi pagi.

"Kemana sih tuh anak, pacarnya ulang tahun tapi pagi-pagi udah ngilang ckckck."

Chaz menutup lagi pintu kamar Justin.

"Ehem."

Chaz membalikkan badannya dengan kaget.
"Justin!" sembari memukul lengan Justin dengan pelan.

"Chaz, kamu ngapain di kamar aku?" tanya Justin penasaran.

"Aku cari kamu tau!" Chaz memanyunkan bibirnya.

Justin cuma garuk-garuk kepala sambil nyengir.

"Kamu darimana sih? Tadi pagi kita semua udah nyariin kamu. Hari ini kan.."

"Shawty's birthday," sela Justin.

Chaz mengangguk mantab. Justin menarik tangan Chaz dengan cepat.

"Kita mau kemana?" tanya Chaz di perjalanan.

Justin menampar pipinya sendiri. "Ke tempat Shawty lah!"

"Oh, aku kira mau kemana."

Justin hanya geleng-geleng kepala. Aduh Chaz, bikin bingung aja haha. :D


"Shawty.. It's me, Justin!" teriak Justin sembari mengetuk pintu kamar Shawty.
"Shawty.."

Nggak ada jawaban sama sekali dari dalam.

Tiba-tiba Jazzy berlari dengan cepat ke arah Justin dan Chaz yang ada di depan kamar Shawty.

"Hey my cupcake, what's up?"

"Shaw.. Shawty.." kata Jazzy gelagapan.

"Shawty? Dia kenapa?" tanya Chaz ikut penasaran.

"Wuzz.. Wuzz.. Wuzz wuzz wuzz!!" teriak Jazzy sedikit emosi sembari memukuli Justin.

Justin membulatkan mulutnya kaget lalu mencubit pipi Jazzy pelan.

"Thanks, Jazzy.."

Justin langsung berlari meninggalkan Jazzy dan Chaz yang mematung kebingungan.
Justin tau maksud Jazzy, ia langsung memakai jaket, topi, dan kacamata, lalu menutupi mukanya.

"Taksi!"

Sebuah taksi berhenti di depan Justin. Dia langsung masuk ke dalam taksi dan menyuruh taksi itu untuk bergegas.

"Airport!!" perintah Justin menyamarkan suaranya.

Pengendara taksi tersebut mengangguk dan dengan cepat menuju airport sesuai perintah Justin.

Taksi berhenti di depan airport. Justin segera membayar taksi dan berlari masuk.

"Kalau belum terlambat, pesawat yang menuju Indonesia masih 5 menit lagi take off," ujar Justin panik.

Justin masuk ke dalam dan mencari Shawty dengan panik. Ia menanyai setiap orang yang lewat di depannya.
Waktu Justin bertanya pada seorang penumpang, sebenarnya Shawty diantar Caitlin lewat di belakang Justin, tapi Justin nggak sadar akan hal itu. :(

"Sorry sir, have you ever seen this girl?" tanya Justin pada seseorang sambil menunjukkan foto Shawty.

"Sorry, but I haven't seen her around here," jawab orang yang ditanya Justin.

"Okay, thanks Sir!"

---

"Shawty, hati-hati ya? Kabari aku kalau kamu udah sampai di sana!" pinta Caitlin.

"Tenang aja Cait, aku nggak akan lupa kabarin kamu kok. Jangan sedih gitu dong!" Shawty manyun.

Caitlin mengusap matanya yang sembab.
"Janji ya? Jangan lama-lama!"

Shawty mengangguk sembari tersenyum kecil.
Ia melangkah meninggalkan Caitlin dan menuju pesawat.

**pesawat take off**

Justin lari-lari menuju tempat pemberangkatan pesawat dan melihat Caitlin ada di situ.

"Caitlin!" teriak Justin dari kejauhan.

Caitlin menoleh dan melihat Justin berlari-lari mendatanginya.

"Justin!" teriak Caitlin kaget.

"Shawty mana? Shawty mana?!!" tanya Justin panik.

Caitlin terdiam.

"Shawty mana, Cait? Jawab!" paksa Justin.

Dengan ragu-ragu Caitlin menjawab, "Kamu terlambat, Shawty udah berangkat ke Indonesia."

"Apa? Terlambat? Nggak! Nggak mungkin!" sambil mundur-mundur nggak percaya.
Justin menabrak seseorang waktu mundur-mundur dan topinya terlepas.

"Justin Bieber!" teriak orang itu sadar kalau yang nabrak dia adalah Justin Bieber.

Justin langsung mengambil kembali topinya yang jatuh dan menarik Caitlin untuk segera pergi.

"Hey guys! Justin Bieber here with Caitlin Beadles!" teriak orang tadi.

Justin tidak menghiraukannya dan segera naik ke dalam taksi.
Para fans-fans Justin berlari-lari mengikuti taksi Justin yang terjebak kemacetan di depan airport.

"Cepet pak! GPL!" perintah Caitlin kepada pengemudi taksi.

"GPL, Mbak? GPL itu apa ya?" tanya pak pengemudi kikuk.

Caitlin memukul dahinya keras. "Gak Pake Lama, Pak!"

Si pengemudi langsung tancap gas dan menghindari kemacetan.
Fans-fans Justin sudah berlari-lari di belakang taksi sambil menggedor-gedor kaca samping taksi.

"Itu kok pada ngikutin?" tanya pak pengemudi lugu melihat taksi-nya diikutin banyak orang.

"Mereka orang gila, biarin aja," jawab Justin asal.

"Hush, Justin. Mereka itu fans-fansmu, kamu nggak boleh kayak gitu!" Caitlin marah-marah.

"Biarin!" bantah Justin.

"Kebiasaan deh kalau lagi ngambek."

Pak pengemudi dengan kaget langsung menoleh ke arah Justin.
"Eh, anda... Justin Bieber!" teriak pak pengemudi kegirangan sambil mencari-cari sesuatu.

Justin dan Caitlin langsung kaget.

"Tanda tangan, cepat please tanda tangani ini. Anak saya nge-fans banget sama anda, Justin!" rengek pak pengemudi.

"Waduh Justin, kita salah naik taksi!" Caitlin panik.

Justin langsung menyambar kertas dan bolpoin yang dipegang pak pengemudi dan menanda tanganinya.

"Ini Pak, cepat! Segera pergi ke Drew Atlanta Mall!" perintah Justin.

Caitlin menoleh ke arah Justin. "What? Drew Atlanta Mall? Kita ngapain ke sana?"

"Ya kita turun di sana! Aku nggak mau orang ini tau dimana kita harus turun!" jawab Justin berbisik.

Banyak fans dan reporter yang mengejar taksi yang dinaiki Justin dan Caitlin.
Seorang fans mengetuk-ketuk kaca di sebelah Caitlin. Caitlin langsung terkejut dan reflek memeluk Justin.

Tiba-tiba seorang PAPARAZZI bersiap memotret Justin dan Caitlin yang sedang berpelukan. Caitlin buru-buru melepas pelukannya dan memalingkan muka.

"Nggakpapa Cait, jangan takut! Kita akan segera aman kok," ucap Justin berusaha menenangkan.

Caitlin mengangguk lemas dan meminta pak pengemudi untuk menghindari orang-orang yang mengikuti mereka dan melalui jalan pintas.
Taksi mereka langsung tidak terlihat oleh orang-orang yang mengejar mereka tadi. :D selamat!

Taksi langsung berhenti mendadak di sebuah gang kecil.

"Thanks Sir, and remember! Don't tell anyone okay!" perintah Justin.

Si pengemudi hanya mengangguk dan tanpa pikir panjang langsung meninggalkan Justin dan Caitlin.

"Selamat.. Selamat.." Justin mengelus-elus dadanya.

Justin menoleh ke arah Caitlin yang ketakutan di sampingnya.

"Cait?"

"Yes?"

"Sorry.."

"What?"

"S-O-R-R-Y"

"Sorry?"

"Yup.."

"Cause?"

"Cait!"

Caitlin mengernyitkan dahinya.
"Justin, aku beneran nggak ngerti kamu ngomong apa."

"Aku minta maaf, kita jadi harus sembunyi-sembunyi kayak gini gara-gara aku."

Caitlin mengangguk sembari tersenyum kecil.
"Nggakpapa kok, kita kan sahabat, jadi harus tolong-menolong," ucap Caitlin bijak.

"Iya juga ya? Hehe."

Handphone Justin berdering. Mom Pattie, Justin langsung mengangkat telefon dari Mom Pattie.

"Yes Mom.."

"Justin, where are you?" tanya Mom Pattie panik.

"I.. I'm okay Mom. Sekarang aku lagi sama Caitlin," jawab Justin.

"Kalian berdua dimana? Mom cari di asrama, kamu nggak ada."

"Aku sama Caitlin tadi barusan nganterin Shawty dan kita dikejar-kejar Paparazzi. Sekarang kita ada di gang kecil di sebelah Drew Atlanta Mall," jelas Justin panjang lebar.

"Okay, tunggu di sana. Mom akan menjempumu. Jangan kemana-mana!" perintah Mom langsung menutup telfonnya.

Justin memasukkan kembali handphone-nya ke dalam saku.

"Eh, gimana?" tanya Caitlin sesaat kemudian.

Justin menoleh ke arah Caitlin dan menghela napas panjang sambil mengacungkan jempol.

Caitlin manggut-manggut mengerti.

***

"Cepat masuk ke mobil!" perintah Mom Pattie dari dalam mobil.

Justin dan Caitlin segera masuk ke dalam mobil, takut ada yang melihat mereka.

"Akhirnya aku bisa bernapas kembali!" Justin kegirangan.

Justin, Caitlin, dan Mom Pattie langsung menuju ke Beliebers VI Hostel untuk mengantar Caitlin pulang.


--di perjalanan Mom Pattie mengantarkan Justin ke asramanya--

"Darimana saja kamu, Justin?" tanya Mom Pattie lembut.

"Ehm, from airport, Mom," jawab Justin lemas.

Mom Pattie mengernyitkan dahinya. "Airport? What did you do there?"

"Menyusul Shawty, dia pergi Mom. Dia pergi meninggalkanku," ujar Justin sedih sambil menendangi kerikil-kerikil yang ada di depannya.

"Dimana Shawty sekarang?" tanya Mom Pattie lagi penasaran.

Justin tidak menjawab pertanyaan Mom Pattie.
Mom Pattie mengangguk mengerti maksud Justin dan memeluk anak semata wayangnya itu. :')

"Cepat masuk ke kamarmu dan tidur. Besok kita akan segera pergi ke Startford," ucap Mom Pattie sebelum pergi meninggalkan Justin.

Justin segera masuk ke asramanya dan tidur di kamarnya.
"Besok akan jadi hari yang sulit."


Jam 8 pagi handphone Justin berdering keras. Mom Pattie menelfon, Justin langsung mengangkatkan sambil ngantuk-ngantuk.

"Hey Justin," sapa Mom Pattie dalam telefon.

"Hey Mom.." jawab Justin masih ngantuk.

"Justin, kau belum bangun dari tempat tidur kan? Suaramu masih bau bantal, aku tau itu," tebak Mom Pattie.

Justin segera membenarkan posisi tidurnya.
"Yeah, aku akan segera bangun dari tempat tidur, Mom."

"Jam 10 aku akan sampai di depan asramamu. Bersiaplah, kita akan segera pergi ke Stratford."

"Okay, love u Mom..."

PIIK

Justin segera menutup telefon dan keluar dari kamarnya.

Sepi di sepanjang lorong asrama, semuanya sudah berangkat ke sekolah.
Hari ini Justin udah izin untuk pulang ke Stratford karena ada urusan keluarga.

"Yah, nggak pamitan sama temen-temen deh."

"Siapa bilang?" ucap seseorang tiba-tiba dari belakang Justin.

Justin menoleh ke belakang dan melihat teman-temannya ada di sana.

"Kalian?"

Semuanya mengangguk sembari tersenyum lebar dan memeluk Justin dengan erat.

"Kemarin aku udah kehilangan Shawty, sekarang aku harus kehilangan sahabatku satu lagi," kata Caitlin.

"Nggak selamanya Cait aku pergi. Aku cuma harus nenangin diri aku semenjak.. Kalian tau lah."

"Ehm, aku juga sedih. Walaupun kita nggak deket, tapi aku ngerasa udah jadi bagian dari kalian," ucap Taylor yang ada di sebelah Chaz.

Justin mengerutkan alisnya. "Taylor?"

Chaz senyum cengengesan.

"Chaz, akhirnya kamu ngikutin jejakku juga!" seru Justin sambil memukul lengan Chaz keras.

Semuanya tertawa bersama-sama.

writer : aku ngerasa bukan jadi Shawty yang lagi di Indonesia dan nggak melepas kepergian Justin.
Yah, kalau Justin pergi, siapa dong yang nemenin aku nge-date malam ini?. :P

TIN TIN TIN

Mobil Range Rover Justin sudah menunggu di depan asrama Justin.

Justin langsung bergegas keluar dan dibantu Kenny untuk menurunkan barang-barangnya.

Chaz, Christian, Ryan, Shay, Caitlin, Jasmine, dan Taylor mengikuti Justin keluar dari asramanya.

"Jaga diri kalian semua ya?" ucap Justin sesaat sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Semuanya melambaikan tangan melepas kepergian Justin dan Jazzy.
Ternyata banyak juga yang udah nunggu di depan asrama Justin. Mereka semua Beliebers yang sekaligus temen sekolah Justin.

"Bye Justin..." :'(

***

(kita kembali ke Shawty yang udah sampai di Indonesia.)

"Mama!" teriak Shawty begitu melihat Mamanya di bandara.

"Shawty!"

Shawty memeluk Mamanya dengan erat. (Kita panggil Mama Shawty aja ya?)

"Cepat masuk ke mobil!" perintah Mama Shawty begitu melihat banyak orang di sana.

Shawty dengan segera mengikuti perintah Mama Shawty untuk masuk ke dalam mobil.

"Kenapa sih Ma?" Shawty penasaran.

"Mama tau berita buruk tentang kamu dan Justin, Shawty. Untuk saat ini nggak aman buat kamu untuk keluar di depan publik."

Shawty mengangguk mengerti.

Karena kamu (Shawty) akan tinggal di Indonesia dalam jangka waktu yang cukup lama, kamu ganti nomor telefon.
Kamu langsung menghubungi teman-teman kamu, terutama Caitlin yang minta dihubungi begitu sampai di Indonesia.
Tapi kenyataannya semuanya susah untuk dihubungi -.-

Akhirnya Shawty memilih untuk online di Facebook dan lihat Caitlin serta Justin yang lagi online.

"Aduh, aku chat siapa dulu ya?"

Shawty memilih untuk mengabari Caitlin duluan. (Justin, sabar ya?)

Shawty : Hey Cait!
Caitlin : Shawty! How r u, babe?
Shawty : Fine, aku udah sampe di Indonesia :)
Caitlin : Syukurlah.. Oh ya, Justin online kan? Kamu udah kabari dia?
Shawty : Belum
Caitlin : Kok belum?
Shawty : Nggakpapa, nanti aja
Caitlin : Shawty, Justin itu nggak di asrama
Shawty : Dia dimana?

Belum Caitlin menjawab pertanyaan terakhir Shawty, Caitlin offline.
Notebook Caitlin mati.

"Jiah, Caitlin pakai offline segala, gimana nih."

Terpaksa Shawty tanya Justin langsung.
Justin tiba-tiba nge-chat duluan.

Justin : Oh, hey babe ;)
Shawty : Hey
Justin : Whats up?
Shawty : Nm, u?
Justin : Nm too.. Ehm..
Shawty : wut? (what)
Justin : I MISS U MY SWEETHEART!
Shawty : Miss u too Justin :)
Justin : Kenapa km harus pergi? :(
Shawty : Sorry, orang tua aku maksa aku. Mereka kangen sama aku, begitu juga aku.
Justin : Oh, okay
Shawty : Kamu sendiri, sekarang ada dimana?
Justin : Aku pulang ke Stratford
Shawty : :( Bad
Justin : Don't be sad, Shawty
Shawty : Oh yeah ;) So..
Justin : What?
Shawty : I gtg (got to go), sorry.. brb (be right back) bye..
Justin : Okay :D

Shawty menghela napas panjang. "Aku nggak kuat, rasanya mau nangis ;("

Shawty is offline..

***

"So it's up to you.. And it's up to me.."
Justin nyanyiin lagu DOWN TO EARTH di balkon rumahnya.

"Bintangnya cantik banget, mirip sama Shawty," ucap Justin sambil senyum-senyum sendiri.
"Aku berharap banget malem ini nggak sendirian, tapi Shawty nggak ada di sampingku.

Jazzy tiba-tiba naik ke balkon.

"Jazzy? Sini!"

Jazzy langsung berlari mendatangi Justin.

(Jazzy dalam cerita ini agak ngebingungin, sebenarnya dia itu umur berapa di cerita ini? hehe kok bisa ngomong jelas ya pertama kali itu dan sekarang enggak??
Jadi, Jazzy itu masih kecil kayak yang aslinya sekarang, jadi bisa lah ngomong jelas, tapi kadang masih nggak jelas. Waktu itu dia bisa ada di kamar Shawty karena Caitlin yang ngengendong Jazzy.
Jazzy kok ada juga ikut sama Mom Pattie di asrama Justin? Dia lagi ikut sama Mom Pattie aja karena Justin mintanya gitu.)

"Boobooboo.. Wuu.." ucap Jazzy dengan nada sedih. "Shawty boo, dia pergi.."

Justin memeluk Jazzy dengan erat.
"Kamu juga kangen kan sama Shawty?"

"Yes yes yes, I miss Shawty!" seru Jazzy sambil menunjuk bintang-bintang di langit.

"Indah banget bintangnya, kayak kamu dan Shawty."

Jazzy manggut-manggut sambil ngomong nggak jelas. "Justin loves Shawty?" tanya Jazzy tiba-tiba.

Justin terkejut mendengar Jazzy bisa ngomong 'Justin loves Shawty' dengan jelas.
Justin langsung mengangguk sembari tersenyum lebar.

"U smile.. I smile.."

Jazzy menggeliat-liat di pelukan Justin tandanya ngantuk.
"Boo boo.." sembari menguap berulang-ulang.

Justin mengelus-elus rambut Jazzy sambil menyanyikan lagu U Smile sebagai pengantar tidur Jazzy.

***

Sudah seminggu Shawty tinggal di Indonesia dan nggak ada kabar dari Justin.
Twitter dan Facebook Justin sama sekali nggak update dari seminggu yang lalu.
Kamu mulai panik karena takut ada apa-apa sama Justin.

Setelah seminggu juga nggak kontak, kamu coba untuk nelfon Justin.

"Plis Justin, angkat!"

telefon dari Shawty terjawab.

"Justin, it's me Shawty."

"Shawty? Shawty Gomez?"

Shawty tercengang karena yang ngangkat cewek dan Shawty tau itu bukan suara Mom Pattie.

"Ehm, ye.. yes.." jawab Shawty ragu-ragu.

"Shawty, it's me..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Love In Bieber #6

Justin juga terkena kasus karena dia berlaku kasar dengan para fans.

"Aku kasar karena mereka kasar sama pacarku!" bantah Justin sewaktu diwawancarai.

"Apakah benar Shawty Gomez itu pacar kamu?" tanya interviewer.

Justin mengangguk. "Iya, dia pacar baruku. Dia juga Beliebers pada awalnya," jelas Justin.

"Beliebers? Lalu bagaimana dengan fans-mu yang tidak setuju dengan hubungan kalian?" tanya interviewer lagi.

"Terserah mereka setuju apa enggak, tapi aku tetep ngehargain dan cinta fans-fansku. Aku cuma nggak suka mereka kasar sama Shawty."

Justin langsung pergi meninggalkan para interviewer dan masuk ke dalam mobil.
Shawty dan Mom Pattie sudah menunggu Justin di dalam mobil.

"Selamat tinggal fans-ku yang membuatku gila!"

***

Semenjak kejadian dan kasus-kasus yang menimpa Justin, Justin jadi harus nolak dan ngebatalin konser, meet and greet talk show, dan showcase di sana-sini.
Semua itu bikin dia jadi stres karena harus bayar banyak untuk mengganti kerugian dari pembatalan konser.

"Tomorrow is Shawty's birthday!" ujar Justin.

"Terus kenapa?" tanya Ryan. "Kamu bingung mau kasih dia apa?"

Justin menggeleng lemas. "Bukan itu..."

"So, what?" Chaz ikut penasaran.

"Nggakpapa, never mind!" Justin beranjak dari kursi dan mengunci diri di kamarnya.

"Kenapa dia?" tanya Chris yang baru datang.

"Darimana aja kamu? Ngapain? Sama siapa? Kok lama?" Ryan langsung membanjiri Chris dengan banyak pertanyaan.

"Dari kamar Jasmine. Ketemuan sama Jasmine. Ya sama Jasmine. Lama ya karena aku ngobrol sama Jasmine," jawab Chris santai.

"Villegas?" Chaz menimpali.

Christian mengangguk. "Iya, Jasmine Villegas."

"Ngapain kamu pakai acara ketemuan sama dia?" tanya Ryan nggak suka.

"Kalian kenapa sih? Come on, dia wanita baik-baik." jawab Christian nggak terima.

"Baik?" Chaz mengernyitkan dahi. "Nenek lampir gitu kamu bilang baik? Ih, amit-amit deh!"

"Terserah kalian deh!" Christian pergi meninggalkan Chaz dan Ryan.


--- Shawty's birthday ---

Shawty membuka matanya perlahan, dan...

"Happy birthday Shawty!"

Caitlin, Shay, Jasmine, Chaz, Ryan, dan Christian sudah berdiri di depan ranjang Shawty.

"Oh my Bieber, thanks guys!" seru Shawty terkejut.

"You welcome Babe." Caitlin langsung memeluk Shawty dengan erat. "Wish you all the best."

Shawty mengangguk senang dan melepaskan pelukan Caitlin.

"Wait, where is he?" tanya Shawty panik.

"Dia siapa?" Jasmine bertanya.

"Justin," jawab Shawty singkat.

Semuanya terdiam dan saling berpandangan.

"Ehm, Justin dari tadi pagi udah nggak ada di kamarnya," jelas Ryan.

"Dia kemana, Kak?"

Ryan menggeleng lemas nggak tau.

"Nanti juga dia balik kok, tenang aja," Shay mencoba mencairkan suasana.

"Iya juga ya haha," jawab Shawty seadanya sambil tertawa lepas.

Caitlin mengeluarkan sebuah kotak kado dan memberikannya kepada Shawty.
"Open it now!" kata Caitlin.

Dengan perlahan, Shawty segera membuka hadiah dari Caitlin.
"Waw, it's awesome. What the elegant gown it's!! Thanks my best friend!"

Semuanya ngasih Shawty kado dan semuanya amazing! :D

Semua menjabat tangan Shawty satu persatu. Setelah itu semua kembali ke kamar masing-masing untuk siap-siap sekolah.

"Cait?"

"Iya, kenapa?" Caitlin menoleh ke arah Shawty.

"Ehm, hari ini aku harus pulang ke Indonesia," ucap Shawty ragu-ragu.

Caitlin tersentak kaget. "Apa? Pulang ke Indonesia?"

Shawty mengangguk lemas.

"Jangan jangan jangan!! Nggak boleh!" Caitlin mendekap Shawty erat. "Don't go, Shawty. Hari ini kan hari ulang tahun kamu."

"Aku harus pulang Cait." Shawty melepas dekapan Cait dan mencubit pipinya pelan.
"Orang tua aku khawatir banget sama aku. Mereka nyuruh aku pulang, lagian aku harus istirahat. Tanganku sakit banget," jelas Shawty panjang.

Caitlin menggeleng sedih. "Berapa lama kamu di Indonesia?"

Shawty mengangkat pundaknya. "Entahlah, sampai aku bener-bener pulih."
"Makanya itu, aku pengen banget ketemu Justin sebelum aku pergi," Shawty manyun.

Caitlin memeluk Shawty sambil nangis sesenggukan.
"Aku bakalan kangen banget sama kamu."

"Aku juga, Cait."

"Kapan kamu berangkat ke airport?"

"Aku pergi ke airport 1 jam lagi, kira-kira 15 menit sebelum pesawatnya take off," jelas Shawty.

Caitlin memeluk Shawty lebih erat lagi dan menangisi sahabatnya itu. :')

***

Chaz membuka kamar Justin dengan perlahan.
"Justin, kamu ada di situ?"

Nggak ada jawaban sama sekali.

"Aku masuk ya?"

Chaz langsung melangkah masuk tanpa pikir panjang.
Justin nggak ada di kamarnya dan dia belum balik dari tadi pagi.

"Kemana sih tuh anak, pacarnya ulang tahun tapi pagi-pagi udah ngilang ckckck."

Chaz menutup lagi pintu kamar Justin.

"Ehem."

Chaz membalikkan badannya dengan kaget.
"Justin!" sembari memukul lengan Justin dengan pelan.

"Chaz, kamu ngapain di kamar aku?" tanya Justin penasaran.

"Aku cari kamu tau!" Chaz memanyunkan bibirnya.

Justin cuma garuk-garuk kepala sambil nyengir.

"Kamu darimana sih? Tadi pagi kita semua udah nyariin kamu. Hari ini kan.."

"Shawty's birthday," sela Justin.

Chaz mengangguk mantab. Justin menarik tangan Chaz dengan cepat.

"Kita mau kemana?" tanya Chaz di perjalanan.

Justin menampar pipinya sendiri. "Ke tempat Shawty lah!"

"Oh, aku kira mau kemana."

Justin hanya geleng-geleng kepala. Aduh Chaz, bikin bingung aja haha. :D


"Shawty.. It's me, Justin!" teriak Justin sembari mengetuk pintu kamar Shawty.
"Shawty.."

Nggak ada jawaban sama sekali dari dalam.

Tiba-tiba Jazzy berlari dengan cepat ke arah Justin dan Chaz yang ada di depan kamar Shawty.

"Hey my cupcake, what's up?"

"Shaw.. Shawty.." kata Jazzy gelagapan.

"Shawty? Dia kenapa?" tanya Chaz ikut penasaran.

"Wuzz.. Wuzz.. Wuzz wuzz wuzz!!" teriak Jazzy sedikit emosi sembari memukuli Justin.

Justin membulatkan mulutnya kaget lalu mencubit pipi Jazzy pelan.

"Thanks, Jazzy.."

Justin langsung berlari meninggalkan Jazzy dan Chaz yang mematung kebingungan.
Justin tau maksud Jazzy, ia langsung memakai jaket, topi, dan kacamata, lalu menutupi mukanya.

"Taksi!"

Sebuah taksi berhenti di depan Justin. Dia langsung masuk ke dalam taksi dan menyuruh taksi itu untuk bergegas.

"Airport!!" perintah Justin menyamarkan suaranya.

Pengendara taksi tersebut mengangguk dan dengan cepat menuju airport sesuai perintah Justin.

Taksi berhenti di depan airport. Justin segera membayar taksi dan berlari masuk.

"Kalau belum terlambat, pesawat yang menuju Indonesia masih 5 menit lagi take off," ujar Justin panik.

Justin masuk ke dalam dan mencari Shawty dengan panik. Ia menanyai setiap orang yang lewat di depannya.
Waktu Justin bertanya pada seorang penumpang, sebenarnya Shawty diantar Caitlin lewat di belakang Justin, tapi Justin nggak sadar akan hal itu. :(

"Sorry sir, have you ever seen this girl?" tanya Justin pada seseorang sambil menunjukkan foto Shawty.

"Sorry, but I haven't seen her around here," jawab orang yang ditanya Justin.

"Okay, thanks Sir!"

---

"Shawty, hati-hati ya? Kabari aku kalau kamu udah sampai di sana!" pinta Caitlin.

"Tenang aja Cait, aku nggak akan lupa kabarin kamu kok. Jangan sedih gitu dong!" Shawty manyun.

Caitlin mengusap matanya yang sembab.
"Janji ya? Jangan lama-lama!"

Shawty mengangguk sembari tersenyum kecil.
Ia melangkah meninggalkan Caitlin dan menuju pesawat.

**pesawat take off**

Justin lari-lari menuju tempat pemberangkatan pesawat dan melihat Caitlin ada di situ.

"Caitlin!" teriak Justin dari kejauhan.

Caitlin menoleh dan melihat Justin berlari-lari mendatanginya.

"Justin!" teriak Caitlin kaget.

"Shawty mana? Shawty mana?!!" tanya Justin panik.

Caitlin terdiam.

"Shawty mana, Cait? Jawab!" paksa Justin.

Dengan ragu-ragu Caitlin menjawab, "Kamu terlambat, Shawty udah berangkat ke Indonesia."

"Apa? Terlambat? Nggak! Nggak mungkin!" sambil mundur-mundur nggak percaya.
Justin menabrak seseorang waktu mundur-mundur dan topinya terlepas.

"Justin Bieber!" teriak orang itu sadar kalau yang nabrak dia adalah Justin Bieber.

Justin langsung mengambil kembali topinya yang jatuh dan menarik Caitlin untuk segera pergi.

"Hey guys! Justin Bieber here with Caitlin Beadles!" teriak orang tadi.

Justin tidak menghiraukannya dan segera naik ke dalam taksi.
Para fans-fans Justin berlari-lari mengikuti taksi Justin yang terjebak kemacetan di depan airport.

"Cepet pak! GPL!" perintah Caitlin kepada pengemudi taksi.

"GPL, Mbak? GPL itu apa ya?" tanya pak pengemudi kikuk.

Caitlin memukul dahinya keras. "Gak Pake Lama, Pak!"

Si pengemudi langsung tancap gas dan menghindari kemacetan.
Fans-fans Justin sudah berlari-lari di belakang taksi sambil menggedor-gedor kaca samping taksi.

"Itu kok pada ngikutin?" tanya pak pengemudi lugu melihat taksi-nya diikutin banyak orang.

"Mereka orang gila, biarin aja," jawab Justin asal.

"Hush, Justin. Mereka itu fans-fansmu, kamu nggak boleh kayak gitu!" Caitlin marah-marah.

"Biarin!" bantah Justin.

"Kebiasaan deh kalau lagi ngambek."

Pak pengemudi dengan kaget langsung menoleh ke arah Justin.
"Eh, anda... Justin Bieber!" teriak pak pengemudi kegirangan sambil mencari-cari sesuatu.

Justin dan Caitlin langsung kaget.

"Tanda tangan, cepat please tanda tangani ini. Anak saya nge-fans banget sama anda, Justin!" rengek pak pengemudi.

"Waduh Justin, kita salah naik taksi!" Caitlin panik.

Justin langsung menyambar kertas dan bolpoin yang dipegang pak pengemudi dan menanda tanganinya.

"Ini Pak, cepat! Segera pergi ke Drew Atlanta Mall!" perintah Justin.

Caitlin menoleh ke arah Justin. "What? Drew Atlanta Mall? Kita ngapain ke sana?"

"Ya kita turun di sana! Aku nggak mau orang ini tau dimana kita harus turun!" jawab Justin berbisik.

Banyak fans dan reporter yang mengejar taksi yang dinaiki Justin dan Caitlin.
Seorang fans mengetuk-ketuk kaca di sebelah Caitlin. Caitlin langsung terkejut dan reflek memeluk Justin.

Tiba-tiba seorang PAPARAZZI bersiap memotret Justin dan Caitlin yang sedang berpelukan. Caitlin buru-buru melepas pelukannya dan memalingkan muka.

"Nggakpapa Cait, jangan takut! Kita akan segera aman kok," ucap Justin berusaha menenangkan.

Caitlin mengangguk lemas dan meminta pak pengemudi untuk menghindari orang-orang yang mengikuti mereka dan melalui jalan pintas.
Taksi mereka langsung tidak terlihat oleh orang-orang yang mengejar mereka tadi. :D selamat!

Taksi langsung berhenti mendadak di sebuah gang kecil.

"Thanks Sir, and remember! Don't tell anyone okay!" perintah Justin.

Si pengemudi hanya mengangguk dan tanpa pikir panjang langsung meninggalkan Justin dan Caitlin.

"Selamat.. Selamat.." Justin mengelus-elus dadanya.

Justin menoleh ke arah Caitlin yang ketakutan di sampingnya.

"Cait?"

"Yes?"

"Sorry.."

"What?"

"S-O-R-R-Y"

"Sorry?"

"Yup.."

"Cause?"

"Cait!"

Caitlin mengernyitkan dahinya.
"Justin, aku beneran nggak ngerti kamu ngomong apa."

"Aku minta maaf, kita jadi harus sembunyi-sembunyi kayak gini gara-gara aku."

Caitlin mengangguk sembari tersenyum kecil.
"Nggakpapa kok, kita kan sahabat, jadi harus tolong-menolong," ucap Caitlin bijak.

"Iya juga ya? Hehe."

Handphone Justin berdering. Mom Pattie, Justin langsung mengangkat telefon dari Mom Pattie.

"Yes Mom.."

"Justin, where are you?" tanya Mom Pattie panik.

"I.. I'm okay Mom. Sekarang aku lagi sama Caitlin," jawab Justin.

"Kalian berdua dimana? Mom cari di asrama, kamu nggak ada."

"Aku sama Caitlin tadi barusan nganterin Shawty dan kita dikejar-kejar Paparazzi. Sekarang kita ada di gang kecil di sebelah Drew Atlanta Mall," jelas Justin panjang lebar.

"Okay, tunggu di sana. Mom akan menjempumu. Jangan kemana-mana!" perintah Mom langsung menutup telfonnya.

Justin memasukkan kembali handphone-nya ke dalam saku.

"Eh, gimana?" tanya Caitlin sesaat kemudian.

Justin menoleh ke arah Caitlin dan menghela napas panjang sambil mengacungkan jempol.

Caitlin manggut-manggut mengerti.

***

"Cepat masuk ke mobil!" perintah Mom Pattie dari dalam mobil.

Justin dan Caitlin segera masuk ke dalam mobil, takut ada yang melihat mereka.

"Akhirnya aku bisa bernapas kembali!" Justin kegirangan.

Justin, Caitlin, dan Mom Pattie langsung menuju ke Beliebers VI Hostel untuk mengantar Caitlin pulang.


--di perjalanan Mom Pattie mengantarkan Justin ke asramanya--

"Darimana saja kamu, Justin?" tanya Mom Pattie lembut.

"Ehm, from airport, Mom," jawab Justin lemas.

Mom Pattie mengernyitkan dahinya. "Airport? What did you do there?"

"Menyusul Shawty, dia pergi Mom. Dia pergi meninggalkanku," ujar Justin sedih sambil menendangi kerikil-kerikil yang ada di depannya.

"Dimana Shawty sekarang?" tanya Mom Pattie lagi penasaran.

Justin tidak menjawab pertanyaan Mom Pattie.
Mom Pattie mengangguk mengerti maksud Justin dan memeluk anak semata wayangnya itu. :')

"Cepat masuk ke kamarmu dan tidur. Besok kita akan segera pergi ke Startford," ucap Mom Pattie sebelum pergi meninggalkan Justin.

Justin segera masuk ke asramanya dan tidur di kamarnya.
"Besok akan jadi hari yang sulit."


Jam 8 pagi handphone Justin berdering keras. Mom Pattie menelfon, Justin langsung mengangkatkan sambil ngantuk-ngantuk.

"Hey Justin," sapa Mom Pattie dalam telefon.

"Hey Mom.." jawab Justin masih ngantuk.

"Justin, kau belum bangun dari tempat tidur kan? Suaramu masih bau bantal, aku tau itu," tebak Mom Pattie.

Justin segera membenarkan posisi tidurnya.
"Yeah, aku akan segera bangun dari tempat tidur, Mom."

"Jam 10 aku akan sampai di depan asramamu. Bersiaplah, kita akan segera pergi ke Stratford."

"Okay, love u Mom..."

PIIK

Justin segera menutup telefon dan keluar dari kamarnya.

Sepi di sepanjang lorong asrama, semuanya sudah berangkat ke sekolah.
Hari ini Justin udah izin untuk pulang ke Stratford karena ada urusan keluarga.

"Yah, nggak pamitan sama temen-temen deh."

"Siapa bilang?" ucap seseorang tiba-tiba dari belakang Justin.

Justin menoleh ke belakang dan melihat teman-temannya ada di sana.

"Kalian?"

Semuanya mengangguk sembari tersenyum lebar dan memeluk Justin dengan erat.

"Kemarin aku udah kehilangan Shawty, sekarang aku harus kehilangan sahabatku satu lagi," kata Caitlin.

"Nggak selamanya Cait aku pergi. Aku cuma harus nenangin diri aku semenjak.. Kalian tau lah."

"Ehm, aku juga sedih. Walaupun kita nggak deket, tapi aku ngerasa udah jadi bagian dari kalian," ucap Taylor yang ada di sebelah Chaz.

Justin mengerutkan alisnya. "Taylor?"

Chaz senyum cengengesan.

"Chaz, akhirnya kamu ngikutin jejakku juga!" seru Justin sambil memukul lengan Chaz keras.

Semuanya tertawa bersama-sama.

writer : aku ngerasa bukan jadi Shawty yang lagi di Indonesia dan nggak melepas kepergian Justin.
Yah, kalau Justin pergi, siapa dong yang nemenin aku nge-date malam ini?. :P

TIN TIN TIN

Mobil Range Rover Justin sudah menunggu di depan asrama Justin.

Justin langsung bergegas keluar dan dibantu Kenny untuk menurunkan barang-barangnya.

Chaz, Christian, Ryan, Shay, Caitlin, Jasmine, dan Taylor mengikuti Justin keluar dari asramanya.

"Jaga diri kalian semua ya?" ucap Justin sesaat sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Semuanya melambaikan tangan melepas kepergian Justin dan Jazzy.
Ternyata banyak juga yang udah nunggu di depan asrama Justin. Mereka semua Beliebers yang sekaligus temen sekolah Justin.

"Bye Justin..." :'(

***

(kita kembali ke Shawty yang udah sampai di Indonesia.)

"Mama!" teriak Shawty begitu melihat Mamanya di bandara.

"Shawty!"

Shawty memeluk Mamanya dengan erat. (Kita panggil Mama Shawty aja ya?)

"Cepat masuk ke mobil!" perintah Mama Shawty begitu melihat banyak orang di sana.

Shawty dengan segera mengikuti perintah Mama Shawty untuk masuk ke dalam mobil.

"Kenapa sih Ma?" Shawty penasaran.

"Mama tau berita buruk tentang kamu dan Justin, Shawty. Untuk saat ini nggak aman buat kamu untuk keluar di depan publik."

Shawty mengangguk mengerti.

Karena kamu (Shawty) akan tinggal di Indonesia dalam jangka waktu yang cukup lama, kamu ganti nomor telefon.
Kamu langsung menghubungi teman-teman kamu, terutama Caitlin yang minta dihubungi begitu sampai di Indonesia.
Tapi kenyataannya semuanya susah untuk dihubungi -.-

Akhirnya Shawty memilih untuk online di Facebook dan lihat Caitlin serta Justin yang lagi online.

"Aduh, aku chat siapa dulu ya?"

Shawty memilih untuk mengabari Caitlin duluan. (Justin, sabar ya?)

Shawty : Hey Cait!
Caitlin : Shawty! How r u, babe?
Shawty : Fine, aku udah sampe di Indonesia :)
Caitlin : Syukurlah.. Oh ya, Justin online kan? Kamu udah kabari dia?
Shawty : Belum
Caitlin : Kok belum?
Shawty : Nggakpapa, nanti aja
Caitlin : Shawty, Justin itu nggak di asrama
Shawty : Dia dimana?

Belum Caitlin menjawab pertanyaan terakhir Shawty, Caitlin offline.
Notebook Caitlin mati.

"Jiah, Caitlin pakai offline segala, gimana nih."

Terpaksa Shawty tanya Justin langsung.
Justin tiba-tiba nge-chat duluan.

Justin : Oh, hey babe ;)
Shawty : Hey
Justin : Whats up?
Shawty : Nm, u?
Justin : Nm too.. Ehm..
Shawty : wut? (what)
Justin : I MISS U MY SWEETHEART!
Shawty : Miss u too Justin :)
Justin : Kenapa km harus pergi? :(
Shawty : Sorry, orang tua aku maksa aku. Mereka kangen sama aku, begitu juga aku.
Justin : Oh, okay
Shawty : Kamu sendiri, sekarang ada dimana?
Justin : Aku pulang ke Stratford
Shawty : :( Bad
Justin : Don't be sad, Shawty
Shawty : Oh yeah ;) So..
Justin : What?
Shawty : I gtg (got to go), sorry.. brb (be right back) bye..
Justin : Okay :D

Shawty menghela napas panjang. "Aku nggak kuat, rasanya mau nangis ;("

Shawty is offline..

***

"So it's up to you.. And it's up to me.."
Justin nyanyiin lagu DOWN TO EARTH di balkon rumahnya.

"Bintangnya cantik banget, mirip sama Shawty," ucap Justin sambil senyum-senyum sendiri.
"Aku berharap banget malem ini nggak sendirian, tapi Shawty nggak ada di sampingku.

Jazzy tiba-tiba naik ke balkon.

"Jazzy? Sini!"

Jazzy langsung berlari mendatangi Justin.

(Jazzy dalam cerita ini agak ngebingungin, sebenarnya dia itu umur berapa di cerita ini? hehe kok bisa ngomong jelas ya pertama kali itu dan sekarang enggak??
Jadi, Jazzy itu masih kecil kayak yang aslinya sekarang, jadi bisa lah ngomong jelas, tapi kadang masih nggak jelas. Waktu itu dia bisa ada di kamar Shawty karena Caitlin yang ngengendong Jazzy.
Jazzy kok ada juga ikut sama Mom Pattie di asrama Justin? Dia lagi ikut sama Mom Pattie aja karena Justin mintanya gitu.)

"Boobooboo.. Wuu.." ucap Jazzy dengan nada sedih. "Shawty boo, dia pergi.."

Justin memeluk Jazzy dengan erat.
"Kamu juga kangen kan sama Shawty?"

"Yes yes yes, I miss Shawty!" seru Jazzy sambil menunjuk bintang-bintang di langit.

"Indah banget bintangnya, kayak kamu dan Shawty."

Jazzy manggut-manggut sambil ngomong nggak jelas. "Justin loves Shawty?" tanya Jazzy tiba-tiba.

Justin terkejut mendengar Jazzy bisa ngomong 'Justin loves Shawty' dengan jelas.
Justin langsung mengangguk sembari tersenyum lebar.

"U smile.. I smile.."

Jazzy menggeliat-liat di pelukan Justin tandanya ngantuk.
"Boo boo.." sembari menguap berulang-ulang.

Justin mengelus-elus rambut Jazzy sambil menyanyikan lagu U Smile sebagai pengantar tidur Jazzy.

***

Sudah seminggu Shawty tinggal di Indonesia dan nggak ada kabar dari Justin.
Twitter dan Facebook Justin sama sekali nggak update dari seminggu yang lalu.
Kamu mulai panik karena takut ada apa-apa sama Justin.

Setelah seminggu juga nggak kontak, kamu coba untuk nelfon Justin.

"Plis Justin, angkat!"

telefon dari Shawty terjawab.

"Justin, it's me Shawty."

"Shawty? Shawty Gomez?"

Shawty tercengang karena yang ngangkat cewek dan Shawty tau itu bukan suara Mom Pattie.

"Ehm, ye.. yes.." jawab Shawty ragu-ragu.

"Shawty, it's me..."