Selasa, 21 Desember 2010

Love In Bieber #8

"Shawty.."

"Justin.."

Justin beranjak dari tempat duduknya dan lari ke arah Shawty yang bengong.

"Kamu beneran Shawty kan?" tanya Justin nggak percaya.

"Bukan," jawab Shawty dongkol. "Aku bukan Shawty."

Justin melongo dan ngelihat Shawty detail dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Justin langsung memeluk Shawty dengan yakin.

"Aku kan bukan Shawty, kok kamu peluk aku?" tanya Shawty sambil nahan ketawa dan nangis.

"Nggak! Aku yakin kamu Shawty-ku, i know it girl," Justin semakin ngencengin pelukannya.

Shawty menaruh tangannya di kepala Justin dan MAU mengelus rambutnya Justin.

"Can I touch your hair?" tanya Shawty ragu-ragu.

"Yes, if you would say you love me," canda Justin.

Shawty mengelus rambut Justin dengan perlahan dan berbisik di telinga Justin.
"I love you forever.."

Justin melepas pelukannya dan ngambil kesempatan untuk cium bibir Shawty.

Shawty cepat-cepat menghalangi bibir dengan jarinya.
"Sssttt... Kamu nggak lihat apa? Di sini banyak orang Justin," ingat Shawty.

Justin menepuk dahinya sendiri dan menarik Shawty duduk di salah satu bangku taman yang ada di balik semak-semak.

"Di sini nggak akan ada orang yang lihat kita," ucap Justin.

"Iya deh," jawab Shawty akhirnya.

Justin dan Shawty saling melepas rindu dan ngobrol bareng lama banget. Kalian juga cerita tentang masalah mereka soal Beliebers yang nggak setuju.
Justin bilang bahwa dia akan mulai konser lagi, Beliebers juga udah mulai nerima Shawty sebagai pacar Justin setelah mereka tau Shawty memang orang yang baik.

Justin mengecup tangan Shawty dengan lembut.
"I love you my one less lonely girl," kata Justin sedikiiiit gombal hehe.

"Ah masa'?" tanya Shawty malu-malu kucing. Pipinya merah merona.

Justin mengangguk mantap.

"Sampai aku tua kamu tetep cinta aku?"

"Iya sayang.. I still love you, Shawty."

Justin menunduk dan nggak duduk di kursi. Justin menggenggam tanganmu dengan erat sambil berlagak mau ngelamar. :P

"Would you marry me, Shawty?" tanya Justin serius.

Shawty melotot dan menatap Justin lebar-lebar.
"Haha jangan bercanda deh!" Shawty ketawa cekikikan.

"Shawty, tatap aku lagi. Aku serius!"

Shawty terdiam sejenak.
Busyet nih anak, dia sadar umur nggak sih. Sekolah belum kelar udah mau diajak kawin. Pikir Shawty dalam hati.

Shawty menatap Justin lekat dan mengangguk perlahan.
"Yes," jawab Shawty singkat tapi meyakinkan.

"Tapi beberapa tahun lagi ya?" ujar Justin akhirnya.

Shawty melepaskan genggaman Justin. "Ih, nakal!" sambil mukul-mukul Justin.

"Aduh, ampun ampun, aku kan cuma bercanda!" rengek Justin kesakitan.

"Sukurin! Biar aja mampus! Salahnya udah ngerjain aku, udah gitu serius banget lagi. Ih, nyebelin!" teriak Shawty sambil ngakak nggak jelas.

Justin memegangi kedua lengan Shawty.
"Tapi kamu mau kan suatu saat nanti menikah sama aku?" tanya Justin kali ini serius.

Shawty mengangguk malu-malu.

"Yes!!" teriak Justin kegirangan. "Jadi, istriku, mau kah kau pulang ke hotel bersamaku?"

"Hush, aku kan bukan istrimu."

"Oh iya, ulangi. Jadi, my wife, mau kah kau.."

"Itu sama aja!" protes Shawty. "Yang bener, jadi, my beloved wife, favorite girl, one less lonely girl, mau kah kau pulang ke hotel bersamaku? Gitu!"

Justin malah bengong ngelihat Shawty ngomong.

"Jadi pulang nggak?"

Justin cuma menyunggingkan senyum manisnya. "Okay Shawty.. Lets go!"

Shawty masih duduk dibangkunya sementara Justin udah tiga langkah jalan.

"Lho, ayo!"

"Gendong!" rengek Shawty manja.

Justin berbalik arah dan berjalan ke arah Shawty. "Ayo, aku gendong." sambil jongkok siap-siap mau gendong Shawty.

Shawty langsung lari dan ninggalin Justin yang lagi jongkok mau nggendong.
"Nggak jadi ah!" teriak Shawty sambil cekikikan.

"Shawty!" teriak Justin. "Dasar kau ini! Tunggu!" Justin langsung mengejar Shawty yang sudah cukup jauh di depannya.

***

Justin membaringkan dirinya di ranjang hotel yang empuk dan hampir saja tertidur ketika Selena mengetuk pintu kamarnya.

"Siapa?" tanya Justin.

"Aku, Selena," jawab Selena dari luar.

"Maaf Sel, aku mau tidur. Nanti aja ya?" ucap Justin bohong.

"Okay, maaf ganggu."

Selena pergi dari kamar Justin dan langsung masuk ke kamarnya.

"Udah udah, kamu boleh keluar dari lemari. Selena udah nggak ada."

Shawty keluar dari lemari sambil batuk-batuk.
"Uhuk uhuk, Justin, lemari kamu berantakan banget! Banyak debunya di situ! Uhuk uhuk," kata Shawty sambil batuk-batuk.

"Aku nggak punya waktu untuk nata itu, Shawty.."
Justin menggerakkan jarinya menyuruh Shawty untuk duduk di sebelah Justin yang lagi tidur-tiduran.

Shawty ikut duduk di sebelah Justin dan bersandar.

"Elus-elus rambutku lagi," ujar Justin yang tiduran di paha Shawty. :P

Shawty mengelus-elus rambut Justin dengan hati-hati. Takut Justin marah kalau rambutnya kenapa-napa.
Justin menengadah dan menatap mata Shawty. "U have beautiful eyes, nice lips, awesome hair.."

"Thanks, apa itu yang buat kamu suka sama aku?" tanya Shawty tiba-tiba.

Justin duduk sambil memegang dagu Shawty. "Bukan.. Bukan itu, Shawty. Tapi, itu salah satunya hehe."

"Trus apa?"

Justin diam dan nggak menjawab pertanyaan Shawty langsung tapi Justin malah nyosor Shawty haha.
Justin memeluk Shawty dengan erat dan berguling ke arah kanan dan menggelitiki Shawty sampai Shawty teriak-teriak geli.

"Ssstt, nanti Selena denger lho?"

"Oh iya ding, ya kamu sih! Pake nggelitikin aku segala!"

Justin berguling dan tubuhnya menindih Shawty. Shawty ada di bawah badan Justin.
Justin mulai nakal dan mencolek pipi Shawty.

"Apaan sih aahhhh!" ujar Shawty manja.

Justin mengelus rambut Shawty.
Shawty kini yang ada di atas Justin.
Justin menarik Shawty untuk lebih dekat dan memeluknya dengan erat.

Shawty mulai sadar dan ngerasa nggak boleh terlalu deket sama Justin.
Ia melepaskan pelukan Justin yang erat dan beranjak dari ranjang.

"Ke.. kenapa?" tanya Justin penasaran.

Shawty duduk kembali di ranjang. "Emh emh, aku nggak mau kita gitu.."

"Gitu apaan sih?" Justin pura-pura nggak ngerti.

"Ya gitu! Kamu tau kan maksudku, kita tadi terlalu deket."

Justin menarik Shawty lagi dalam dekapannya dan mengecup pipinya.
Shawty memejamkan matanya saking nggak kuat, takut tergoda sama Justin.

Justin mengernyitkan alisnya ngelihat Shawty yang kayaknya ketakutan.
"Hahahahahaha.... LOL!" Justin ngakak nggak jelas.

Shawty membuka matanya dan kebingungan ngelihat Justin yang ketawa-ketawa nggak jelas.

"Ke.. kenapa sih? Apa yang lucu?" tanya Shawty penasaran.

Justin masih cekikikan sambil nunjuk-nunjuk Shawty.

"A.. aku? Kok aku? Aku kenapa?" Shawty jadi panik. Takut-takut ada sisa makanan yang nyempil di gigi, atau lebih parah lagi bau ketiak gara-gara lupa pake deodorant? :P

"Ekspresimu lucu!" ujar Justin yang langsung ngelanjutin ngakak ria. -,-

"Nggak lucu tau!" Shawty manyun. "Ih, sebel!"

Justin kembali ke ranjang dan menggenggam tangan Shawty dengan lembut.
"Kamu lucu deh, Sayang," rayu Justin kepada Shawty yang mutung.

"Apaan sih? Lucu-lucu apanya?" kata Shawty jutek.

"Nanti nggak cantik lagi lho kalo nggak senyum, sini aku cium lagi biar senyum."
Justin ngedeketin bibirnya ke bibir Shawty.

"Iiihh, udaaaahh.." Shawty mendorong bibir Justin.

"Shawty, jangan marah dong. Masa' gitu aja marah sih?" Justin mulai panik Shawty marah.

":P"

"Lho, kok malah gitu sih ah!"

Shawty beranjak dari ranjang dan berlari ke arah pintu kamar Justin dan bersiap membukanya.

Justin langsung berlari dan memeluk Shawty dari belakang. Sementara itu, pintunya Justin kunci dan kuncinya dia masukin saku.

Shawty membalikkan badannya dan melihat Justin ada di depannya.

"Apa lagi sih?" Shawty masih agak jutek.

Justin mengelus rambut Shawty dengan lembut dan mencium rambutnya.

"Bau!" ujar Justin.

Shawty langsung gelagapan dan mencium rambutnya.

"Bohong!" teriak Justin.

"Ih, tuh kan kamu nakal lagi!" Shawty mukul-mukul Justin lagi.

Justin mundur-mundur dan ngubah arah.

"Please, malam ini, temenin aku di sini!" pinta Justin. "Please."

"Ki.. kita tidur bareng gitu?"

"Nggak lah!" jawab Justin.

Shawty menarik napas lega. "Trus, brarti nanti aku balik ke kamar?"

Justin menggeleng. "Nanti aku tidur di sofa, kamu di kasur," jelas Justin.

"Nggakpapa nih? Nanti kamu kedinginan dan sofa itu nggak luas Justin."

"Nggakpapa kok, yang penting kamu nyaman."

Shawty akhirnya mengangguk. Mereka berdua cerita-cerita lagi soal mereka ketemu pertama kali. :D nostalgia.

-- 10.00 pm --

"Udah malem nih, tidur yuk?" ajak Justin.

"Hoam.. Iya, aku udah ngantuk juga," Shawty garuk-garuk kepala.

Justin mengambil bantal, guling, dan selimut untuk tidur di sofa.
Shawty menata sofa dan memberikan selimut kepada Justin.

"Nice dream, Shawty.."

Shawty mengangguk dan Justin mengecup keningnya.

"Good night," ucap Shawty sesaat sebelum terlelap dalam tidurnya.

Malam-malam jam 2, Justin bangun karena dia benar-benar nggak bisa tidur.
Sofanya terlalu kecil dan nggak empuk kayak ranjang.

Justin lihat Shawty yang tertidur dengan pulas.
Dia nggak bisa nahan untuk nggak tidur di ranjang. Akhirnya dia pelan-pelan naik ke atas ranjang dan tidur di ranjang.

-- 06.00 --

Shawty mengolet dan meraba-raba sekelilingnya.
"Heh?" Shawty perlahan-lahan membuka mata dan..

"Aaaaaahhhhhhhhhh!!!!!!"

Justin yang masih tidur langsung bangun dan ikut teriak kaget.

"Ah ah Justin, kamu ngapain? Kok kamu di ranjang? Kok aku pelukan sama kamu gini? Hayo ngapain?" Shawty panik dan menarik selimut.

"A.. Aku juga nggak tau kalau kita bakal pelukan gini. Tadi malam aku cuma nggak bisa tidur di sofa aja," jelas Justin.
"Kita nggak ngapa-ngapain kok!"

Shawty terdiam sejenak dan duduk kembali di ranjang.

"Aku kaget tau," ucap Shawty sambil menoleh ke arah Justin dan tersenyum tipis.

"Oh ya?"

"Enggak... hehe"

***

"Hey Shawty," sapa Justin di kamar Shawty.

Shawty menoleh ke arah Justin dengan kaget. "Kamu kok cepet banget siap-siapnya? Koper kamu mana?" tanya Shawty.

Justin menggeleng dan mengambil baju Shawty dari tangan Shawty. Justin melempar baju Shawty.

"Eh, itu udah aku lipat!" teriak Shawty kaget.

"Kita nggak jadi check-out hari ini, aku pengen kita lebih lama ada di sini."

"Apa?"

"Iya, kamu kan mau ke Canada nyusul aku, sementara aku sekarang udah di sini. Jadi, kita mending liburan dulu aja di sini."

"Ta.. tapi? Selena sama Cody gimana?" tanya Shawty bingung.

Justin berpikir sejenak. "Ya mereka biarin aja, nanti kita bilang kalau kita masih ada urusan gitu."

Shawty mengangguk. "Iya deh." Pipi Shawty merah lagi, Justin emang paling bisa bikin Shawty enggak nolak.

"Kamu mau kemana?" tanya Justin waktu Shawty beranjak dari tempat duduknya.

Shawty menatap Justin dengan wajah dongkol. "Aku mau mandi dulu lah, kamu mau jalan sama cewek bau gini?"

Justin mengangguk.

"Jorok ah!" seru Shawty sambil menjulurkan lidahnya dan masuk ke dalam kamar mandi.

--- 15 menit ---

Shawty keluar dari kamar mandi.

Justin juga masih harus sabar nunggu Shawty yang masih harus bersolek di depan meja rias selama bermenit-menit.

Kira-kira gini nih setiap kali Justin mengeluh

Justin : Shawty, udah belum dandannya?
Shawty : Sabar Justin, ini nih bedak aku belum rata, aduh alisnya tebel banget, bibirku kering nih!

Justin : Shawty, aku ngantuk nih nungguin kamu.
Shawty : Aduh Justin, jangan ngantuk nih ada jerawat! Oh tidaaaakk! Gimana nih ada jerawat nih! Oh My Bieber, jerawat hush hush!

Justin : Nih lipstik kamu, aku pilihin yang warnanya cocok.
Shawty : Apa? Kamu pilihin aku lipstik warna hitam? Justin, aku ini udah pakai baju serba ungu, kesukaan kamu. Kamu kok pilih hitam sih? Kamu mau aku kayak nenek lampir ha?
Justin : Oh, aku kira ini ungu (nada datar + muka polos tapi tetep cute)

Justin : Ini keren lho anting-antingnya, imut deh!
Shawty : Justin! Aku tau kamu suka warna ungu dan biru, tapi bukan berarti anting-antingnya ungu dan biru gini. Apalagi ini gede-kecil ih, masa' aku pake beda sebelah. Enggak enggak!

"Udah selesai!" ujar Shawty sambil noleh ke arah Justin.

Shawty ngelihat Justin yang malah tidur di atas sofa sambil nutupin mukanya pakai bantal Shawty.

Shawty geleng-geleng ngelihat Justin dan mendekat ke sofa.
"Aku rasanya pingin nangis, kamu ternyata setia banget."
Shawty ngelepas segala aksesorisnya yang berlebihan. "Maaf ya, kamu jadi ketiduran gini." sambil mengecup kening Justin.

Shawty keluar dari kamarnya dan meninggalkan Justin yang tertidur pulas.

"Shawty!" teriak Cody dari kejauhan.

"Cody!" Shawty balas berteriak.

Cody berlari mendekati Shawty. "Ehm, udah siap? Koper aku udah aku taruh di bawah semua."

"Ma.. maaf Cod, aku nggak jadi ke Canada," ucap Shawty ragu-ragu.

Cody mengernyitkan dahinya kaget. "Nggak jadi? Kenapa?"

"Ya pokoknya aku nggak jadi, aku ada urusan mendadak. Jadi sebentar lagi aku harus balik ke Indonesia," jelas Shawty sedikit bohong.

"Oh, nggakpapa kok. Aku mau pamit aja sama kamu."

Shawty mengangguk. "I.. iya, semoga selamat sampai perjalanan ya?"

Cody menunduk dan menggenggam tangan Shawty. Shawty melepas tangannya ketika Cody hampir mengecup tangan Shawty.

"So.. sorry."

"Shawty!"

Shawty menoleh ke arah suara dan melihat Selena ada di sana.

"Selena.." Shawty memeluk erat saudara kembarnya.

"Ehm, lihat Justin nggak?" tanya Selena sesaat setelah melepas pelukan Shawty.

Shawty geleng-geleng nggak tau.
"Kenapa sih emangnya?"

"Aku mau pamit ke Indonesia, aku tau dia nggak akan ikut ke Indonesia. Ya karena dia udah ketemu kamu," jelas Sel.

"Tunggu.. tunggu.. Justin di sini?" tanya Cody yang tiba-tiba nimbrung.

Shawty mengangguk.
"Tapi, dia tadinya mau ke Indonesia?"

"Iya, dia mau nyusul kamu tuh. Katanya udah kangen banget," jawab Selena dengan nada datar.

Shawty tersenyum malu-malu kucing.

"Cody," kata Selena.

Cody menoleh ke arah Selena.
"Iya, Sel?"

Selena menarik kopernya dan mendekati Cody. "Bareng ya ke bandaranya?" tawar Selena.

"Okay," jawab Cody singkat tapi meyakinkan.

"Hati-hati ya, nanti kalau aku ketemu Justin, aku sampaiin kok salam pamit kamu," ucap Shawty sambil melambaikan tangannya.
"Dadaa!"

Cody yang udah jalan beberapa langkah tiba-tiba berbalik dan berjalan ke arah Shawty.

Shawty mendorong tubuh Cody.
Cody tersentak kaget karena tiba-tiba Shawty ngedorong dia. "Kenapa Shawty? Kamu mau kan?" rayu Cody.

Selena pura-pura nggak lihat dan diam-diam ngambil handphone-nya dari saku celananya.

Shawty menunduk dan mengelus dada Cody pelan. "Aku udah ada Justin," ucapnya lirih.

Cody mengangkat dagu Shawty dan mengecup pipinya.

Selena cepat-cepat ngambil foto Cody dan Shawty. JEPRET

"Cody! Udah ah!"

Cody melepaskan Shawty perlahan dan menggenggam tangannya.
"Maaf aku buat kamu kaget lagi, tapi jangan berubah pikiran untuk jadi model video clip aku ya?"

Cody berjalan menjauh dan keluar dari hotel bersama Selena.

Shawty yang kaget langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamar pelan lalu berjalan ke arah Justin yang masih tertidur di sofa.

"Maafin aku ya Justin?" Shawty mengecup tangan Justin lembut dan memeluk Justin yang masih tidur.

Justin kaget lihat Shawty yang meluk dia tiba-tiba dan bangun.

"Ehm, Shawty?" ucap Justin masih ngantuk sambil ngolet.

Shawty memeluk Justin lebih erat dan menitikkan sedikit air mata.

"Lho, kamu kok nangis?" tanya Justin kaget.

Shawty geleng-geleng. "Maafin aku ya? Aku cinta banget sama kamu."

Justin tambah nggak ngerti. "Maaf? Maaf kenapa?"

"Ya yang penting aku minta maaf. Aku cuma cinta sama kamu aja."

Justin geleng-geleng nggak ngerti tapi akhirnya meluk Shawty dan ngelupain yang tadi.
"Oh iya, Cody sama Selena?"

"Mereka udah pergi."

Shawty mikirin Justin yang bakal bilang Yah, kok mereka nggak pamit sih?

Tapi Justin malah bilang, "Yes! Brarti cuma ada aku dan kamu. Nggak ada lagi yang ganggu."

Shawty cuma senyum-senyum malu. Justin mengacak rambut Shawty nakal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Love In Bieber #8

"Shawty.."

"Justin.."

Justin beranjak dari tempat duduknya dan lari ke arah Shawty yang bengong.

"Kamu beneran Shawty kan?" tanya Justin nggak percaya.

"Bukan," jawab Shawty dongkol. "Aku bukan Shawty."

Justin melongo dan ngelihat Shawty detail dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Justin langsung memeluk Shawty dengan yakin.

"Aku kan bukan Shawty, kok kamu peluk aku?" tanya Shawty sambil nahan ketawa dan nangis.

"Nggak! Aku yakin kamu Shawty-ku, i know it girl," Justin semakin ngencengin pelukannya.

Shawty menaruh tangannya di kepala Justin dan MAU mengelus rambutnya Justin.

"Can I touch your hair?" tanya Shawty ragu-ragu.

"Yes, if you would say you love me," canda Justin.

Shawty mengelus rambut Justin dengan perlahan dan berbisik di telinga Justin.
"I love you forever.."

Justin melepas pelukannya dan ngambil kesempatan untuk cium bibir Shawty.

Shawty cepat-cepat menghalangi bibir dengan jarinya.
"Sssttt... Kamu nggak lihat apa? Di sini banyak orang Justin," ingat Shawty.

Justin menepuk dahinya sendiri dan menarik Shawty duduk di salah satu bangku taman yang ada di balik semak-semak.

"Di sini nggak akan ada orang yang lihat kita," ucap Justin.

"Iya deh," jawab Shawty akhirnya.

Justin dan Shawty saling melepas rindu dan ngobrol bareng lama banget. Kalian juga cerita tentang masalah mereka soal Beliebers yang nggak setuju.
Justin bilang bahwa dia akan mulai konser lagi, Beliebers juga udah mulai nerima Shawty sebagai pacar Justin setelah mereka tau Shawty memang orang yang baik.

Justin mengecup tangan Shawty dengan lembut.
"I love you my one less lonely girl," kata Justin sedikiiiit gombal hehe.

"Ah masa'?" tanya Shawty malu-malu kucing. Pipinya merah merona.

Justin mengangguk mantap.

"Sampai aku tua kamu tetep cinta aku?"

"Iya sayang.. I still love you, Shawty."

Justin menunduk dan nggak duduk di kursi. Justin menggenggam tanganmu dengan erat sambil berlagak mau ngelamar. :P

"Would you marry me, Shawty?" tanya Justin serius.

Shawty melotot dan menatap Justin lebar-lebar.
"Haha jangan bercanda deh!" Shawty ketawa cekikikan.

"Shawty, tatap aku lagi. Aku serius!"

Shawty terdiam sejenak.
Busyet nih anak, dia sadar umur nggak sih. Sekolah belum kelar udah mau diajak kawin. Pikir Shawty dalam hati.

Shawty menatap Justin lekat dan mengangguk perlahan.
"Yes," jawab Shawty singkat tapi meyakinkan.

"Tapi beberapa tahun lagi ya?" ujar Justin akhirnya.

Shawty melepaskan genggaman Justin. "Ih, nakal!" sambil mukul-mukul Justin.

"Aduh, ampun ampun, aku kan cuma bercanda!" rengek Justin kesakitan.

"Sukurin! Biar aja mampus! Salahnya udah ngerjain aku, udah gitu serius banget lagi. Ih, nyebelin!" teriak Shawty sambil ngakak nggak jelas.

Justin memegangi kedua lengan Shawty.
"Tapi kamu mau kan suatu saat nanti menikah sama aku?" tanya Justin kali ini serius.

Shawty mengangguk malu-malu.

"Yes!!" teriak Justin kegirangan. "Jadi, istriku, mau kah kau pulang ke hotel bersamaku?"

"Hush, aku kan bukan istrimu."

"Oh iya, ulangi. Jadi, my wife, mau kah kau.."

"Itu sama aja!" protes Shawty. "Yang bener, jadi, my beloved wife, favorite girl, one less lonely girl, mau kah kau pulang ke hotel bersamaku? Gitu!"

Justin malah bengong ngelihat Shawty ngomong.

"Jadi pulang nggak?"

Justin cuma menyunggingkan senyum manisnya. "Okay Shawty.. Lets go!"

Shawty masih duduk dibangkunya sementara Justin udah tiga langkah jalan.

"Lho, ayo!"

"Gendong!" rengek Shawty manja.

Justin berbalik arah dan berjalan ke arah Shawty. "Ayo, aku gendong." sambil jongkok siap-siap mau gendong Shawty.

Shawty langsung lari dan ninggalin Justin yang lagi jongkok mau nggendong.
"Nggak jadi ah!" teriak Shawty sambil cekikikan.

"Shawty!" teriak Justin. "Dasar kau ini! Tunggu!" Justin langsung mengejar Shawty yang sudah cukup jauh di depannya.

***

Justin membaringkan dirinya di ranjang hotel yang empuk dan hampir saja tertidur ketika Selena mengetuk pintu kamarnya.

"Siapa?" tanya Justin.

"Aku, Selena," jawab Selena dari luar.

"Maaf Sel, aku mau tidur. Nanti aja ya?" ucap Justin bohong.

"Okay, maaf ganggu."

Selena pergi dari kamar Justin dan langsung masuk ke kamarnya.

"Udah udah, kamu boleh keluar dari lemari. Selena udah nggak ada."

Shawty keluar dari lemari sambil batuk-batuk.
"Uhuk uhuk, Justin, lemari kamu berantakan banget! Banyak debunya di situ! Uhuk uhuk," kata Shawty sambil batuk-batuk.

"Aku nggak punya waktu untuk nata itu, Shawty.."
Justin menggerakkan jarinya menyuruh Shawty untuk duduk di sebelah Justin yang lagi tidur-tiduran.

Shawty ikut duduk di sebelah Justin dan bersandar.

"Elus-elus rambutku lagi," ujar Justin yang tiduran di paha Shawty. :P

Shawty mengelus-elus rambut Justin dengan hati-hati. Takut Justin marah kalau rambutnya kenapa-napa.
Justin menengadah dan menatap mata Shawty. "U have beautiful eyes, nice lips, awesome hair.."

"Thanks, apa itu yang buat kamu suka sama aku?" tanya Shawty tiba-tiba.

Justin duduk sambil memegang dagu Shawty. "Bukan.. Bukan itu, Shawty. Tapi, itu salah satunya hehe."

"Trus apa?"

Justin diam dan nggak menjawab pertanyaan Shawty langsung tapi Justin malah nyosor Shawty haha.
Justin memeluk Shawty dengan erat dan berguling ke arah kanan dan menggelitiki Shawty sampai Shawty teriak-teriak geli.

"Ssstt, nanti Selena denger lho?"

"Oh iya ding, ya kamu sih! Pake nggelitikin aku segala!"

Justin berguling dan tubuhnya menindih Shawty. Shawty ada di bawah badan Justin.
Justin mulai nakal dan mencolek pipi Shawty.

"Apaan sih aahhhh!" ujar Shawty manja.

Justin mengelus rambut Shawty.
Shawty kini yang ada di atas Justin.
Justin menarik Shawty untuk lebih dekat dan memeluknya dengan erat.

Shawty mulai sadar dan ngerasa nggak boleh terlalu deket sama Justin.
Ia melepaskan pelukan Justin yang erat dan beranjak dari ranjang.

"Ke.. kenapa?" tanya Justin penasaran.

Shawty duduk kembali di ranjang. "Emh emh, aku nggak mau kita gitu.."

"Gitu apaan sih?" Justin pura-pura nggak ngerti.

"Ya gitu! Kamu tau kan maksudku, kita tadi terlalu deket."

Justin menarik Shawty lagi dalam dekapannya dan mengecup pipinya.
Shawty memejamkan matanya saking nggak kuat, takut tergoda sama Justin.

Justin mengernyitkan alisnya ngelihat Shawty yang kayaknya ketakutan.
"Hahahahahaha.... LOL!" Justin ngakak nggak jelas.

Shawty membuka matanya dan kebingungan ngelihat Justin yang ketawa-ketawa nggak jelas.

"Ke.. kenapa sih? Apa yang lucu?" tanya Shawty penasaran.

Justin masih cekikikan sambil nunjuk-nunjuk Shawty.

"A.. aku? Kok aku? Aku kenapa?" Shawty jadi panik. Takut-takut ada sisa makanan yang nyempil di gigi, atau lebih parah lagi bau ketiak gara-gara lupa pake deodorant? :P

"Ekspresimu lucu!" ujar Justin yang langsung ngelanjutin ngakak ria. -,-

"Nggak lucu tau!" Shawty manyun. "Ih, sebel!"

Justin kembali ke ranjang dan menggenggam tangan Shawty dengan lembut.
"Kamu lucu deh, Sayang," rayu Justin kepada Shawty yang mutung.

"Apaan sih? Lucu-lucu apanya?" kata Shawty jutek.

"Nanti nggak cantik lagi lho kalo nggak senyum, sini aku cium lagi biar senyum."
Justin ngedeketin bibirnya ke bibir Shawty.

"Iiihh, udaaaahh.." Shawty mendorong bibir Justin.

"Shawty, jangan marah dong. Masa' gitu aja marah sih?" Justin mulai panik Shawty marah.

":P"

"Lho, kok malah gitu sih ah!"

Shawty beranjak dari ranjang dan berlari ke arah pintu kamar Justin dan bersiap membukanya.

Justin langsung berlari dan memeluk Shawty dari belakang. Sementara itu, pintunya Justin kunci dan kuncinya dia masukin saku.

Shawty membalikkan badannya dan melihat Justin ada di depannya.

"Apa lagi sih?" Shawty masih agak jutek.

Justin mengelus rambut Shawty dengan lembut dan mencium rambutnya.

"Bau!" ujar Justin.

Shawty langsung gelagapan dan mencium rambutnya.

"Bohong!" teriak Justin.

"Ih, tuh kan kamu nakal lagi!" Shawty mukul-mukul Justin lagi.

Justin mundur-mundur dan ngubah arah.

"Please, malam ini, temenin aku di sini!" pinta Justin. "Please."

"Ki.. kita tidur bareng gitu?"

"Nggak lah!" jawab Justin.

Shawty menarik napas lega. "Trus, brarti nanti aku balik ke kamar?"

Justin menggeleng. "Nanti aku tidur di sofa, kamu di kasur," jelas Justin.

"Nggakpapa nih? Nanti kamu kedinginan dan sofa itu nggak luas Justin."

"Nggakpapa kok, yang penting kamu nyaman."

Shawty akhirnya mengangguk. Mereka berdua cerita-cerita lagi soal mereka ketemu pertama kali. :D nostalgia.

-- 10.00 pm --

"Udah malem nih, tidur yuk?" ajak Justin.

"Hoam.. Iya, aku udah ngantuk juga," Shawty garuk-garuk kepala.

Justin mengambil bantal, guling, dan selimut untuk tidur di sofa.
Shawty menata sofa dan memberikan selimut kepada Justin.

"Nice dream, Shawty.."

Shawty mengangguk dan Justin mengecup keningnya.

"Good night," ucap Shawty sesaat sebelum terlelap dalam tidurnya.

Malam-malam jam 2, Justin bangun karena dia benar-benar nggak bisa tidur.
Sofanya terlalu kecil dan nggak empuk kayak ranjang.

Justin lihat Shawty yang tertidur dengan pulas.
Dia nggak bisa nahan untuk nggak tidur di ranjang. Akhirnya dia pelan-pelan naik ke atas ranjang dan tidur di ranjang.

-- 06.00 --

Shawty mengolet dan meraba-raba sekelilingnya.
"Heh?" Shawty perlahan-lahan membuka mata dan..

"Aaaaaahhhhhhhhhh!!!!!!"

Justin yang masih tidur langsung bangun dan ikut teriak kaget.

"Ah ah Justin, kamu ngapain? Kok kamu di ranjang? Kok aku pelukan sama kamu gini? Hayo ngapain?" Shawty panik dan menarik selimut.

"A.. Aku juga nggak tau kalau kita bakal pelukan gini. Tadi malam aku cuma nggak bisa tidur di sofa aja," jelas Justin.
"Kita nggak ngapa-ngapain kok!"

Shawty terdiam sejenak dan duduk kembali di ranjang.

"Aku kaget tau," ucap Shawty sambil menoleh ke arah Justin dan tersenyum tipis.

"Oh ya?"

"Enggak... hehe"

***

"Hey Shawty," sapa Justin di kamar Shawty.

Shawty menoleh ke arah Justin dengan kaget. "Kamu kok cepet banget siap-siapnya? Koper kamu mana?" tanya Shawty.

Justin menggeleng dan mengambil baju Shawty dari tangan Shawty. Justin melempar baju Shawty.

"Eh, itu udah aku lipat!" teriak Shawty kaget.

"Kita nggak jadi check-out hari ini, aku pengen kita lebih lama ada di sini."

"Apa?"

"Iya, kamu kan mau ke Canada nyusul aku, sementara aku sekarang udah di sini. Jadi, kita mending liburan dulu aja di sini."

"Ta.. tapi? Selena sama Cody gimana?" tanya Shawty bingung.

Justin berpikir sejenak. "Ya mereka biarin aja, nanti kita bilang kalau kita masih ada urusan gitu."

Shawty mengangguk. "Iya deh." Pipi Shawty merah lagi, Justin emang paling bisa bikin Shawty enggak nolak.

"Kamu mau kemana?" tanya Justin waktu Shawty beranjak dari tempat duduknya.

Shawty menatap Justin dengan wajah dongkol. "Aku mau mandi dulu lah, kamu mau jalan sama cewek bau gini?"

Justin mengangguk.

"Jorok ah!" seru Shawty sambil menjulurkan lidahnya dan masuk ke dalam kamar mandi.

--- 15 menit ---

Shawty keluar dari kamar mandi.

Justin juga masih harus sabar nunggu Shawty yang masih harus bersolek di depan meja rias selama bermenit-menit.

Kira-kira gini nih setiap kali Justin mengeluh

Justin : Shawty, udah belum dandannya?
Shawty : Sabar Justin, ini nih bedak aku belum rata, aduh alisnya tebel banget, bibirku kering nih!

Justin : Shawty, aku ngantuk nih nungguin kamu.
Shawty : Aduh Justin, jangan ngantuk nih ada jerawat! Oh tidaaaakk! Gimana nih ada jerawat nih! Oh My Bieber, jerawat hush hush!

Justin : Nih lipstik kamu, aku pilihin yang warnanya cocok.
Shawty : Apa? Kamu pilihin aku lipstik warna hitam? Justin, aku ini udah pakai baju serba ungu, kesukaan kamu. Kamu kok pilih hitam sih? Kamu mau aku kayak nenek lampir ha?
Justin : Oh, aku kira ini ungu (nada datar + muka polos tapi tetep cute)

Justin : Ini keren lho anting-antingnya, imut deh!
Shawty : Justin! Aku tau kamu suka warna ungu dan biru, tapi bukan berarti anting-antingnya ungu dan biru gini. Apalagi ini gede-kecil ih, masa' aku pake beda sebelah. Enggak enggak!

"Udah selesai!" ujar Shawty sambil noleh ke arah Justin.

Shawty ngelihat Justin yang malah tidur di atas sofa sambil nutupin mukanya pakai bantal Shawty.

Shawty geleng-geleng ngelihat Justin dan mendekat ke sofa.
"Aku rasanya pingin nangis, kamu ternyata setia banget."
Shawty ngelepas segala aksesorisnya yang berlebihan. "Maaf ya, kamu jadi ketiduran gini." sambil mengecup kening Justin.

Shawty keluar dari kamarnya dan meninggalkan Justin yang tertidur pulas.

"Shawty!" teriak Cody dari kejauhan.

"Cody!" Shawty balas berteriak.

Cody berlari mendekati Shawty. "Ehm, udah siap? Koper aku udah aku taruh di bawah semua."

"Ma.. maaf Cod, aku nggak jadi ke Canada," ucap Shawty ragu-ragu.

Cody mengernyitkan dahinya kaget. "Nggak jadi? Kenapa?"

"Ya pokoknya aku nggak jadi, aku ada urusan mendadak. Jadi sebentar lagi aku harus balik ke Indonesia," jelas Shawty sedikit bohong.

"Oh, nggakpapa kok. Aku mau pamit aja sama kamu."

Shawty mengangguk. "I.. iya, semoga selamat sampai perjalanan ya?"

Cody menunduk dan menggenggam tangan Shawty. Shawty melepas tangannya ketika Cody hampir mengecup tangan Shawty.

"So.. sorry."

"Shawty!"

Shawty menoleh ke arah suara dan melihat Selena ada di sana.

"Selena.." Shawty memeluk erat saudara kembarnya.

"Ehm, lihat Justin nggak?" tanya Selena sesaat setelah melepas pelukan Shawty.

Shawty geleng-geleng nggak tau.
"Kenapa sih emangnya?"

"Aku mau pamit ke Indonesia, aku tau dia nggak akan ikut ke Indonesia. Ya karena dia udah ketemu kamu," jelas Sel.

"Tunggu.. tunggu.. Justin di sini?" tanya Cody yang tiba-tiba nimbrung.

Shawty mengangguk.
"Tapi, dia tadinya mau ke Indonesia?"

"Iya, dia mau nyusul kamu tuh. Katanya udah kangen banget," jawab Selena dengan nada datar.

Shawty tersenyum malu-malu kucing.

"Cody," kata Selena.

Cody menoleh ke arah Selena.
"Iya, Sel?"

Selena menarik kopernya dan mendekati Cody. "Bareng ya ke bandaranya?" tawar Selena.

"Okay," jawab Cody singkat tapi meyakinkan.

"Hati-hati ya, nanti kalau aku ketemu Justin, aku sampaiin kok salam pamit kamu," ucap Shawty sambil melambaikan tangannya.
"Dadaa!"

Cody yang udah jalan beberapa langkah tiba-tiba berbalik dan berjalan ke arah Shawty.

Shawty mendorong tubuh Cody.
Cody tersentak kaget karena tiba-tiba Shawty ngedorong dia. "Kenapa Shawty? Kamu mau kan?" rayu Cody.

Selena pura-pura nggak lihat dan diam-diam ngambil handphone-nya dari saku celananya.

Shawty menunduk dan mengelus dada Cody pelan. "Aku udah ada Justin," ucapnya lirih.

Cody mengangkat dagu Shawty dan mengecup pipinya.

Selena cepat-cepat ngambil foto Cody dan Shawty. JEPRET

"Cody! Udah ah!"

Cody melepaskan Shawty perlahan dan menggenggam tangannya.
"Maaf aku buat kamu kaget lagi, tapi jangan berubah pikiran untuk jadi model video clip aku ya?"

Cody berjalan menjauh dan keluar dari hotel bersama Selena.

Shawty yang kaget langsung masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamar pelan lalu berjalan ke arah Justin yang masih tertidur di sofa.

"Maafin aku ya Justin?" Shawty mengecup tangan Justin lembut dan memeluk Justin yang masih tidur.

Justin kaget lihat Shawty yang meluk dia tiba-tiba dan bangun.

"Ehm, Shawty?" ucap Justin masih ngantuk sambil ngolet.

Shawty memeluk Justin lebih erat dan menitikkan sedikit air mata.

"Lho, kamu kok nangis?" tanya Justin kaget.

Shawty geleng-geleng. "Maafin aku ya? Aku cinta banget sama kamu."

Justin tambah nggak ngerti. "Maaf? Maaf kenapa?"

"Ya yang penting aku minta maaf. Aku cuma cinta sama kamu aja."

Justin geleng-geleng nggak ngerti tapi akhirnya meluk Shawty dan ngelupain yang tadi.
"Oh iya, Cody sama Selena?"

"Mereka udah pergi."

Shawty mikirin Justin yang bakal bilang Yah, kok mereka nggak pamit sih?

Tapi Justin malah bilang, "Yes! Brarti cuma ada aku dan kamu. Nggak ada lagi yang ganggu."

Shawty cuma senyum-senyum malu. Justin mengacak rambut Shawty nakal.