Senin, 16 Mei 2011

Bieber Chocolove #3

"Ka... kamu? Tumben pagi-pagi udah dateng?" tanya Shawty sambil mengelus dada karena ternyata dia adalah Christian.

"Iya, aku tadi lihat kamu udah mulai siap-siap dari jendela. Jadi, aku langsung cepet deh mandinya."

Rumah Shawty dan rumah Jordan itu bersebelahan. Bahkan, kamar Shawty dan kamar Chris bisa saling melihat. Kamar mereka sama-sama di lantai dua dan ada jendela yang bisa menghubungkan mereka, kayak di video clip Taylor Swift - You Belong With Me.

"Mau kemana?"

"Mau ke kelas Justin, ada keperluan."

Chris mengernyitkan dahinya. "Sejak kapan kamu manggil kak Justin, Justin? Nggak pakai kak? Dan sejak kapan kalian berdua nggak marahan kayak biasanya?" tanya Chris penasaran.

"Semuanya bisa dijawab dengan dua kata," jawab Shawty sambil nyengir. "Tadi malam."

Christian mebulatkan mulutnya. "Trus ada keperluan apa?" tanya Chris masih penasaran.

"Ada aja! Duluan ya?" Shawty berlari meninggalkan Chris yang terpaku melihat Shawty meninggalkannya.

Shawty ngintip dari jendela kelas Justin. Nggak ada satu orangpun di sana, hanya ada tas Justin, tapi Justin nggak ada di situ. Dia akhirnya berani masuk dan duduk di bangku Justin.

"Justin kemana sih?"

"Nyari aku ya?" tebak Justin yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas.

Shawty gelagapan karena tiba-tiba ada Justin di situ. Justin mendekat ke arah Shawty dan mengelurkan scarf milik Shawty.

"I... itu punyaku kak, makasih!" ujar Shawty sambil berusaha mengambil scarfnya.

Justin menarik kembali scarf milik Shawty dan menyembunyikannya.

"Hey, itu punyaku, Justin!"

Justin geleng-geleng. "No no no, ada syaratnya!"

"A... apa? Apa aja deh buat kakak, eh maksudnya Justin, eh maksudnya buat scarf itu!"

"Bener?" tanya Justin kurang percaya.

Shawty mengangguk yakin. "Iya," jawabnya lirih.

Justin mendekatkan wajahnya dan berbisik, "Coklat putih di mejaku setiap hari selama satu minggu. Coklatnya harus kamu yang buat dan buatnya pagi hari."

"Hah? Serius?" Shawty terbelalak kaget. "Nggak nggak nggak, ambil aja scarfku!" ujar Shawty asal.

Justin berjalan ke luar kelas perlahan.

"Tunggu! Jangan ambil scarf-nya, itu pemberian mama aku!" teriak Shawty melas.

Justin menghentikan langkahnya dan berbalik ke arahmu. "Oke, mulai besok buatin aku coklat dan jangan lupa taruh di meja aku setiap pagi," ucap Justin dengan nada mengejek.

"Cih... Aku juga terpaksa!"

Shawty keluar dari kelas Justin. Shawty melihat Chaz, Caitlin, Shay, dan Ryan sedang menuju ke arah Shawty. Dengan wajah datar, Shawty berlalu tanpa menyapa mereka seperti biasanya.

Caitlin, Chaz, Ryan, dan Shay memasuki kelas mereka dan melihat Justin sudah duduk di atas mejanya. Ryan menaruh tasnya dan menghampiri Justin dengan satu tebakan. "Barusan ketemu Shawty ya?" Justin hanya menjawab dengan satu anggukan.

"Ngapain?" tanya Ryan lebih lanjut.

Justin menunjukkan scarf Shawty sambil tersenyum tipis. "Scarf dia ada di aku. Dan dia tadi mau ngambil scarf ini," jelas Justin.

"Tapi kok scarfnya masih di kamu?"

"Ada syaratnya, Ryan. Nggak segampang itu ngambil dari aku! Dia harus kasih coklat setiap pagi di mejaku!"

Ryan menepuk punggung Justin pelan. "Gila ya kamu! Ini cuma masalah scarf, tapi kamu malah manfaatin scarf ini untuk dapetin coklat?" Ryan geleng-geleng dan kembali ke tempat duduknya, di sebelah Justin.

"Kenapa? Kamu suka sama anak ingusan itu ya? Makanya kamu dukung dia?"

Ryan memilih diam dan mengalihkan pembicaraan agar nantinya nggak akan berujung dengan marah.

***

Shawty duduk di bangku kelasnya dengan wajah ditekuk dan dagu ditopang. Chris yang baru saja datang langsung berjalan sambil tersenyum lebar ke arah Shawty dan menaruh tasnya disebelah Shawty.

"Hey," sapa Christian sambil tersenyum.

Shawty menoleh lemas ke arah Christian. "Hey"

Christian memegang dagu Shawty dan mengarahkan wajah Shawty ke wajahnya. "Mukanya jangan ditekuk gitu dong!"

Shawty menghela napas panjang dan menepis tangan Chris yang memegangi dagunya. "Gimana nggak ditekuk kalau pagi-pagi udah dapet kabar nggak enak?"

"Kabar apa sih?"

"Kamu inget kan scarf yang semalem aku pakai?"

Christian ngangguk-ngangguk.

"Scarf itu jatuh waktu aku mau pulang karena buru-buru. Dan nggak taunya, scarf itu ada di kak Justin," jelas Shawty.

Christian mengernyitkan dahinya sambil mengangkat bahu. "Harusnya kamu seneng dong. Kan ada di kak Justin."

Shawty mengangkat dahu. "Gimana mau seneng kalau aku harus ngasih sekotak coklat buatan aku setiap pagi di meja kak Justin? Itu namanya pengeretan! Bisa bangkrut tuh toko aku kalau dia dapet gratisan seminggu!" ujar Shawty marah-marah.

Christian mengelus-elus punggung Shawty sambil tersenyum tipis.

"Udah, jalanin aja. Itu scarf dari mama kamu kan?" tebak Christian.

"Iya," jawab Shawty singkat.

Christian menggenggam tangan Shawty dengan erat. "Kamu suka ya sama kak Justin?"

Shawty mengernyitkan dahinya. "Eng... enggak. Kamu ngapain tanya kayak gitu?"

Christian menghela napas panjang. "Berarti masih ada tempat buat aku?

"Maksudnya?"

"Aku suka kamu Shawty, aku cinta sama kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku?"

DEG

Shawty terdiam.

"Kamu nggak harus jawab sekarang."

Shawty ngangguk-ngangguk. "Makasih ya, Chris?"

Christian mengangguk. Shawty menyandarkan kepalanya di pundak Chris perlahan.

Ternyata dari balik pintu kelas, Jordan merhatiin Shawty dan Chris. Jordan sebenarnya pengen banget ke sana dan mukul Chris karena dia cemburu banget Shawty berduaan sama Chris. Tapi akhirnya Jordan masuk juga ke kelas dengan tampang datar.

"Ehmm..." Jordan berdehem kencang.

Shawty menoleh ke arah Jordan dan mengangkat kepalanya dari pundak Christian. Jordan berjalan ke arah Shawty dan memindah tasnya di bangku depan Shawty.

"Kalian ngapain sih berduaan di kelas? Nanti ada yang lihat, kalian disangka pacaran lho."

"Shawty itu lagi sedih, dia butuh temen buat cerita. Kamu kok mikirnya kayak gitu sih? Lagian, kalau ada yang ngira aku sama Shawty pacaran, bagus kan?" balas Christian santai.

Jordan melirik Shawty yang hanya terdiam. "Oh, jadi kalian pacaran? Atau... kamu masih suka ya sama Shawty?" tebak Jordan.

"Kalian itu ngapain sih?" Shawty yang kebingungan berusaha mencairkan suasana.

Christian mendekap Shawty dengan paksa. "Aku memang masih suka sama Shawty!" bentak Chris.

Jordan menaikkan sebelah matanya. "Bagus deh, aku ada saingannya," jawab Jordan santai.

"Maksudnya? Kamu juga suka Shawty?"

Shawty semakin dibuat bingung karena mereka justru saling membentak. "Ih, udah deh kalian tu ngapain sih? Kayak anak kecil tau nggak!" Shawty melepas pelukan Chris dan beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi meninggalkan Jordan dan Christian.

Christian menarik baju Jordan sambil menatapnya sinis. "Kamu kalau suka sama Shawty bilang aja! Nggak usah kayak gitu! Aku nggak suka caramu!"

Jordan menyeringai dan menepis tangan Christian dengan kasar. "Terserah! Mulai hari ini, kita saingan!" Jordan beranjak dan pergi keluar kelas menyusul Shawty.

"Shawty, tunggu!"

Shawty mempercepat jalannya, tapi Jordan berlari dan menahan tangan Shawty. "Kamu marah sama aku?" tanya Jordan ragu-ragu.

Tanpa menoleh, Shawty menjawab dengan ketus, "Aku nggak marah kok!"

"Bohong!"

"Aku nggak marah tau!" Shawty membentak Jordan. Jordan melepaskan tangan Shawty dan membiarkannya pergi menjauh. Baru beberapa langkah Shawty berjalan, bel berbunyi. Ia membalikkan badannya dan melihat Jordan masih berdiri di tempatnya tadi. Shawty tersenyum tipis dan menarik Jordan untuk kembali ke kelas.

***

-- first day --

BANGUN JAM 4 PAGI SEMINGGU, BUAT COKLAT UNTUK JUSTIN ........

Shawty mendengus kesal memerhatikan tulisan yang ada di depannya dan menambahkan satu kata pada akhir kalimat.

"Jadi lebih semangat."

BANGUN JAM 4 PAGI SEMINGGU, BUAT COKLAT UNTUK JUSTIN CAKEP

Shawty ketawa cekikikan dan mengeluarkan selembar foto lalu menempelkannya di dekat tulisan.

"Kak Justin sebenarnya cakep, tapi kakak jahat sih! Aku juga nggak tau gimana perasaan aku ke Chris. Aku bingung!" Shawty masang tampang melas lalu tersenyum kecil dan mencium pipi Justin yang ada dalam foto. "I LOVE YOU KAK," ucap Shawty sebelum tertidur lelap.

BANGUN BANGUN BANGUN OOOOHH

[BABY BABY BABY OOOHH] *gokil nih bunyi alarm-nya :P

Shawty mematikan alarm sambil mengucek mata lalu berjalan gontai keluar kamar. "Kak Taylor belum bangun." Shawty buru-buru pergi menuju dapur dan mengambil beberapa bahan untuk membuat coklat putih pesanan Justin.

"Nyusahin aja sih tuh kakak!" ujar Shawty marah-marah sambil mencampurkan adonan.

Shawty celingukan melihat bahan-bahan yang ada dan tertawa kecil saat melihat sesuatu, cabe bubuk.

"Mampus tuh kak Justin makan coklat ini!" ujarnya sambil menaburkan cabe bubuk ke adonan coklat kak Justin. "Tapi... kasihan juga kak cakep. Nanti kalau kepedesan gimana?" Shawty mikir-mikir. "Ah, biarin! Salahnya jahat sama aku!" Shawty menambahkan cabe bubuk lebih banyak lagi.

Akhirnya, coklat buatan Shawty selesai. Coklat putih bulat yang dia buat dimasukkan ke dalam kotak kecil. "Selesai!"

Shawty buru-buru mandi dan berangkat ke sekolah. Tanpa menaruh tas dulu di kelas, ia berlari ke kelas Justin dan menaruh kotak coklat di lacinya.

"Kak Justin, dimakan ya coklat pedasnya!" ujar Shawty sambil cekikikan dan menekankan pada kata pedas.

Shawty keluar dari kelas Justin dan nggak sengaja berpapasan dengan Justin.

"Kak, udah aku taruh tuh coklatnya, di laci," ucap Shawty sok manis sambil menahan tawa.

Justin mengangguk dan melangkah masuk ke dalam kelasnya.

"Yess!!"

"Eits!" Justin membalikkan badannya dan memanggil Shawty.

"Kenapa?"

"Kamu... kok manggil aku kakak? Bukan Justin?" tanya Justin.

Shawty cuma nyengir kuda. "Nggakpapa lah, kak. Kamu kan kakak kelasku, nggak enak sama yang lain."

"Ya udah sana, balik ke kelas," ucap Justin datar.

Shawty manyun. "Aku memang mau pergi kok! Nggak usah disuruh!" Shawty menghentakkan kaki dan pergi meninggalkan Justin dengan langkah tegas dan marah-marah.

"Cewek yang lucu," komentar Justin sambil masuk ke dalam kelasnya.

Justin menaruh tas dan melihat sekotak coklat di dalam lacinya. Tanpa basa-basi, kotak coklat itu langsung dibukanya. Dua buah coklat putih bulat yang ada di dalamnya langsung dilahap.

Justin terdiam sejenak sambil mengunyah coklatnya.

"Pedes!!!!!" Justin mengecek tasnya, tapi ternyata dia lupa bawa minum. "Aku nggak bawa minum lagi!" Justin keluar kelas dan berlari ke kelasmu yang nggak jauh dari kelasnya.

Shawty lagi asyik ngobrol sama teman sekelasnya, Jessica. Shawty menoleh melihat Justin yang tiba-tiba masuk sambil cekikikan.

Justin melotot dan berlari kecil ke arah Shawty. Minuman yang ada di meja Shawty langsung disambarnya dan diminum.

"Eh, itu minumanku!"

Shawty menarik botol minumnya dengan kasar. Air minumnya sedikit tumpah ke baju Justin. Justin kaget dan menyemburkan air yang masih ada dalam mulutnya ke baju Shawty.

Shawty melirik perlahan ke bajunya. "Kak Justin!!" teriak Shawty histeris. "Baju aku basah kak! Jorok banget sih!"

"Aku juga basah nih! Kamu nggak lihat?"

Shawty langsung lari keluar dari kelas dan menuju ke kamar mandi. Justin masih terdiam di kelas.

"Yah, kak Justin nggak romantis. Kalau romantis, tuh kejar Shawty!" ujar Jessica.

Justin mengernyitkan dahi.

"Ngapain romantis? Aku nggak mau romantis-romantisan sama itu anak ingusan," jawab Justin santai sambil berjalan ke luar kelas.

Justin celingukan di koridor. Shawty yang baru keluar dari kamar mandi ngelihat Justin yang kayaknya lagi kebingungan dan menepuk pundaknya. Justin menoleh ke belakang dan tersenyum lebar melihat Shawty ada di depannya sekarang. Shawty justru bengong ngelihat Justin senyum-senyum ke arahnya.

"Kak, kakak ngelihatin siapa? Kok senyum gitu?" tanya Shawty sambil ngelihat ke belakang. Tapi di belakang nggak ada orang sama sekali.

Justin menggeleng. "Nggakpapa, bodoh!" Justin berbalik dan terdiam lalu menoleh lagi. "Nanti pulang sekolah, aku tunggu di kelas aku." Shawty mengangguk. "Oh iya, besok lagi cabe bubuknya jangan banyak-banyak."

"Kakak tau itu dikasih cabe bubuk?"

Justin tersenyu tipis. "Aku tau lah, nggak mungkin pedes kalau nggak ditambahin aneh-aneh."

Shawty melihat Justin yang berjalan ke kelasnya sampai bel berbunyi dan segera kembali ke kelas.

***

-- after school --

Justin memainkan scarf Shawty di atas mejanya. "Ini scarf mau aku apaan sekarang? Masa' aku simpen? Nggak banget!" Justin mengambil scarfmu dan menciumnya dengan perlahan lalu tersenyum kecil. "Wangi tuh anak nih, jadi keingetan dia terus!"

"Keingetan siapa kak?" tanya Jordan yang tiba-tiba nongol di jendela sebelah tempat duduk Justin.

Justin kaget lalu menaruh kembali scraf Shawty. "Keingetan.... keingetan..." Justin mikir-mikir mencari alasan yang tepat.

"Itu punya Shawty kan?" tebak Jordan. "Kok tadi kakak cium-cium gitu sih?" tanya Jordan semakin memojokkan. "Kakak keingetan Shawty kan?"

DEG

Justin terdiam cukup lama. "A... aku..."

Bieber Chocolove #2

Justin menyeringai. "Hah, nggak mungkin lah. Mana mungkin aku suka sama anak ingusan kayak dia. Aneh-aneh aja."

Shawty yang kaget sekaligus sedih denger Justin ngomong kayak gitu. Ia buru-buru menarik tangan Christian dan berjalan ke arah Justin. Lalu ia menggenggam tangan Christian.

"Christian, menurut kamu aku gimana?" tanya Shawty yang berniat bikin Justin cemburu.

Christian tersenyum tipis. "Kamu cantiiiiik banget. Dan malam ini kamu kelihatan lebih cantik dibanding bisanya, dengan kata lain.. kamu super cantik."

"Makasih banget ya, Chris," Shawty mengecup pipi kanan Chris dan melepas genggaman tangannya.

Christian senyum malu-malu kucing.

Chris, jangan kegeeran ya? Aku cuma cium kamu nggak brarti apa-apa lho. Jangan sampe deh, dia kira aku suka dia, ucap Shawty dalam hati.

Justin yang ngelihat kelakuan Chris dan Shawty tepat di depannya langsung nyikut lengan Caitlin. "Eh, ada anak kurang kerjaan di sini. Nggak berguna banget, kayaknya cuma mau buat cemburu. Tapi, nggak berhasil tuh. Ngapain aku cemburu," ucap Justin.

Shawty menoleh dan berjalan ke arah Justin.

"Kak! Jangan geer ya? Aku nggak mau buat cemburu kakak tuh!"

"Oh ya? Buktinya mana?" tanya Justin sambil menyeringai. "Nggak ada kan? Kamu aja yang ngiranya aku bakalan cemburu!"

Shawty semakin panas karena nggak nyangka kalau Justin bakalan ngomong kayak gitu. Christian berjalan ke arah Shawty dan menggenggam tangannya kanannya yang dikepalkan. Chris ngelepasin kepalan tangan Shawty dan berbisik, "Udah, nggak usah diladenin."

Caitlin yang ngelihat itu malah cekikikan.

"Kalian tu lucu deh! Plus aneh! Kayak gitu aja direbutin! Malah kayak orang pacaran yang lagi marahan tau nggak?" ujar Caitlin diselingi tawa.

Justin menoleh sambil menyipitkan matanya ke arah Caitlin. "Aku mau pergi aja deh dari sini. Ini orang aneh malah bikin marah terus!"

Justin beranjak dari tempat duduknya. Shawty langsung menahan tangan Justin tanpa dia sadari. Justin menoleh ke arah Shawty. Shawty takut-takut langsung ngelepasin tangan Justin dan membiarkannya pergi.

Shawty menarik Christian untuk berjalan ke arah Theo yang baru balik dari kamar mandi.

"Kalian tadi dari mana?" tanya Theo bingung melihat Shawty dan Christian barusan datang.

Christian menunjuk ke arah Caitlin. "Ngomong sama Caity, tadi juga ada kak Justin. Tapi dia udah pergi," jelas Christian.

Theo manggut-manggut.

Kamu inget kalau kamu bawa coklat batangan dari rumah. Kamu buka tas kamu dan ngeluarin tiga batang coklat putih.

"Taraa... aku bawa ini!" ujar Shawty senang sambil ngasih coklat ke Theo dan Christian. "Aku sengaja bawa ini, eh nggak taunya pas tiga deh hehe."

"Tadinya kan, kamu nggak tau kalau aku bakal dateng. Yang satunya mau kamu kasih siapa?" tanya Theo tiba-tiba.

"Ehm, bukan untuk siapa-siapa, cuma pas bawa tiga aja."

Christian menyikut lengan Shawty. "Bohong, buat kak Justin kan? Hayo ngaku...," goda Christian.

Shawty nyengir kuda. "Iya, tadinya untuk kak Justin. Cuma... kak Justin nakal sih, jadi untuk kalian berdua aja," jawabnya sambil cekikikan.

"Shawty... Shawty... Kak Justin itu sebenernya baik banget kok," ucap Theo.

Shawty tertegun plus kaget. "What? Kak Justin baik? Ih, nggak banget deh! Idih, orang kayak gitu dibilang baik! Hello Theo, kamu lihat dong dia gimana kelakuannya?" bantah Shawty nggak terima Justin dibilang baik. Walaupun cuma di mulut doang.

Theo menggigit coklatnya. "Iya, dia baik. Tapi nggak tau deh sama kamu kok kayak gitu, kak Justin kayak alergi gitu kalau deket kamu," tambah Theo sekenanya.

GUBRAK

"A... alergi??" Shawty menaikkan alisnya sebelah sambil menggigit coklatnya dengan cepat. Dengan tatapan sinis plus sadis, ia langsung memakan habis coklatnya.

Christian menyikut Theo. "Ssstt... hati-hati kamu kalau ngomong, kena jurus entar," bisik Christian kepada Theo.

Theo cekikikan. "Justru itu, biar dia tau kalau kak Justin emang alergi. Iya kan? Coba kamu lihat kalau mereka lagi bareng? Ckckck kayak kucing dan tikus," jawab Theo juga sambil berbisik.

Shawty menatap Theo dan Christian secara bergantian. "Kalian ngomongin apaan?"

"Enggak ngomongin apa-apa," jawab Theo dan Christian kompak.

***

Shay berjalan ke arah Justin, Caitlin, Chaz, dan Ryan. "Silahkan coklatnya," tawar Shay.

Tanpa pikir panjang, Chaz dan Ryan langsung menyerbu coklat yang ditawarkan Shay.

"Enak!" Chaz berseru sambil mengambil satu lagi coklatnya.

Ryan melahap habis coklatnya. "Ini coklatnya enak banget, Shay!"

Shay cekikikan mendengar komentar Ryan dan Chaz. "Justin... Caitlin... Coba juga dong coklatnya!"

Caitlin mengambil satu coklat dan memakannya sambil tersenyum. "Hehe, asli enak banget," komentar Caitlin setelah memakan habis satu coklat.

"Hah? Mana mana mana? Aku minta dong!" serbu Justin lalu mengambil coklat yang masih tersisa.

Justin memakannya hingga habis dalam tiga gigitan dan tersenyum senang. "Enak banget, aku mau lagi!" seru Justin sambil mengambil lagi coklatnya. "Kamu beli atau bikin?"

"Aku beli, di Swiftieber Chocolate, tempatnya SHAWTY!" jelas Shay sambil menekankan pada kata Shawty.

Coklat Justin yang baru setengah perjalanan ditelan membuat Justin tersedak. "Uhuk uhuk, air air!" Justin panik sambil batuk-batuk.

Caitlin langsung mengambilkan air yang kebetulan ada di sebelahnya. "Nih, air!" Caitlin buru-buru memberikan minuman kepada Justin.

Shay ketawa cekikikan. "Uppss.. nggak nyangka kamu sampai segitunya," ucap Shay sambil nyengir.

Justin menatap Shay dengan sedikit jengkel. "Bilang dong kalau itu dari tokonya, Shawty! Pantes aja coklatnya nggak enak, hiii!!!"

Ryan menyikut lengan Justin. "Tadi katanya enak?" goda Ryan.

"Nggak nggak, tadi aku salah ngomong!" jawab Justin sambil membersihkan mulutnya.

"Nggak enak apa nggak nggak enak nih?" Chaz ikut-ikutan menggoda Justin.

Justin mengangkat jari tengah dan telunjuknya. "Suer deh nggak enak!"

"Enak banget, aku mau lagi!" ujar Caitlin meniru gaya bicara Justin sambil cekikikan.

"Caitlin!" Justin manyun. "Aku kan tadi cuma ngomong kalau itu enak, tapi gara-gara tau ini coklatnya tuh anak ingusan! Jadi nggak enak!"

"Ya udah deh, nyerah. Udah nggak ada yang mau makan coklatnya kan? Aku balikin ke dalam ya?" Shay beranjak ke dalam untuk menaruh coklatnya.

Shay, mau lagi dong coklatnya, ucap Justin melas dalam hati. Siapa yang bisa nolak coklat putih enak buatan Shawty Swift dan Taylor Swift? Toko coklat Shawtieber udah terkenal dengan coklat putihnya yang nggak nahan di sekitar situ.

"Aku pergi ambil minuman dulu di sana ya?" ucap Justin sambil menunjuk pinggir kolam.

Ryan mengangguk dan membiarkan Justin pergi. Justin berjalan ke arah kolam renang tempat dimana Shawty, Theo, dan Christian sedang ngobrol. Tapi tak lama kemudian, Theo dan Christian ada keperluan karena bertemu dengan teman mereka.

Kebetulan minuman ada tepat di sebelah Shawty. Justin melihat Shawty ada di dekat tempat minuman. Dengan sangat-sangat-harus-terpaksa-sekali Justin melangkah mendekatinya untuk mengambil minuman.

"Kak Justin, mau ambil minum?" tanya Shawty waktu melihat Justin berjalan ke arah Shawty.

Justin mengangguk pelan.

"Mau yang apa kak? Sprite kan?" tebak Shawty sambil mengambilkan segelas sprite.

Justin terdiam. Anak ini tau aku suka sprite? tanya Justin dalam hati.

"Ini kak," ucap Shawty sambil memberikan segelas sprite kepada Justin. Justin menerimanya dengan hati-hati.

"Thanks," ucap Justin singkat.

"Kakak bilang apa?"

Justin mengernyitkan dahinya. "Thanks?"

Shawty memalingkan mukanya yang merah merona. "Ya Tuhan, mimpi apa gue semalem? Sekarang kak Justin bilang makasih sama aku," ucapnya lirih sampai sujud syukur di atas rumput. *halah mulai deh lebe-nya :P

"Ini anak kenapa sih? Lucu tapi... kayak nggak waras sampai sujud kayak gitu," ucap Justin lirih sambil meneguk minumannya.

Shawty berdiri lagi dan menoleh ke arah Justin sambil nyengir.

"Mau duduk di situ?" tawar Justin sambil menaruh gelasnya.

"I... iya."

Shawty duduk di sebelah Justin. Mereka berdua cuma diem selama lima menit, tanpa suara.

"Ehm..." Justin angkat bicara. "Kamu...."

"Iya kak? Kamu apa?"

#imagining

Justin : Kamu... kamu mau jadi pacarku?

Shawty : Hah? Pacar kak? *berharap nggak salah denger

Justin : (mengangguk) Iya, mau kan, cantik?

Shawty : (ngangguk-ngangguk) Mau kak, mau kak *nangis emas

Justin : Kalau gitu, kita jadian! Tapi kamu nyebur dulu ke kolam renang!

Shawty : Iya kak, aku mau kita jadian! Aku bakal nyemplung ke kolam renang. 1... 2... 3... BYURRR (nyebur) Kak, help, aku nggak bisa renang!!! -,-

#back to story

Shawty geleng-geleng kepala. "Kakak nggak bakal minta aku nyebur ke kolam renang kan?" tanya Shawty keceplosan. Dia langsung membungkam mulutnya.

Justin mengernyitkan dahi. "Nyebur ke kolam renang apaan?"

Shawty menepuk dahinya sendiri. "Nggak kak, cuma kelepasan aja."

Justin manggut-manggut sambil tersenyum aneh.

"Tadi kakak mau tanya apa ya?" tanya Shawty harap-harap cemas.

"Oh iya, kamu... kamu punya toko coklat?"

GUBRAK

Shawty cuma diem. Nggak nyangka kalau Justin cuma mau nanya kayak gitu. Shawty punya toko coklat? Itu jauh dari yang diharapkan Shawty!!

"Oh iya, aku punya kak. Namanya hampir kayak gabungan marga aku sama kakak lho. Swiftieber! Swift dan Bieber! haha," jawab Shawty sambil ketawa garing.

Justin garuk-garuk kepala. "Kok... kok bisa?"

"Iya bisa lah kak, aku juga nggak tau kenapa. Tapi kakak aku yang kasih nama itu."

Justin manggut-manggut lagi.

"Kapan-kapan aku mampir ya?"

"Kak?"

Justin terdiam lalu menoleh ke arah Shawty. "Jangan manggil aku kakak dong. Panggil aja aku Justin," ucap Justin tiba-tiba.

"Iya ka... eh Justin," jawab Shawty gelagapan.

"Nah, gitu lebih enak. Kelihatan lebih akrab."

Nah, Ya Tuhan. Makanan gue sehari-hari juga kebanyakan coklat! Tapi kok tiba-tiba Justin ngomong kayak gini? (?) nggak nyambung -.- makanan sama ngomong kayak gitu apa hubungannya?

Mereka berdua ngobrol-ngobrol lama. Theo dan Christian yang niatnya balik ke tempat Shawty, ngelihat mereka berdua akrab banget dan segera menjauh karena nggak mau ganggu. Jarang banget mereka berdua akur kayak gitu. Caitlin, Shay, Chaz, dan Ryan juga sampai geleng-geleng kepala ngelihat mereka berdua deket banget. Bahkan, mereka sama sekali nggak bisa dibilang sering berantem!

"Kak, eh Justin, tadi aku mau kasih kamu coklat. Tapi, tinggal satu. Ini tempatku, sisaku doang. Aku kira kamu nggak bakal mau makan," ucap Shawty melas.

Justin melihat coklat yang Shawty pegang dan menggigitnya perlahan. "Coklatnya enak, tadi aku sempat makan punya Shay. Dia bilang dia beli di kamu," ucap Justin setelah menggigit kecil coklat yang ada di tangan Shawty.

Shawty menyodorkan coklatnya lebih dekat ke Justin dan Justin menggigitnya lagi dengan lahap sampai hampir habis. Tinggal sekotak coklat kecil yang Shawty pegang. Kalau Justin makan? XD

Justin menunjuk coklat yang Shawty pegang. "Mau dimakan?"

Shawty menggeleng, nggak bisa berkata-kata lagi.

Justin mendekatkan mulutnya dan menggigit coklat terakhir itu dengan perlahan. Bibirnya mengenai jari Shawty. Karena saking bengongnya Shawty, Shawty nggak sadar kalau Justin sempat mencium jarinya. *naujubile ngayalnya...

Justin mengusap bibirnya dan membersihkan sisa coklat yang ada di mulut. "Makasih lagi ya, Shawty. Enak banget."

"Iya, sama-sama, Justin."

Shawty melihat jam tangannya dan teringat sesuatu...

#flash back

"Tapi, pulangnya jangan malem-malem. JAM SEMBILAN PALING MAKSIMAL!"

#back to story

Shawty tersentak kaget mengingat kata-kata Taylor. Dia harus pulang sebelum jam sembilan dan sekarang sudah jam sembilan kurang sepuluh menit.

"A... aku harus pulang!" ujar Shawty sambil beranjak berdiri. "Aku duluan," ucap Shawty sambil berlari meninggalkan Justin. Karena saking buru-burunya Shawty, dia nggak sadar kalau scarf ungu yang dipakainya jatuh. Justin yang melihat itu langsung memungutnya dan tersenyum kecil.

"You have to find it, tomorrow!"

***

Pagi itu Shawty datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Dia kaget karena di atas mejanya ada sebuah surat. Shawty mendekat dan membacanya.

#letter

If you want your scarf back, find me! :)

-JB

Shawty tersenyum senang karena ternyata scarf miliknya ada di tempat orang dengan inisial JB. Menurut feeling Shawty, dia yakin 100% JB = Justin Bieber. Ia menaruh tasnya di bangku dan langsung lari menuju kelas Justin. Shawty berjalan cepat dan tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Shawty menoleh cepat.

"Ka..."

Jumat, 06 Mei 2011

Kyuhyun





















Nama lahir : Cho Kyuhyun
Tanggal Lahir : 2/3/88
Saudara : 1 kakak (Cho Ara)
Posisi : vokal utama
Sekolah : Kyunghee University (Major: Musik Post-modern)
Asal : Republik Korea
Genre : K-pop, Mandopop, R & B
Pekerjaan : Penyanyi, penari
Instrumen : Menyanyi, piano
Tinggi : 180cm (5'11)
Agama : Kristen
Golongan darah : A
Nickname : Choding, maknae (bungsu) Pada Top, Micky's # 1 Fan, Tuhan Kyu, kesal Kyu, Porno Kyu, Fit-In Kyu, Chic Kyu, Alien, Yesus Kyu, Dorm Kyu, Sexy Kyu, Baby Kyu, Shy Kyu, ELF Kyu, Kyu Hijau, Kyu Teror, Kyu Smile Rotten, Kyu Guinness, Kyu suara, Kyu Dark, Kyu Model, Kyu Miracle, Kyu Doll, S Kyu Line, Kyu Basic Instinct, Kyu Game, Kyurying Fan, Kyu Drama, dll ( itu dikabarkan bahwa ia telah lebih dari 900 nama panggilan)
Ideal Girl : Pretty, lebih disukai Kristen; Kim Taehee
Cyworld blog: www.cyworld.com / sneezes

Kibum






















Nama lahir : Kim Kibum
Tanggal Lahir : 8/21/87
Asal : Seoul, Korea
Genre : K-pop
Pekerjaan : Penyanyi penari, aktor, model
Saudara : 1 adik perempuan (Kim Saehee)
Sekolah : Universitas Inha
Tinggi : 179cm (5'11)
Posisi : Rapper
Agama : Kristen
Golongan darah : A
Panggilan : Snow White
Gadis idaman : Han Ga-In

Ryewook






















Tanggal lahir :6/21/87
Asal : Seoul, Republic of Korea
Genre : K-pop, Mandopop, R&B
Pekerjaan : Penyanyi, penari, aktor
Saudara :Tidak ada
Sekolah :Inha University (Major:Theater Arts)
Tinggi :173cm(5’8)
Posisi :Main vocal
Agama :Kristen (digosipkan jadi Katholik)
Golongan darah : O
Panggilan :Ryeonggoo, Eternal Maknae(youngest), Rank #1, Ryeowook On Top, Ex-Maknae
Gadis Idaman : yang mungil dan bisa bernyanyi dengan baik

Siwon
















Nama lahir : Choi Siwon
Tanggal Lahir : 2/10/87
Asal : Seoul, Korea Selatan
Genre : K-pop, Mandopop
Pekerjaan : Penyanyi, penari, aktor, model
Saudara : 1 adik (Choi Jiwon)
Sekolah : Inha University (Major: pendidikan Fisik)
Tinggi : 185cm (6'2)
Posisi : Sub vokal
Agama : Kristen
Golongan darah : B
Nickname : Simba, # 1 Fan dari pria TUHAN, pengawal,, kuda
Ideal Girl : Kristen, dengan rambut bergelombang abs
Twitter : www.twitter.com/siwon407

Bieber Chocolove #3

"Ka... kamu? Tumben pagi-pagi udah dateng?" tanya Shawty sambil mengelus dada karena ternyata dia adalah Christian.

"Iya, aku tadi lihat kamu udah mulai siap-siap dari jendela. Jadi, aku langsung cepet deh mandinya."

Rumah Shawty dan rumah Jordan itu bersebelahan. Bahkan, kamar Shawty dan kamar Chris bisa saling melihat. Kamar mereka sama-sama di lantai dua dan ada jendela yang bisa menghubungkan mereka, kayak di video clip Taylor Swift - You Belong With Me.

"Mau kemana?"

"Mau ke kelas Justin, ada keperluan."

Chris mengernyitkan dahinya. "Sejak kapan kamu manggil kak Justin, Justin? Nggak pakai kak? Dan sejak kapan kalian berdua nggak marahan kayak biasanya?" tanya Chris penasaran.

"Semuanya bisa dijawab dengan dua kata," jawab Shawty sambil nyengir. "Tadi malam."

Christian mebulatkan mulutnya. "Trus ada keperluan apa?" tanya Chris masih penasaran.

"Ada aja! Duluan ya?" Shawty berlari meninggalkan Chris yang terpaku melihat Shawty meninggalkannya.

Shawty ngintip dari jendela kelas Justin. Nggak ada satu orangpun di sana, hanya ada tas Justin, tapi Justin nggak ada di situ. Dia akhirnya berani masuk dan duduk di bangku Justin.

"Justin kemana sih?"

"Nyari aku ya?" tebak Justin yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas.

Shawty gelagapan karena tiba-tiba ada Justin di situ. Justin mendekat ke arah Shawty dan mengelurkan scarf milik Shawty.

"I... itu punyaku kak, makasih!" ujar Shawty sambil berusaha mengambil scarfnya.

Justin menarik kembali scarf milik Shawty dan menyembunyikannya.

"Hey, itu punyaku, Justin!"

Justin geleng-geleng. "No no no, ada syaratnya!"

"A... apa? Apa aja deh buat kakak, eh maksudnya Justin, eh maksudnya buat scarf itu!"

"Bener?" tanya Justin kurang percaya.

Shawty mengangguk yakin. "Iya," jawabnya lirih.

Justin mendekatkan wajahnya dan berbisik, "Coklat putih di mejaku setiap hari selama satu minggu. Coklatnya harus kamu yang buat dan buatnya pagi hari."

"Hah? Serius?" Shawty terbelalak kaget. "Nggak nggak nggak, ambil aja scarfku!" ujar Shawty asal.

Justin berjalan ke luar kelas perlahan.

"Tunggu! Jangan ambil scarf-nya, itu pemberian mama aku!" teriak Shawty melas.

Justin menghentikan langkahnya dan berbalik ke arahmu. "Oke, mulai besok buatin aku coklat dan jangan lupa taruh di meja aku setiap pagi," ucap Justin dengan nada mengejek.

"Cih... Aku juga terpaksa!"

Shawty keluar dari kelas Justin. Shawty melihat Chaz, Caitlin, Shay, dan Ryan sedang menuju ke arah Shawty. Dengan wajah datar, Shawty berlalu tanpa menyapa mereka seperti biasanya.

Caitlin, Chaz, Ryan, dan Shay memasuki kelas mereka dan melihat Justin sudah duduk di atas mejanya. Ryan menaruh tasnya dan menghampiri Justin dengan satu tebakan. "Barusan ketemu Shawty ya?" Justin hanya menjawab dengan satu anggukan.

"Ngapain?" tanya Ryan lebih lanjut.

Justin menunjukkan scarf Shawty sambil tersenyum tipis. "Scarf dia ada di aku. Dan dia tadi mau ngambil scarf ini," jelas Justin.

"Tapi kok scarfnya masih di kamu?"

"Ada syaratnya, Ryan. Nggak segampang itu ngambil dari aku! Dia harus kasih coklat setiap pagi di mejaku!"

Ryan menepuk punggung Justin pelan. "Gila ya kamu! Ini cuma masalah scarf, tapi kamu malah manfaatin scarf ini untuk dapetin coklat?" Ryan geleng-geleng dan kembali ke tempat duduknya, di sebelah Justin.

"Kenapa? Kamu suka sama anak ingusan itu ya? Makanya kamu dukung dia?"

Ryan memilih diam dan mengalihkan pembicaraan agar nantinya nggak akan berujung dengan marah.

***

Shawty duduk di bangku kelasnya dengan wajah ditekuk dan dagu ditopang. Chris yang baru saja datang langsung berjalan sambil tersenyum lebar ke arah Shawty dan menaruh tasnya disebelah Shawty.

"Hey," sapa Christian sambil tersenyum.

Shawty menoleh lemas ke arah Christian. "Hey"

Christian memegang dagu Shawty dan mengarahkan wajah Shawty ke wajahnya. "Mukanya jangan ditekuk gitu dong!"

Shawty menghela napas panjang dan menepis tangan Chris yang memegangi dagunya. "Gimana nggak ditekuk kalau pagi-pagi udah dapet kabar nggak enak?"

"Kabar apa sih?"

"Kamu inget kan scarf yang semalem aku pakai?"

Christian ngangguk-ngangguk.

"Scarf itu jatuh waktu aku mau pulang karena buru-buru. Dan nggak taunya, scarf itu ada di kak Justin," jelas Shawty.

Christian mengernyitkan dahinya sambil mengangkat bahu. "Harusnya kamu seneng dong. Kan ada di kak Justin."

Shawty mengangkat dahu. "Gimana mau seneng kalau aku harus ngasih sekotak coklat buatan aku setiap pagi di meja kak Justin? Itu namanya pengeretan! Bisa bangkrut tuh toko aku kalau dia dapet gratisan seminggu!" ujar Shawty marah-marah.

Christian mengelus-elus punggung Shawty sambil tersenyum tipis.

"Udah, jalanin aja. Itu scarf dari mama kamu kan?" tebak Christian.

"Iya," jawab Shawty singkat.

Christian menggenggam tangan Shawty dengan erat. "Kamu suka ya sama kak Justin?"

Shawty mengernyitkan dahinya. "Eng... enggak. Kamu ngapain tanya kayak gitu?"

Christian menghela napas panjang. "Berarti masih ada tempat buat aku?

"Maksudnya?"

"Aku suka kamu Shawty, aku cinta sama kamu. Kamu mau kan jadi pacar aku?"

DEG

Shawty terdiam.

"Kamu nggak harus jawab sekarang."

Shawty ngangguk-ngangguk. "Makasih ya, Chris?"

Christian mengangguk. Shawty menyandarkan kepalanya di pundak Chris perlahan.

Ternyata dari balik pintu kelas, Jordan merhatiin Shawty dan Chris. Jordan sebenarnya pengen banget ke sana dan mukul Chris karena dia cemburu banget Shawty berduaan sama Chris. Tapi akhirnya Jordan masuk juga ke kelas dengan tampang datar.

"Ehmm..." Jordan berdehem kencang.

Shawty menoleh ke arah Jordan dan mengangkat kepalanya dari pundak Christian. Jordan berjalan ke arah Shawty dan memindah tasnya di bangku depan Shawty.

"Kalian ngapain sih berduaan di kelas? Nanti ada yang lihat, kalian disangka pacaran lho."

"Shawty itu lagi sedih, dia butuh temen buat cerita. Kamu kok mikirnya kayak gitu sih? Lagian, kalau ada yang ngira aku sama Shawty pacaran, bagus kan?" balas Christian santai.

Jordan melirik Shawty yang hanya terdiam. "Oh, jadi kalian pacaran? Atau... kamu masih suka ya sama Shawty?" tebak Jordan.

"Kalian itu ngapain sih?" Shawty yang kebingungan berusaha mencairkan suasana.

Christian mendekap Shawty dengan paksa. "Aku memang masih suka sama Shawty!" bentak Chris.

Jordan menaikkan sebelah matanya. "Bagus deh, aku ada saingannya," jawab Jordan santai.

"Maksudnya? Kamu juga suka Shawty?"

Shawty semakin dibuat bingung karena mereka justru saling membentak. "Ih, udah deh kalian tu ngapain sih? Kayak anak kecil tau nggak!" Shawty melepas pelukan Chris dan beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi meninggalkan Jordan dan Christian.

Christian menarik baju Jordan sambil menatapnya sinis. "Kamu kalau suka sama Shawty bilang aja! Nggak usah kayak gitu! Aku nggak suka caramu!"

Jordan menyeringai dan menepis tangan Christian dengan kasar. "Terserah! Mulai hari ini, kita saingan!" Jordan beranjak dan pergi keluar kelas menyusul Shawty.

"Shawty, tunggu!"

Shawty mempercepat jalannya, tapi Jordan berlari dan menahan tangan Shawty. "Kamu marah sama aku?" tanya Jordan ragu-ragu.

Tanpa menoleh, Shawty menjawab dengan ketus, "Aku nggak marah kok!"

"Bohong!"

"Aku nggak marah tau!" Shawty membentak Jordan. Jordan melepaskan tangan Shawty dan membiarkannya pergi menjauh. Baru beberapa langkah Shawty berjalan, bel berbunyi. Ia membalikkan badannya dan melihat Jordan masih berdiri di tempatnya tadi. Shawty tersenyum tipis dan menarik Jordan untuk kembali ke kelas.

***

-- first day --

BANGUN JAM 4 PAGI SEMINGGU, BUAT COKLAT UNTUK JUSTIN ........

Shawty mendengus kesal memerhatikan tulisan yang ada di depannya dan menambahkan satu kata pada akhir kalimat.

"Jadi lebih semangat."

BANGUN JAM 4 PAGI SEMINGGU, BUAT COKLAT UNTUK JUSTIN CAKEP

Shawty ketawa cekikikan dan mengeluarkan selembar foto lalu menempelkannya di dekat tulisan.

"Kak Justin sebenarnya cakep, tapi kakak jahat sih! Aku juga nggak tau gimana perasaan aku ke Chris. Aku bingung!" Shawty masang tampang melas lalu tersenyum kecil dan mencium pipi Justin yang ada dalam foto. "I LOVE YOU KAK," ucap Shawty sebelum tertidur lelap.

BANGUN BANGUN BANGUN OOOOHH

[BABY BABY BABY OOOHH] *gokil nih bunyi alarm-nya :P

Shawty mematikan alarm sambil mengucek mata lalu berjalan gontai keluar kamar. "Kak Taylor belum bangun." Shawty buru-buru pergi menuju dapur dan mengambil beberapa bahan untuk membuat coklat putih pesanan Justin.

"Nyusahin aja sih tuh kakak!" ujar Shawty marah-marah sambil mencampurkan adonan.

Shawty celingukan melihat bahan-bahan yang ada dan tertawa kecil saat melihat sesuatu, cabe bubuk.

"Mampus tuh kak Justin makan coklat ini!" ujarnya sambil menaburkan cabe bubuk ke adonan coklat kak Justin. "Tapi... kasihan juga kak cakep. Nanti kalau kepedesan gimana?" Shawty mikir-mikir. "Ah, biarin! Salahnya jahat sama aku!" Shawty menambahkan cabe bubuk lebih banyak lagi.

Akhirnya, coklat buatan Shawty selesai. Coklat putih bulat yang dia buat dimasukkan ke dalam kotak kecil. "Selesai!"

Shawty buru-buru mandi dan berangkat ke sekolah. Tanpa menaruh tas dulu di kelas, ia berlari ke kelas Justin dan menaruh kotak coklat di lacinya.

"Kak Justin, dimakan ya coklat pedasnya!" ujar Shawty sambil cekikikan dan menekankan pada kata pedas.

Shawty keluar dari kelas Justin dan nggak sengaja berpapasan dengan Justin.

"Kak, udah aku taruh tuh coklatnya, di laci," ucap Shawty sok manis sambil menahan tawa.

Justin mengangguk dan melangkah masuk ke dalam kelasnya.

"Yess!!"

"Eits!" Justin membalikkan badannya dan memanggil Shawty.

"Kenapa?"

"Kamu... kok manggil aku kakak? Bukan Justin?" tanya Justin.

Shawty cuma nyengir kuda. "Nggakpapa lah, kak. Kamu kan kakak kelasku, nggak enak sama yang lain."

"Ya udah sana, balik ke kelas," ucap Justin datar.

Shawty manyun. "Aku memang mau pergi kok! Nggak usah disuruh!" Shawty menghentakkan kaki dan pergi meninggalkan Justin dengan langkah tegas dan marah-marah.

"Cewek yang lucu," komentar Justin sambil masuk ke dalam kelasnya.

Justin menaruh tas dan melihat sekotak coklat di dalam lacinya. Tanpa basa-basi, kotak coklat itu langsung dibukanya. Dua buah coklat putih bulat yang ada di dalamnya langsung dilahap.

Justin terdiam sejenak sambil mengunyah coklatnya.

"Pedes!!!!!" Justin mengecek tasnya, tapi ternyata dia lupa bawa minum. "Aku nggak bawa minum lagi!" Justin keluar kelas dan berlari ke kelasmu yang nggak jauh dari kelasnya.

Shawty lagi asyik ngobrol sama teman sekelasnya, Jessica. Shawty menoleh melihat Justin yang tiba-tiba masuk sambil cekikikan.

Justin melotot dan berlari kecil ke arah Shawty. Minuman yang ada di meja Shawty langsung disambarnya dan diminum.

"Eh, itu minumanku!"

Shawty menarik botol minumnya dengan kasar. Air minumnya sedikit tumpah ke baju Justin. Justin kaget dan menyemburkan air yang masih ada dalam mulutnya ke baju Shawty.

Shawty melirik perlahan ke bajunya. "Kak Justin!!" teriak Shawty histeris. "Baju aku basah kak! Jorok banget sih!"

"Aku juga basah nih! Kamu nggak lihat?"

Shawty langsung lari keluar dari kelas dan menuju ke kamar mandi. Justin masih terdiam di kelas.

"Yah, kak Justin nggak romantis. Kalau romantis, tuh kejar Shawty!" ujar Jessica.

Justin mengernyitkan dahi.

"Ngapain romantis? Aku nggak mau romantis-romantisan sama itu anak ingusan," jawab Justin santai sambil berjalan ke luar kelas.

Justin celingukan di koridor. Shawty yang baru keluar dari kamar mandi ngelihat Justin yang kayaknya lagi kebingungan dan menepuk pundaknya. Justin menoleh ke belakang dan tersenyum lebar melihat Shawty ada di depannya sekarang. Shawty justru bengong ngelihat Justin senyum-senyum ke arahnya.

"Kak, kakak ngelihatin siapa? Kok senyum gitu?" tanya Shawty sambil ngelihat ke belakang. Tapi di belakang nggak ada orang sama sekali.

Justin menggeleng. "Nggakpapa, bodoh!" Justin berbalik dan terdiam lalu menoleh lagi. "Nanti pulang sekolah, aku tunggu di kelas aku." Shawty mengangguk. "Oh iya, besok lagi cabe bubuknya jangan banyak-banyak."

"Kakak tau itu dikasih cabe bubuk?"

Justin tersenyu tipis. "Aku tau lah, nggak mungkin pedes kalau nggak ditambahin aneh-aneh."

Shawty melihat Justin yang berjalan ke kelasnya sampai bel berbunyi dan segera kembali ke kelas.

***

-- after school --

Justin memainkan scarf Shawty di atas mejanya. "Ini scarf mau aku apaan sekarang? Masa' aku simpen? Nggak banget!" Justin mengambil scarfmu dan menciumnya dengan perlahan lalu tersenyum kecil. "Wangi tuh anak nih, jadi keingetan dia terus!"

"Keingetan siapa kak?" tanya Jordan yang tiba-tiba nongol di jendela sebelah tempat duduk Justin.

Justin kaget lalu menaruh kembali scraf Shawty. "Keingetan.... keingetan..." Justin mikir-mikir mencari alasan yang tepat.

"Itu punya Shawty kan?" tebak Jordan. "Kok tadi kakak cium-cium gitu sih?" tanya Jordan semakin memojokkan. "Kakak keingetan Shawty kan?"

DEG

Justin terdiam cukup lama. "A... aku..."

Bieber Chocolove #2

Justin menyeringai. "Hah, nggak mungkin lah. Mana mungkin aku suka sama anak ingusan kayak dia. Aneh-aneh aja."

Shawty yang kaget sekaligus sedih denger Justin ngomong kayak gitu. Ia buru-buru menarik tangan Christian dan berjalan ke arah Justin. Lalu ia menggenggam tangan Christian.

"Christian, menurut kamu aku gimana?" tanya Shawty yang berniat bikin Justin cemburu.

Christian tersenyum tipis. "Kamu cantiiiiik banget. Dan malam ini kamu kelihatan lebih cantik dibanding bisanya, dengan kata lain.. kamu super cantik."

"Makasih banget ya, Chris," Shawty mengecup pipi kanan Chris dan melepas genggaman tangannya.

Christian senyum malu-malu kucing.

Chris, jangan kegeeran ya? Aku cuma cium kamu nggak brarti apa-apa lho. Jangan sampe deh, dia kira aku suka dia, ucap Shawty dalam hati.

Justin yang ngelihat kelakuan Chris dan Shawty tepat di depannya langsung nyikut lengan Caitlin. "Eh, ada anak kurang kerjaan di sini. Nggak berguna banget, kayaknya cuma mau buat cemburu. Tapi, nggak berhasil tuh. Ngapain aku cemburu," ucap Justin.

Shawty menoleh dan berjalan ke arah Justin.

"Kak! Jangan geer ya? Aku nggak mau buat cemburu kakak tuh!"

"Oh ya? Buktinya mana?" tanya Justin sambil menyeringai. "Nggak ada kan? Kamu aja yang ngiranya aku bakalan cemburu!"

Shawty semakin panas karena nggak nyangka kalau Justin bakalan ngomong kayak gitu. Christian berjalan ke arah Shawty dan menggenggam tangannya kanannya yang dikepalkan. Chris ngelepasin kepalan tangan Shawty dan berbisik, "Udah, nggak usah diladenin."

Caitlin yang ngelihat itu malah cekikikan.

"Kalian tu lucu deh! Plus aneh! Kayak gitu aja direbutin! Malah kayak orang pacaran yang lagi marahan tau nggak?" ujar Caitlin diselingi tawa.

Justin menoleh sambil menyipitkan matanya ke arah Caitlin. "Aku mau pergi aja deh dari sini. Ini orang aneh malah bikin marah terus!"

Justin beranjak dari tempat duduknya. Shawty langsung menahan tangan Justin tanpa dia sadari. Justin menoleh ke arah Shawty. Shawty takut-takut langsung ngelepasin tangan Justin dan membiarkannya pergi.

Shawty menarik Christian untuk berjalan ke arah Theo yang baru balik dari kamar mandi.

"Kalian tadi dari mana?" tanya Theo bingung melihat Shawty dan Christian barusan datang.

Christian menunjuk ke arah Caitlin. "Ngomong sama Caity, tadi juga ada kak Justin. Tapi dia udah pergi," jelas Christian.

Theo manggut-manggut.

Kamu inget kalau kamu bawa coklat batangan dari rumah. Kamu buka tas kamu dan ngeluarin tiga batang coklat putih.

"Taraa... aku bawa ini!" ujar Shawty senang sambil ngasih coklat ke Theo dan Christian. "Aku sengaja bawa ini, eh nggak taunya pas tiga deh hehe."

"Tadinya kan, kamu nggak tau kalau aku bakal dateng. Yang satunya mau kamu kasih siapa?" tanya Theo tiba-tiba.

"Ehm, bukan untuk siapa-siapa, cuma pas bawa tiga aja."

Christian menyikut lengan Shawty. "Bohong, buat kak Justin kan? Hayo ngaku...," goda Christian.

Shawty nyengir kuda. "Iya, tadinya untuk kak Justin. Cuma... kak Justin nakal sih, jadi untuk kalian berdua aja," jawabnya sambil cekikikan.

"Shawty... Shawty... Kak Justin itu sebenernya baik banget kok," ucap Theo.

Shawty tertegun plus kaget. "What? Kak Justin baik? Ih, nggak banget deh! Idih, orang kayak gitu dibilang baik! Hello Theo, kamu lihat dong dia gimana kelakuannya?" bantah Shawty nggak terima Justin dibilang baik. Walaupun cuma di mulut doang.

Theo menggigit coklatnya. "Iya, dia baik. Tapi nggak tau deh sama kamu kok kayak gitu, kak Justin kayak alergi gitu kalau deket kamu," tambah Theo sekenanya.

GUBRAK

"A... alergi??" Shawty menaikkan alisnya sebelah sambil menggigit coklatnya dengan cepat. Dengan tatapan sinis plus sadis, ia langsung memakan habis coklatnya.

Christian menyikut Theo. "Ssstt... hati-hati kamu kalau ngomong, kena jurus entar," bisik Christian kepada Theo.

Theo cekikikan. "Justru itu, biar dia tau kalau kak Justin emang alergi. Iya kan? Coba kamu lihat kalau mereka lagi bareng? Ckckck kayak kucing dan tikus," jawab Theo juga sambil berbisik.

Shawty menatap Theo dan Christian secara bergantian. "Kalian ngomongin apaan?"

"Enggak ngomongin apa-apa," jawab Theo dan Christian kompak.

***

Shay berjalan ke arah Justin, Caitlin, Chaz, dan Ryan. "Silahkan coklatnya," tawar Shay.

Tanpa pikir panjang, Chaz dan Ryan langsung menyerbu coklat yang ditawarkan Shay.

"Enak!" Chaz berseru sambil mengambil satu lagi coklatnya.

Ryan melahap habis coklatnya. "Ini coklatnya enak banget, Shay!"

Shay cekikikan mendengar komentar Ryan dan Chaz. "Justin... Caitlin... Coba juga dong coklatnya!"

Caitlin mengambil satu coklat dan memakannya sambil tersenyum. "Hehe, asli enak banget," komentar Caitlin setelah memakan habis satu coklat.

"Hah? Mana mana mana? Aku minta dong!" serbu Justin lalu mengambil coklat yang masih tersisa.

Justin memakannya hingga habis dalam tiga gigitan dan tersenyum senang. "Enak banget, aku mau lagi!" seru Justin sambil mengambil lagi coklatnya. "Kamu beli atau bikin?"

"Aku beli, di Swiftieber Chocolate, tempatnya SHAWTY!" jelas Shay sambil menekankan pada kata Shawty.

Coklat Justin yang baru setengah perjalanan ditelan membuat Justin tersedak. "Uhuk uhuk, air air!" Justin panik sambil batuk-batuk.

Caitlin langsung mengambilkan air yang kebetulan ada di sebelahnya. "Nih, air!" Caitlin buru-buru memberikan minuman kepada Justin.

Shay ketawa cekikikan. "Uppss.. nggak nyangka kamu sampai segitunya," ucap Shay sambil nyengir.

Justin menatap Shay dengan sedikit jengkel. "Bilang dong kalau itu dari tokonya, Shawty! Pantes aja coklatnya nggak enak, hiii!!!"

Ryan menyikut lengan Justin. "Tadi katanya enak?" goda Ryan.

"Nggak nggak, tadi aku salah ngomong!" jawab Justin sambil membersihkan mulutnya.

"Nggak enak apa nggak nggak enak nih?" Chaz ikut-ikutan menggoda Justin.

Justin mengangkat jari tengah dan telunjuknya. "Suer deh nggak enak!"

"Enak banget, aku mau lagi!" ujar Caitlin meniru gaya bicara Justin sambil cekikikan.

"Caitlin!" Justin manyun. "Aku kan tadi cuma ngomong kalau itu enak, tapi gara-gara tau ini coklatnya tuh anak ingusan! Jadi nggak enak!"

"Ya udah deh, nyerah. Udah nggak ada yang mau makan coklatnya kan? Aku balikin ke dalam ya?" Shay beranjak ke dalam untuk menaruh coklatnya.

Shay, mau lagi dong coklatnya, ucap Justin melas dalam hati. Siapa yang bisa nolak coklat putih enak buatan Shawty Swift dan Taylor Swift? Toko coklat Shawtieber udah terkenal dengan coklat putihnya yang nggak nahan di sekitar situ.

"Aku pergi ambil minuman dulu di sana ya?" ucap Justin sambil menunjuk pinggir kolam.

Ryan mengangguk dan membiarkan Justin pergi. Justin berjalan ke arah kolam renang tempat dimana Shawty, Theo, dan Christian sedang ngobrol. Tapi tak lama kemudian, Theo dan Christian ada keperluan karena bertemu dengan teman mereka.

Kebetulan minuman ada tepat di sebelah Shawty. Justin melihat Shawty ada di dekat tempat minuman. Dengan sangat-sangat-harus-terpaksa-sekali Justin melangkah mendekatinya untuk mengambil minuman.

"Kak Justin, mau ambil minum?" tanya Shawty waktu melihat Justin berjalan ke arah Shawty.

Justin mengangguk pelan.

"Mau yang apa kak? Sprite kan?" tebak Shawty sambil mengambilkan segelas sprite.

Justin terdiam. Anak ini tau aku suka sprite? tanya Justin dalam hati.

"Ini kak," ucap Shawty sambil memberikan segelas sprite kepada Justin. Justin menerimanya dengan hati-hati.

"Thanks," ucap Justin singkat.

"Kakak bilang apa?"

Justin mengernyitkan dahinya. "Thanks?"

Shawty memalingkan mukanya yang merah merona. "Ya Tuhan, mimpi apa gue semalem? Sekarang kak Justin bilang makasih sama aku," ucapnya lirih sampai sujud syukur di atas rumput. *halah mulai deh lebe-nya :P

"Ini anak kenapa sih? Lucu tapi... kayak nggak waras sampai sujud kayak gitu," ucap Justin lirih sambil meneguk minumannya.

Shawty berdiri lagi dan menoleh ke arah Justin sambil nyengir.

"Mau duduk di situ?" tawar Justin sambil menaruh gelasnya.

"I... iya."

Shawty duduk di sebelah Justin. Mereka berdua cuma diem selama lima menit, tanpa suara.

"Ehm..." Justin angkat bicara. "Kamu...."

"Iya kak? Kamu apa?"

#imagining

Justin : Kamu... kamu mau jadi pacarku?

Shawty : Hah? Pacar kak? *berharap nggak salah denger

Justin : (mengangguk) Iya, mau kan, cantik?

Shawty : (ngangguk-ngangguk) Mau kak, mau kak *nangis emas

Justin : Kalau gitu, kita jadian! Tapi kamu nyebur dulu ke kolam renang!

Shawty : Iya kak, aku mau kita jadian! Aku bakal nyemplung ke kolam renang. 1... 2... 3... BYURRR (nyebur) Kak, help, aku nggak bisa renang!!! -,-

#back to story

Shawty geleng-geleng kepala. "Kakak nggak bakal minta aku nyebur ke kolam renang kan?" tanya Shawty keceplosan. Dia langsung membungkam mulutnya.

Justin mengernyitkan dahi. "Nyebur ke kolam renang apaan?"

Shawty menepuk dahinya sendiri. "Nggak kak, cuma kelepasan aja."

Justin manggut-manggut sambil tersenyum aneh.

"Tadi kakak mau tanya apa ya?" tanya Shawty harap-harap cemas.

"Oh iya, kamu... kamu punya toko coklat?"

GUBRAK

Shawty cuma diem. Nggak nyangka kalau Justin cuma mau nanya kayak gitu. Shawty punya toko coklat? Itu jauh dari yang diharapkan Shawty!!

"Oh iya, aku punya kak. Namanya hampir kayak gabungan marga aku sama kakak lho. Swiftieber! Swift dan Bieber! haha," jawab Shawty sambil ketawa garing.

Justin garuk-garuk kepala. "Kok... kok bisa?"

"Iya bisa lah kak, aku juga nggak tau kenapa. Tapi kakak aku yang kasih nama itu."

Justin manggut-manggut lagi.

"Kapan-kapan aku mampir ya?"

"Kak?"

Justin terdiam lalu menoleh ke arah Shawty. "Jangan manggil aku kakak dong. Panggil aja aku Justin," ucap Justin tiba-tiba.

"Iya ka... eh Justin," jawab Shawty gelagapan.

"Nah, gitu lebih enak. Kelihatan lebih akrab."

Nah, Ya Tuhan. Makanan gue sehari-hari juga kebanyakan coklat! Tapi kok tiba-tiba Justin ngomong kayak gini? (?) nggak nyambung -.- makanan sama ngomong kayak gitu apa hubungannya?

Mereka berdua ngobrol-ngobrol lama. Theo dan Christian yang niatnya balik ke tempat Shawty, ngelihat mereka berdua akrab banget dan segera menjauh karena nggak mau ganggu. Jarang banget mereka berdua akur kayak gitu. Caitlin, Shay, Chaz, dan Ryan juga sampai geleng-geleng kepala ngelihat mereka berdua deket banget. Bahkan, mereka sama sekali nggak bisa dibilang sering berantem!

"Kak, eh Justin, tadi aku mau kasih kamu coklat. Tapi, tinggal satu. Ini tempatku, sisaku doang. Aku kira kamu nggak bakal mau makan," ucap Shawty melas.

Justin melihat coklat yang Shawty pegang dan menggigitnya perlahan. "Coklatnya enak, tadi aku sempat makan punya Shay. Dia bilang dia beli di kamu," ucap Justin setelah menggigit kecil coklat yang ada di tangan Shawty.

Shawty menyodorkan coklatnya lebih dekat ke Justin dan Justin menggigitnya lagi dengan lahap sampai hampir habis. Tinggal sekotak coklat kecil yang Shawty pegang. Kalau Justin makan? XD

Justin menunjuk coklat yang Shawty pegang. "Mau dimakan?"

Shawty menggeleng, nggak bisa berkata-kata lagi.

Justin mendekatkan mulutnya dan menggigit coklat terakhir itu dengan perlahan. Bibirnya mengenai jari Shawty. Karena saking bengongnya Shawty, Shawty nggak sadar kalau Justin sempat mencium jarinya. *naujubile ngayalnya...

Justin mengusap bibirnya dan membersihkan sisa coklat yang ada di mulut. "Makasih lagi ya, Shawty. Enak banget."

"Iya, sama-sama, Justin."

Shawty melihat jam tangannya dan teringat sesuatu...

#flash back

"Tapi, pulangnya jangan malem-malem. JAM SEMBILAN PALING MAKSIMAL!"

#back to story

Shawty tersentak kaget mengingat kata-kata Taylor. Dia harus pulang sebelum jam sembilan dan sekarang sudah jam sembilan kurang sepuluh menit.

"A... aku harus pulang!" ujar Shawty sambil beranjak berdiri. "Aku duluan," ucap Shawty sambil berlari meninggalkan Justin. Karena saking buru-burunya Shawty, dia nggak sadar kalau scarf ungu yang dipakainya jatuh. Justin yang melihat itu langsung memungutnya dan tersenyum kecil.

"You have to find it, tomorrow!"

***

Pagi itu Shawty datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Dia kaget karena di atas mejanya ada sebuah surat. Shawty mendekat dan membacanya.

#letter

If you want your scarf back, find me! :)

-JB

Shawty tersenyum senang karena ternyata scarf miliknya ada di tempat orang dengan inisial JB. Menurut feeling Shawty, dia yakin 100% JB = Justin Bieber. Ia menaruh tasnya di bangku dan langsung lari menuju kelas Justin. Shawty berjalan cepat dan tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Shawty menoleh cepat.

"Ka..."

Kyuhyun





















Nama lahir : Cho Kyuhyun
Tanggal Lahir : 2/3/88
Saudara : 1 kakak (Cho Ara)
Posisi : vokal utama
Sekolah : Kyunghee University (Major: Musik Post-modern)
Asal : Republik Korea
Genre : K-pop, Mandopop, R & B
Pekerjaan : Penyanyi, penari
Instrumen : Menyanyi, piano
Tinggi : 180cm (5'11)
Agama : Kristen
Golongan darah : A
Nickname : Choding, maknae (bungsu) Pada Top, Micky's # 1 Fan, Tuhan Kyu, kesal Kyu, Porno Kyu, Fit-In Kyu, Chic Kyu, Alien, Yesus Kyu, Dorm Kyu, Sexy Kyu, Baby Kyu, Shy Kyu, ELF Kyu, Kyu Hijau, Kyu Teror, Kyu Smile Rotten, Kyu Guinness, Kyu suara, Kyu Dark, Kyu Model, Kyu Miracle, Kyu Doll, S Kyu Line, Kyu Basic Instinct, Kyu Game, Kyurying Fan, Kyu Drama, dll ( itu dikabarkan bahwa ia telah lebih dari 900 nama panggilan)
Ideal Girl : Pretty, lebih disukai Kristen; Kim Taehee
Cyworld blog: www.cyworld.com / sneezes

Kibum






















Nama lahir : Kim Kibum
Tanggal Lahir : 8/21/87
Asal : Seoul, Korea
Genre : K-pop
Pekerjaan : Penyanyi penari, aktor, model
Saudara : 1 adik perempuan (Kim Saehee)
Sekolah : Universitas Inha
Tinggi : 179cm (5'11)
Posisi : Rapper
Agama : Kristen
Golongan darah : A
Panggilan : Snow White
Gadis idaman : Han Ga-In

Ryewook






















Tanggal lahir :6/21/87
Asal : Seoul, Republic of Korea
Genre : K-pop, Mandopop, R&B
Pekerjaan : Penyanyi, penari, aktor
Saudara :Tidak ada
Sekolah :Inha University (Major:Theater Arts)
Tinggi :173cm(5’8)
Posisi :Main vocal
Agama :Kristen (digosipkan jadi Katholik)
Golongan darah : O
Panggilan :Ryeonggoo, Eternal Maknae(youngest), Rank #1, Ryeowook On Top, Ex-Maknae
Gadis Idaman : yang mungil dan bisa bernyanyi dengan baik

Siwon
















Nama lahir : Choi Siwon
Tanggal Lahir : 2/10/87
Asal : Seoul, Korea Selatan
Genre : K-pop, Mandopop
Pekerjaan : Penyanyi, penari, aktor, model
Saudara : 1 adik (Choi Jiwon)
Sekolah : Inha University (Major: pendidikan Fisik)
Tinggi : 185cm (6'2)
Posisi : Sub vokal
Agama : Kristen
Golongan darah : B
Nickname : Simba, # 1 Fan dari pria TUHAN, pengawal,, kuda
Ideal Girl : Kristen, dengan rambut bergelombang abs
Twitter : www.twitter.com/siwon407