Kamis, 10 Maret 2011

Bieber Chocolove #1

Hola hola!! Haha, setelah aku buat 'Love In Bieber', akhirnya aku coba deh buat Chocolove :) selamat membaca....


Seperti biasa, Shawty = kamu. Tapi kali ini... Shawty Swift

Shawty baru-baru ini pindah ke Atlanta, Georgia bersama kakaknya, Taylor Swift. (haha, namanya juga cerita) Untuk mengisi waktu senggang, Shawty dan Taylor buat toko coklat kecil, sebut aja Swiftieber Chocolate. Karena kebetulan juga Taylor Swift sedang dalam masa istirahat dan hasilnyapun bakalan disumbangin ke anak kurang mampu.

Shawty sekolah di tempat yang sama kayak idolanya, JUSTIN BIEBER. Dia adalah adik kelas Justin Bieber. Tapi, sayangnya, Justin nggak terlalu tertarik sama Shawty, bahkan kadang-kadang Shawty dikacangin karena tingkahnya yang berlebihan sama Justin. Well, emang sih Shawty agak ngganggu. Tapi nggak seharusnya kayak gitu kan??

Okay, happy reading beliebs ^^D

***

"Kakak," panggil Shawty dari kejauhan.

Justin menoleh ke belakang dengan malas dan menarik Chaz untuk berjalan dengan lebih cepat.

"Tungguin dong, kak!"

Shawty berlari dengan cepat dan berjalan di samping Justin.
"Hey kak Justin, hey kak Chaz."

Chaz menoleh ke arah Shawty dan tersenyum lebar. "Hey, Shawty," balas Chaz sambil melambaikan tangan.

Shawty membalas lambaian tangan Chaz dan melihat Justin hanya diam tanpa melirik sedikitpun ke arah Shawty.

"Yah, nggak seru tuh!" ujar Shawty melas sambil manyun.

Chaz menyikut lengan Justin. "Itu ada Shawty. Disapa dong, dia kan udah nyapa kamu," bisik Chaz.

Justin tersenyum meremehkan ke arah Chaz. "Sorry, aku nggak mau nyapa pengganggu ini."

Shawty kaget dan langsung menarik tangan Justin. "Apa? Kakak pikir aku pengganggu!" Shawty marah-marah.

Justin mengangguk cepat.

"Aku ini fans kakak!"

"Fans yang sangat mengganggu!" ujar Justin santai sambil melepaskan tangan Shawty dengan kasar.

Shawty langsung lari dan pergi ke kelasnya dengan wajah cemberut, meninggalkan Justin dan Chaz.

"Justin, dia ngambek lho!" Chaz berusaha mencairkan suasana.

"Biarin," jawab Justin singkat.

Chaz menepuk dahinya sendiri. "Ada fans ngambek malah dibiarin. Kalau aku jadi kamu, aku bakal minta maaf tuh! Aku nggak rela kalau bakal kehilangan fans!" ujar Chaz sambil menunjuk-nunjuk Justin.

Justin cuma diem sambil menarik napas panjang.

"Justin!"

"Udahlah Chaz, biarin aja dia. Kalau dia memang fans yang setia, nanti juga dia udah nggak ngambek lagi sama aku," jelas Justin. "Lagian, kayak gitu aja jadi masalah."

Justin dan Chaz pergi menuju kelasnya. Di sana ada Caitlin, Ryan, dan Shay.

"Hey, Justin!" Ryan mengepalkan tangannya dan tos ala Justin-Ryan.

"Tadi, aku ketemu sama Shawty," ucap Caitlin.

Justin menoleh lemas ke arah Caitlin. "Terus?"

"Mukanya kusut banget tuh, aku tau... pasti habis kamu usir kan?" tebak Caitlin.

Justin melotot. "Hah? Aku nggak ngusir. Dia aja tuh yang tiba-tiba pergi!" bantah Justin.

"Tapi kamu kan ju... awww!!!" Chaz memegangi kakinya. "Sakit," rintihnya pelan.

Caitlin mengernyitkan dahi. "Kenapa?"

Justin geleng-geleng sambil nyengir. "Hehe, nggak tau tu Chaz mau ngomong apa. Mau ngomong apa sih Chaz?" tanya Justin pura-pura.

Chaz geleng-geleng sambil masih meringis kesakitan.

"Oh iya, nanti sore. Ada party di rumah aku. Datang ya?" Shay angakat bicara. "Jam lima," ingat Shay sambil menjentikkan jarinya.

Justin, Chaz, Ryan, dan Caitlin manggut-manggut.

"Nggak boleh telat!" tambah Shay sambil nyengir.

"Oke deh, Shay," aku Caitlin sambil mengacungkan jempolnya.

***

Shawty pulang lebih awal dari hari-hari kemarin. Seperti biasa, sepulang sekolah dia langsung membantu kakaknya di Swiftieber Chocolate. Tapi sore itu Taylor belum pulang kuliah, Shawty terpaksa jaga di toko sendirian.

Seseorang datang dan memencet bel tanda memesan. Shawty menoleh dan kaget karena ternyata yang datang adalah Shay.

"Eh, kak Shay?" tanya Shawty ragu-ragu.

Shay tersenyum tipis. "Iya, Shawty kan? Adik kelas aku?"

Shawty ngangguk-ngangguk. "Mau beli apa kak?"

Shay celingukan. "Ehm, coklat kecil-kecil itu aja 2 kotak," ucap Shay sambil menunjuk sebuah kotak dengan beberapa coklat kecil berbentuk hati di dalamnya.

"Oke."
Dengan cekatan, Shawty langsung mengambil coklat sesuai pesanan Shay dan membungkusnya. "Ini kak, semuanya jadi... (harga terserah, jangan mahal-mahal ya? hehe)"

Shay memberikan beberapa lembar uang kertas.

"Kapan-kapan, mampir kesini lagi ya kak?"

Shay mengangguk sambil tersenyum. "Oh iya, ini toko coklat kamu?" tanya Shay penasaran.

"Iya, ini toko aku sama kakak aku."

Shay manggut-manggut. "Kakak kamu mana?"

"Kakak belum pulang, masih kuliah," jawab Shawty polos.

Shay membuka tasnya dan memberikan secarik kertas kepada Shawty.

Shawty mengernyitkan dahi. "Ini apa?"

"Itu denah rumah aku. Sore ini aku ngadain party di rumah. Kamu dateng ya?" ajak Shay sambil menunjuk kertas yang dibawa Shawty. "Oh ya, di sana ada Justin juga lho," goda Shay sambil cekikikan.

Shawty menghela napas. "Maaf kak, aku kayaknya nggak bisa dateng deh. Kakak aku pulang malem, jadi aku harus jaga toko ini sampai malem," jawab Shawty dengan nada sedih.

Shay manyun. "Yah, kok gitu? Kamu malem tetep buka?"

Shawty ngangguk-ngangguk.

"Ya udah, nggakpapa. Padahal ada Justin lho?"

Kamu memalingkan muka. "Nggak ada Justin juga kalau bisa aku pasti datang! Nggak pengaruh, dia mau dateng apa enggak."

"Yang bener?" goda Shay cekikikan.

"Iya kak! Beneran! Kak Justin itu kan nakal, dia jutek banget kalau sama aku! Sebel banget pokoknya sama dia!!!"

Shay nyengir kuda. "Ya udah deh, tapi kalau kamu bisa dateng. Dateng ya? Aku tunggu lho... bye!" Shay melambaikan tangannya dan bergegas pergi.

Shawty menopang dagumu sambil manyun. "Yah, sayangnya aku harus jaga toko. Padahal aku pengen banget dateng. Apalagi ada kak Justin."

Jam setengah lima, toko coklat Shawty udah mulai sepi. Shawty terus-terusan ngelihatin jam karena dia pengen banget dateng ke party kak Shay. Akhirnya, dia coba telfon Taylor untuk minta izin.

Shawty : Halo
Taylor : Iya Shawty, kenapa?
Shawty : Ehm, kak. Toko kita sore ini udah sepi.
Taylor : Iya, terus?
Shawty : (dengan takut-takut) Boleh nggak kalau tokonya tutup?
Taylor : (diam sebentar) Ehm, emangnya kamu mau kemana?
Shawty : A... aku mau party eh maksudnya ke rumah temen, kak. Ngerjain tugas *bohong
Taylor : Oh ya udah, kalau ngerjain tugas sih nggakpapa. Tapi, pulangnya jangan malem-malem. JAM SEMBILAN PALING MAKSIMAL!
Shawty : Iya kak, aku nggak akan pulang lebih dari jam sembilan. Makasih ya, kak. Muach!
Taylor : Iya iya. Jangan lupa juga, toko ditutup rapat.
Shawty : Sip deh kak!

Shawty melihat jam, jam lima kurang lima belas menit. Dia langsung menutup toko dan bergegas mandi.

"Busyet, bajuku ternyata banyak banget! Mau pakai yang mana nih?" tanya Shawty bingung pada diri sendiri.

Shawty akhirnya asal ngambil. Dres warna biru tanpa lengan. Cardigan warna ungu dengan satu kancing di tengah. Scraf warna ungu. Dan sepatu non-high heels warna putih (white gladiator).

Shawty bergegas pergi naik segway kamu ke rumah Shay. Haha :D pakai dress tapi naik segway di jalan -,- ckck wagu dikit.

Rumah Shay sudah dipenuhi anak-anak temen sekolah Shawty yang kebanyakan kakak kelasnya. Shawty langsung aja masuk ke halaman rumah Shay. Waktu Shawty melangkah, seseorang mendorong Shawty sampai hampir jatuh.

"Aww!!!"

Orang yang dorong Shawty langsung nengok kaget. "So... sorry."

Shawty memegangi bahunya yang sakit. "Apa? Cuma sorry? Sakit nih!"

Orang itu buka topinya dan ternyata dia adalah...

"Theo!"

Theo cuma nyengir.

"Ka... kamu ngapain di sini?" tanya Shawty heran kenapa Theo Cavalcanti, teman sekelasnya.

"Aku diundang sama kak Justin. Dia bilang, kak Shay ngadain party di rumah kak Shay. Jadi, aku dateng deh," jelas Theo.

Shawty manggut-manggut. "Tapi sakit nih! Kamu tabrak!"

"Kan aku udah bilang maaf, Shawty."

"Maaf aja nggak cukup, coba kamu jadi aku? Kamu rasain nih sakitnya, nusuk banget deh!"

Perlahan Theo memegang bahu Shawty yang sakit dan mengelus lambut bahunya.

"Weits, lo mau ngapain nih?" Shawty spontan langsung menepis tangan Theo.

Theo menyipitkan matanya. "Yaelah, aku cuma mau kurangin rasa sakit kamu aja. Nggak ngapa-ngapain kok!" Theo ngelus-elus bahu Shawty lagi.

"Ya udahlah, lagian udah nggak begitu sakit kok. Mending kita masuk yuk?"

Theo ngangguk. Shawty dan Theo masuk ke rumah Shay bareng dan melihat kak Shay, dkk ada disana.

"Kak Shay!" panggil Shawty dari jauh.

Shay langsung nengok dan tersenyum kecil melihat penampilan Shawty. Shawty menarik tangan Theo dan mendekat ke arah gerombolan Shay.

"Shawty, akhirnya kamu dateng juga."

Shawty nyengir malu. "Iya kak, aku dibolehin sama kakak aku ke sini," jawabnya bohong. Padahal, aslinya, bilang mau ke situ aja enggak? -.- malah bilang mau ngerjain tugas di rumah temen.

Justin yang denger nama Shawty langsung noleh dan kaget lihat gadis yang membuatnya menoleh karena namanya disebut ada di situ.
"Ya Tuhan, ada mak lampir dateng!" teriak Justin asal.

Shawty langsung cemberut dan memalingkan muka.

Shay cuma nyengir ngelihat kelakuan Justin dan Shawty.
"Shawty, kamu cantik banget lho," puji Shay.

"Makasih kak," jawab Shawty malu-malu.

Justin mengernyitkan dahinya.
"Cantik? Jelas dong, jelas bohong lah yang Shay bilang!" canda Justin sambil ketawa bangga.

Dengan segan, Shawty nginjek kaki Justin dengan keras.

"Awww!!!" teriak Justin kesakitan.

Spontan semua yang ada di situ tertuju pada Justin yang barusan teriak.

"Mampus kamu kak!" ucap Shawty lirih.

Justin cuma nyengir dan pura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang lainnya kembali ke kesibukan mereka masing-masing.
"Sialan, adik kelas nakal!"

Shawty melet. "Kakak kelasnya aja kayak gitu, gimana adik kelasnya mau bersikap baik? Ogah banget!" ujar Shawty sambil memalingkan muka ke arah Theo. "Oh iya, Theo. Kamu diundang sama kakak jelek ini ya?"

"Aku yang ngundang dia! Enak aja aku dibilang kakak jelek!"

"Aku nggak bilang lho, kak. Peace," Theo nyengir sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuknya.

Caitlin yang dari tadi sibuk ngobrol bareng Chaz, Ryan, dan Christian noleh ke arah Shawty dan memamerkan senyumnya.
"Hey Shawty," sapa Caity sambil melambaikan tangan kecil-kecil.

"Hey kak Caity, hey Kak Ryan, hey Kak Chaz, dan... hey Chris!"

Shawty berteriak melihat Christian dan memeluknya erat. Shawty melepaskan pelukannya sambil nyengir. "Hehe, kita ketemu nih di sini."

Christian malu-malu sambil garuk-garuk kepala. "Iya, kamu ke sini sama Theo? Hey Theo."

"Eh iya, apa?" tanya Theo gelagapan.

Shawty menepuk dahinya sendiri. "Aduh Theo, Chris itu nyapa kamu!"

"Oh iya, hey Chris," balas Theo garing.

"Ehm, kita ngumpul dulu yuk!" ucap Shay mencairkan suasana.

Semuanya mengangguk dan mengikuti Shay berkumpul di ruang tengah. Setelah semuanya ngumpul dan Shay ngucapin beberapa patah kata untuk menyambut yang datang. Akhirnya semuanya berpencar lagi dan dibebaskan untuk berpesta sepuasnya semalam suntuk!

Shawty, Theo, dan Chris ngobrol bertiga di pinggir kolam renang. Maklum, anak cewek sekelas Shawty nggak ada yang ikut di acara party itu. Terpaksa deh dia ngobrol sama Theo dan Christian.

Waktu ngobrol sama Christian, Shawty melihat Justin duduk di deketnya bareng Caitlin. Shawty ngerasa Justin ganteeeenngggg banget dari hari-hari biasanya. Dengan gayanya yang santai, kaos polos warna putih. Hoodie warna merah dengan topi warna merah juga. Celana jeans panjang warna hitam cerah dan sepatu supra warna hitam.

Justin yang sadar dilihatin Shawty langsung nyengir kuda ke arah Shawty.
"Kenapa ngelihatin? Ganteng ya aku?" tanya Justin sambil kepedean.

"Hehe, iya kak. Kakak ganteng banget malam ini," jawab Shawty jujur.

Justin mengernyitkan dahinya. Dalam pikirannya, dia kira Shawty bakalan bilang kalau Shawty nggak ngelihatin dia lah. Ngelihat yang lain lah. Bilang kalau Justin kepedean lah. Tapi ternyata 100% salah!

"Ngelihatnya biasa aja dong!"

Shawty nyengir. "Gimana mau biasa kalau kakak itu ganteeeeeng banget. Saking gantengnya, mata aku bisa copot! Najong deh kalo aku bilang ganteng."
Shawty melet dan memalingkan mukanya kembali ke arah Christian. Sementara Theo, tadi pamit ke kamar mandi dulu.

"Dasar adik kelas aneh!"

"Nggak usah kayak gitu, Justy. Ntar kamu kualat lho, bisa-bisa suka," ucap Caitlin asal.

Justin menyeringai. "Hah, nggak mungkin lah. Mana mungkin aku suka sama anak ingusan kayak dia. Aneh-aneh aja."

Shawty yang kaget sekaligus sedih denger Justin ngomong kayak gitu buru-buru menarik tangan Christian dan berjalan ke arah Justin. Lalu....

Bieber Chocolove #1

Hola hola!! Haha, setelah aku buat 'Love In Bieber', akhirnya aku coba deh buat Chocolove :) selamat membaca....


Seperti biasa, Shawty = kamu. Tapi kali ini... Shawty Swift

Shawty baru-baru ini pindah ke Atlanta, Georgia bersama kakaknya, Taylor Swift. (haha, namanya juga cerita) Untuk mengisi waktu senggang, Shawty dan Taylor buat toko coklat kecil, sebut aja Swiftieber Chocolate. Karena kebetulan juga Taylor Swift sedang dalam masa istirahat dan hasilnyapun bakalan disumbangin ke anak kurang mampu.

Shawty sekolah di tempat yang sama kayak idolanya, JUSTIN BIEBER. Dia adalah adik kelas Justin Bieber. Tapi, sayangnya, Justin nggak terlalu tertarik sama Shawty, bahkan kadang-kadang Shawty dikacangin karena tingkahnya yang berlebihan sama Justin. Well, emang sih Shawty agak ngganggu. Tapi nggak seharusnya kayak gitu kan??

Okay, happy reading beliebs ^^D

***

"Kakak," panggil Shawty dari kejauhan.

Justin menoleh ke belakang dengan malas dan menarik Chaz untuk berjalan dengan lebih cepat.

"Tungguin dong, kak!"

Shawty berlari dengan cepat dan berjalan di samping Justin.
"Hey kak Justin, hey kak Chaz."

Chaz menoleh ke arah Shawty dan tersenyum lebar. "Hey, Shawty," balas Chaz sambil melambaikan tangan.

Shawty membalas lambaian tangan Chaz dan melihat Justin hanya diam tanpa melirik sedikitpun ke arah Shawty.

"Yah, nggak seru tuh!" ujar Shawty melas sambil manyun.

Chaz menyikut lengan Justin. "Itu ada Shawty. Disapa dong, dia kan udah nyapa kamu," bisik Chaz.

Justin tersenyum meremehkan ke arah Chaz. "Sorry, aku nggak mau nyapa pengganggu ini."

Shawty kaget dan langsung menarik tangan Justin. "Apa? Kakak pikir aku pengganggu!" Shawty marah-marah.

Justin mengangguk cepat.

"Aku ini fans kakak!"

"Fans yang sangat mengganggu!" ujar Justin santai sambil melepaskan tangan Shawty dengan kasar.

Shawty langsung lari dan pergi ke kelasnya dengan wajah cemberut, meninggalkan Justin dan Chaz.

"Justin, dia ngambek lho!" Chaz berusaha mencairkan suasana.

"Biarin," jawab Justin singkat.

Chaz menepuk dahinya sendiri. "Ada fans ngambek malah dibiarin. Kalau aku jadi kamu, aku bakal minta maaf tuh! Aku nggak rela kalau bakal kehilangan fans!" ujar Chaz sambil menunjuk-nunjuk Justin.

Justin cuma diem sambil menarik napas panjang.

"Justin!"

"Udahlah Chaz, biarin aja dia. Kalau dia memang fans yang setia, nanti juga dia udah nggak ngambek lagi sama aku," jelas Justin. "Lagian, kayak gitu aja jadi masalah."

Justin dan Chaz pergi menuju kelasnya. Di sana ada Caitlin, Ryan, dan Shay.

"Hey, Justin!" Ryan mengepalkan tangannya dan tos ala Justin-Ryan.

"Tadi, aku ketemu sama Shawty," ucap Caitlin.

Justin menoleh lemas ke arah Caitlin. "Terus?"

"Mukanya kusut banget tuh, aku tau... pasti habis kamu usir kan?" tebak Caitlin.

Justin melotot. "Hah? Aku nggak ngusir. Dia aja tuh yang tiba-tiba pergi!" bantah Justin.

"Tapi kamu kan ju... awww!!!" Chaz memegangi kakinya. "Sakit," rintihnya pelan.

Caitlin mengernyitkan dahi. "Kenapa?"

Justin geleng-geleng sambil nyengir. "Hehe, nggak tau tu Chaz mau ngomong apa. Mau ngomong apa sih Chaz?" tanya Justin pura-pura.

Chaz geleng-geleng sambil masih meringis kesakitan.

"Oh iya, nanti sore. Ada party di rumah aku. Datang ya?" Shay angakat bicara. "Jam lima," ingat Shay sambil menjentikkan jarinya.

Justin, Chaz, Ryan, dan Caitlin manggut-manggut.

"Nggak boleh telat!" tambah Shay sambil nyengir.

"Oke deh, Shay," aku Caitlin sambil mengacungkan jempolnya.

***

Shawty pulang lebih awal dari hari-hari kemarin. Seperti biasa, sepulang sekolah dia langsung membantu kakaknya di Swiftieber Chocolate. Tapi sore itu Taylor belum pulang kuliah, Shawty terpaksa jaga di toko sendirian.

Seseorang datang dan memencet bel tanda memesan. Shawty menoleh dan kaget karena ternyata yang datang adalah Shay.

"Eh, kak Shay?" tanya Shawty ragu-ragu.

Shay tersenyum tipis. "Iya, Shawty kan? Adik kelas aku?"

Shawty ngangguk-ngangguk. "Mau beli apa kak?"

Shay celingukan. "Ehm, coklat kecil-kecil itu aja 2 kotak," ucap Shay sambil menunjuk sebuah kotak dengan beberapa coklat kecil berbentuk hati di dalamnya.

"Oke."
Dengan cekatan, Shawty langsung mengambil coklat sesuai pesanan Shay dan membungkusnya. "Ini kak, semuanya jadi... (harga terserah, jangan mahal-mahal ya? hehe)"

Shay memberikan beberapa lembar uang kertas.

"Kapan-kapan, mampir kesini lagi ya kak?"

Shay mengangguk sambil tersenyum. "Oh iya, ini toko coklat kamu?" tanya Shay penasaran.

"Iya, ini toko aku sama kakak aku."

Shay manggut-manggut. "Kakak kamu mana?"

"Kakak belum pulang, masih kuliah," jawab Shawty polos.

Shay membuka tasnya dan memberikan secarik kertas kepada Shawty.

Shawty mengernyitkan dahi. "Ini apa?"

"Itu denah rumah aku. Sore ini aku ngadain party di rumah. Kamu dateng ya?" ajak Shay sambil menunjuk kertas yang dibawa Shawty. "Oh ya, di sana ada Justin juga lho," goda Shay sambil cekikikan.

Shawty menghela napas. "Maaf kak, aku kayaknya nggak bisa dateng deh. Kakak aku pulang malem, jadi aku harus jaga toko ini sampai malem," jawab Shawty dengan nada sedih.

Shay manyun. "Yah, kok gitu? Kamu malem tetep buka?"

Shawty ngangguk-ngangguk.

"Ya udah, nggakpapa. Padahal ada Justin lho?"

Kamu memalingkan muka. "Nggak ada Justin juga kalau bisa aku pasti datang! Nggak pengaruh, dia mau dateng apa enggak."

"Yang bener?" goda Shay cekikikan.

"Iya kak! Beneran! Kak Justin itu kan nakal, dia jutek banget kalau sama aku! Sebel banget pokoknya sama dia!!!"

Shay nyengir kuda. "Ya udah deh, tapi kalau kamu bisa dateng. Dateng ya? Aku tunggu lho... bye!" Shay melambaikan tangannya dan bergegas pergi.

Shawty menopang dagumu sambil manyun. "Yah, sayangnya aku harus jaga toko. Padahal aku pengen banget dateng. Apalagi ada kak Justin."

Jam setengah lima, toko coklat Shawty udah mulai sepi. Shawty terus-terusan ngelihatin jam karena dia pengen banget dateng ke party kak Shay. Akhirnya, dia coba telfon Taylor untuk minta izin.

Shawty : Halo
Taylor : Iya Shawty, kenapa?
Shawty : Ehm, kak. Toko kita sore ini udah sepi.
Taylor : Iya, terus?
Shawty : (dengan takut-takut) Boleh nggak kalau tokonya tutup?
Taylor : (diam sebentar) Ehm, emangnya kamu mau kemana?
Shawty : A... aku mau party eh maksudnya ke rumah temen, kak. Ngerjain tugas *bohong
Taylor : Oh ya udah, kalau ngerjain tugas sih nggakpapa. Tapi, pulangnya jangan malem-malem. JAM SEMBILAN PALING MAKSIMAL!
Shawty : Iya kak, aku nggak akan pulang lebih dari jam sembilan. Makasih ya, kak. Muach!
Taylor : Iya iya. Jangan lupa juga, toko ditutup rapat.
Shawty : Sip deh kak!

Shawty melihat jam, jam lima kurang lima belas menit. Dia langsung menutup toko dan bergegas mandi.

"Busyet, bajuku ternyata banyak banget! Mau pakai yang mana nih?" tanya Shawty bingung pada diri sendiri.

Shawty akhirnya asal ngambil. Dres warna biru tanpa lengan. Cardigan warna ungu dengan satu kancing di tengah. Scraf warna ungu. Dan sepatu non-high heels warna putih (white gladiator).

Shawty bergegas pergi naik segway kamu ke rumah Shay. Haha :D pakai dress tapi naik segway di jalan -,- ckck wagu dikit.

Rumah Shay sudah dipenuhi anak-anak temen sekolah Shawty yang kebanyakan kakak kelasnya. Shawty langsung aja masuk ke halaman rumah Shay. Waktu Shawty melangkah, seseorang mendorong Shawty sampai hampir jatuh.

"Aww!!!"

Orang yang dorong Shawty langsung nengok kaget. "So... sorry."

Shawty memegangi bahunya yang sakit. "Apa? Cuma sorry? Sakit nih!"

Orang itu buka topinya dan ternyata dia adalah...

"Theo!"

Theo cuma nyengir.

"Ka... kamu ngapain di sini?" tanya Shawty heran kenapa Theo Cavalcanti, teman sekelasnya.

"Aku diundang sama kak Justin. Dia bilang, kak Shay ngadain party di rumah kak Shay. Jadi, aku dateng deh," jelas Theo.

Shawty manggut-manggut. "Tapi sakit nih! Kamu tabrak!"

"Kan aku udah bilang maaf, Shawty."

"Maaf aja nggak cukup, coba kamu jadi aku? Kamu rasain nih sakitnya, nusuk banget deh!"

Perlahan Theo memegang bahu Shawty yang sakit dan mengelus lambut bahunya.

"Weits, lo mau ngapain nih?" Shawty spontan langsung menepis tangan Theo.

Theo menyipitkan matanya. "Yaelah, aku cuma mau kurangin rasa sakit kamu aja. Nggak ngapa-ngapain kok!" Theo ngelus-elus bahu Shawty lagi.

"Ya udahlah, lagian udah nggak begitu sakit kok. Mending kita masuk yuk?"

Theo ngangguk. Shawty dan Theo masuk ke rumah Shay bareng dan melihat kak Shay, dkk ada disana.

"Kak Shay!" panggil Shawty dari jauh.

Shay langsung nengok dan tersenyum kecil melihat penampilan Shawty. Shawty menarik tangan Theo dan mendekat ke arah gerombolan Shay.

"Shawty, akhirnya kamu dateng juga."

Shawty nyengir malu. "Iya kak, aku dibolehin sama kakak aku ke sini," jawabnya bohong. Padahal, aslinya, bilang mau ke situ aja enggak? -.- malah bilang mau ngerjain tugas di rumah temen.

Justin yang denger nama Shawty langsung noleh dan kaget lihat gadis yang membuatnya menoleh karena namanya disebut ada di situ.
"Ya Tuhan, ada mak lampir dateng!" teriak Justin asal.

Shawty langsung cemberut dan memalingkan muka.

Shay cuma nyengir ngelihat kelakuan Justin dan Shawty.
"Shawty, kamu cantik banget lho," puji Shay.

"Makasih kak," jawab Shawty malu-malu.

Justin mengernyitkan dahinya.
"Cantik? Jelas dong, jelas bohong lah yang Shay bilang!" canda Justin sambil ketawa bangga.

Dengan segan, Shawty nginjek kaki Justin dengan keras.

"Awww!!!" teriak Justin kesakitan.

Spontan semua yang ada di situ tertuju pada Justin yang barusan teriak.

"Mampus kamu kak!" ucap Shawty lirih.

Justin cuma nyengir dan pura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang lainnya kembali ke kesibukan mereka masing-masing.
"Sialan, adik kelas nakal!"

Shawty melet. "Kakak kelasnya aja kayak gitu, gimana adik kelasnya mau bersikap baik? Ogah banget!" ujar Shawty sambil memalingkan muka ke arah Theo. "Oh iya, Theo. Kamu diundang sama kakak jelek ini ya?"

"Aku yang ngundang dia! Enak aja aku dibilang kakak jelek!"

"Aku nggak bilang lho, kak. Peace," Theo nyengir sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuknya.

Caitlin yang dari tadi sibuk ngobrol bareng Chaz, Ryan, dan Christian noleh ke arah Shawty dan memamerkan senyumnya.
"Hey Shawty," sapa Caity sambil melambaikan tangan kecil-kecil.

"Hey kak Caity, hey Kak Ryan, hey Kak Chaz, dan... hey Chris!"

Shawty berteriak melihat Christian dan memeluknya erat. Shawty melepaskan pelukannya sambil nyengir. "Hehe, kita ketemu nih di sini."

Christian malu-malu sambil garuk-garuk kepala. "Iya, kamu ke sini sama Theo? Hey Theo."

"Eh iya, apa?" tanya Theo gelagapan.

Shawty menepuk dahinya sendiri. "Aduh Theo, Chris itu nyapa kamu!"

"Oh iya, hey Chris," balas Theo garing.

"Ehm, kita ngumpul dulu yuk!" ucap Shay mencairkan suasana.

Semuanya mengangguk dan mengikuti Shay berkumpul di ruang tengah. Setelah semuanya ngumpul dan Shay ngucapin beberapa patah kata untuk menyambut yang datang. Akhirnya semuanya berpencar lagi dan dibebaskan untuk berpesta sepuasnya semalam suntuk!

Shawty, Theo, dan Chris ngobrol bertiga di pinggir kolam renang. Maklum, anak cewek sekelas Shawty nggak ada yang ikut di acara party itu. Terpaksa deh dia ngobrol sama Theo dan Christian.

Waktu ngobrol sama Christian, Shawty melihat Justin duduk di deketnya bareng Caitlin. Shawty ngerasa Justin ganteeeenngggg banget dari hari-hari biasanya. Dengan gayanya yang santai, kaos polos warna putih. Hoodie warna merah dengan topi warna merah juga. Celana jeans panjang warna hitam cerah dan sepatu supra warna hitam.

Justin yang sadar dilihatin Shawty langsung nyengir kuda ke arah Shawty.
"Kenapa ngelihatin? Ganteng ya aku?" tanya Justin sambil kepedean.

"Hehe, iya kak. Kakak ganteng banget malam ini," jawab Shawty jujur.

Justin mengernyitkan dahinya. Dalam pikirannya, dia kira Shawty bakalan bilang kalau Shawty nggak ngelihatin dia lah. Ngelihat yang lain lah. Bilang kalau Justin kepedean lah. Tapi ternyata 100% salah!

"Ngelihatnya biasa aja dong!"

Shawty nyengir. "Gimana mau biasa kalau kakak itu ganteeeeeng banget. Saking gantengnya, mata aku bisa copot! Najong deh kalo aku bilang ganteng."
Shawty melet dan memalingkan mukanya kembali ke arah Christian. Sementara Theo, tadi pamit ke kamar mandi dulu.

"Dasar adik kelas aneh!"

"Nggak usah kayak gitu, Justy. Ntar kamu kualat lho, bisa-bisa suka," ucap Caitlin asal.

Justin menyeringai. "Hah, nggak mungkin lah. Mana mungkin aku suka sama anak ingusan kayak dia. Aneh-aneh aja."

Shawty yang kaget sekaligus sedih denger Justin ngomong kayak gitu buru-buru menarik tangan Christian dan berjalan ke arah Justin. Lalu....