Senin, 16 Mei 2011

Bieber Chocolove #2

Justin menyeringai. "Hah, nggak mungkin lah. Mana mungkin aku suka sama anak ingusan kayak dia. Aneh-aneh aja."

Shawty yang kaget sekaligus sedih denger Justin ngomong kayak gitu. Ia buru-buru menarik tangan Christian dan berjalan ke arah Justin. Lalu ia menggenggam tangan Christian.

"Christian, menurut kamu aku gimana?" tanya Shawty yang berniat bikin Justin cemburu.

Christian tersenyum tipis. "Kamu cantiiiiik banget. Dan malam ini kamu kelihatan lebih cantik dibanding bisanya, dengan kata lain.. kamu super cantik."

"Makasih banget ya, Chris," Shawty mengecup pipi kanan Chris dan melepas genggaman tangannya.

Christian senyum malu-malu kucing.

Chris, jangan kegeeran ya? Aku cuma cium kamu nggak brarti apa-apa lho. Jangan sampe deh, dia kira aku suka dia, ucap Shawty dalam hati.

Justin yang ngelihat kelakuan Chris dan Shawty tepat di depannya langsung nyikut lengan Caitlin. "Eh, ada anak kurang kerjaan di sini. Nggak berguna banget, kayaknya cuma mau buat cemburu. Tapi, nggak berhasil tuh. Ngapain aku cemburu," ucap Justin.

Shawty menoleh dan berjalan ke arah Justin.

"Kak! Jangan geer ya? Aku nggak mau buat cemburu kakak tuh!"

"Oh ya? Buktinya mana?" tanya Justin sambil menyeringai. "Nggak ada kan? Kamu aja yang ngiranya aku bakalan cemburu!"

Shawty semakin panas karena nggak nyangka kalau Justin bakalan ngomong kayak gitu. Christian berjalan ke arah Shawty dan menggenggam tangannya kanannya yang dikepalkan. Chris ngelepasin kepalan tangan Shawty dan berbisik, "Udah, nggak usah diladenin."

Caitlin yang ngelihat itu malah cekikikan.

"Kalian tu lucu deh! Plus aneh! Kayak gitu aja direbutin! Malah kayak orang pacaran yang lagi marahan tau nggak?" ujar Caitlin diselingi tawa.

Justin menoleh sambil menyipitkan matanya ke arah Caitlin. "Aku mau pergi aja deh dari sini. Ini orang aneh malah bikin marah terus!"

Justin beranjak dari tempat duduknya. Shawty langsung menahan tangan Justin tanpa dia sadari. Justin menoleh ke arah Shawty. Shawty takut-takut langsung ngelepasin tangan Justin dan membiarkannya pergi.

Shawty menarik Christian untuk berjalan ke arah Theo yang baru balik dari kamar mandi.

"Kalian tadi dari mana?" tanya Theo bingung melihat Shawty dan Christian barusan datang.

Christian menunjuk ke arah Caitlin. "Ngomong sama Caity, tadi juga ada kak Justin. Tapi dia udah pergi," jelas Christian.

Theo manggut-manggut.

Kamu inget kalau kamu bawa coklat batangan dari rumah. Kamu buka tas kamu dan ngeluarin tiga batang coklat putih.

"Taraa... aku bawa ini!" ujar Shawty senang sambil ngasih coklat ke Theo dan Christian. "Aku sengaja bawa ini, eh nggak taunya pas tiga deh hehe."

"Tadinya kan, kamu nggak tau kalau aku bakal dateng. Yang satunya mau kamu kasih siapa?" tanya Theo tiba-tiba.

"Ehm, bukan untuk siapa-siapa, cuma pas bawa tiga aja."

Christian menyikut lengan Shawty. "Bohong, buat kak Justin kan? Hayo ngaku...," goda Christian.

Shawty nyengir kuda. "Iya, tadinya untuk kak Justin. Cuma... kak Justin nakal sih, jadi untuk kalian berdua aja," jawabnya sambil cekikikan.

"Shawty... Shawty... Kak Justin itu sebenernya baik banget kok," ucap Theo.

Shawty tertegun plus kaget. "What? Kak Justin baik? Ih, nggak banget deh! Idih, orang kayak gitu dibilang baik! Hello Theo, kamu lihat dong dia gimana kelakuannya?" bantah Shawty nggak terima Justin dibilang baik. Walaupun cuma di mulut doang.

Theo menggigit coklatnya. "Iya, dia baik. Tapi nggak tau deh sama kamu kok kayak gitu, kak Justin kayak alergi gitu kalau deket kamu," tambah Theo sekenanya.

GUBRAK

"A... alergi??" Shawty menaikkan alisnya sebelah sambil menggigit coklatnya dengan cepat. Dengan tatapan sinis plus sadis, ia langsung memakan habis coklatnya.

Christian menyikut Theo. "Ssstt... hati-hati kamu kalau ngomong, kena jurus entar," bisik Christian kepada Theo.

Theo cekikikan. "Justru itu, biar dia tau kalau kak Justin emang alergi. Iya kan? Coba kamu lihat kalau mereka lagi bareng? Ckckck kayak kucing dan tikus," jawab Theo juga sambil berbisik.

Shawty menatap Theo dan Christian secara bergantian. "Kalian ngomongin apaan?"

"Enggak ngomongin apa-apa," jawab Theo dan Christian kompak.

***

Shay berjalan ke arah Justin, Caitlin, Chaz, dan Ryan. "Silahkan coklatnya," tawar Shay.

Tanpa pikir panjang, Chaz dan Ryan langsung menyerbu coklat yang ditawarkan Shay.

"Enak!" Chaz berseru sambil mengambil satu lagi coklatnya.

Ryan melahap habis coklatnya. "Ini coklatnya enak banget, Shay!"

Shay cekikikan mendengar komentar Ryan dan Chaz. "Justin... Caitlin... Coba juga dong coklatnya!"

Caitlin mengambil satu coklat dan memakannya sambil tersenyum. "Hehe, asli enak banget," komentar Caitlin setelah memakan habis satu coklat.

"Hah? Mana mana mana? Aku minta dong!" serbu Justin lalu mengambil coklat yang masih tersisa.

Justin memakannya hingga habis dalam tiga gigitan dan tersenyum senang. "Enak banget, aku mau lagi!" seru Justin sambil mengambil lagi coklatnya. "Kamu beli atau bikin?"

"Aku beli, di Swiftieber Chocolate, tempatnya SHAWTY!" jelas Shay sambil menekankan pada kata Shawty.

Coklat Justin yang baru setengah perjalanan ditelan membuat Justin tersedak. "Uhuk uhuk, air air!" Justin panik sambil batuk-batuk.

Caitlin langsung mengambilkan air yang kebetulan ada di sebelahnya. "Nih, air!" Caitlin buru-buru memberikan minuman kepada Justin.

Shay ketawa cekikikan. "Uppss.. nggak nyangka kamu sampai segitunya," ucap Shay sambil nyengir.

Justin menatap Shay dengan sedikit jengkel. "Bilang dong kalau itu dari tokonya, Shawty! Pantes aja coklatnya nggak enak, hiii!!!"

Ryan menyikut lengan Justin. "Tadi katanya enak?" goda Ryan.

"Nggak nggak, tadi aku salah ngomong!" jawab Justin sambil membersihkan mulutnya.

"Nggak enak apa nggak nggak enak nih?" Chaz ikut-ikutan menggoda Justin.

Justin mengangkat jari tengah dan telunjuknya. "Suer deh nggak enak!"

"Enak banget, aku mau lagi!" ujar Caitlin meniru gaya bicara Justin sambil cekikikan.

"Caitlin!" Justin manyun. "Aku kan tadi cuma ngomong kalau itu enak, tapi gara-gara tau ini coklatnya tuh anak ingusan! Jadi nggak enak!"

"Ya udah deh, nyerah. Udah nggak ada yang mau makan coklatnya kan? Aku balikin ke dalam ya?" Shay beranjak ke dalam untuk menaruh coklatnya.

Shay, mau lagi dong coklatnya, ucap Justin melas dalam hati. Siapa yang bisa nolak coklat putih enak buatan Shawty Swift dan Taylor Swift? Toko coklat Shawtieber udah terkenal dengan coklat putihnya yang nggak nahan di sekitar situ.

"Aku pergi ambil minuman dulu di sana ya?" ucap Justin sambil menunjuk pinggir kolam.

Ryan mengangguk dan membiarkan Justin pergi. Justin berjalan ke arah kolam renang tempat dimana Shawty, Theo, dan Christian sedang ngobrol. Tapi tak lama kemudian, Theo dan Christian ada keperluan karena bertemu dengan teman mereka.

Kebetulan minuman ada tepat di sebelah Shawty. Justin melihat Shawty ada di dekat tempat minuman. Dengan sangat-sangat-harus-terpaksa-sekali Justin melangkah mendekatinya untuk mengambil minuman.

"Kak Justin, mau ambil minum?" tanya Shawty waktu melihat Justin berjalan ke arah Shawty.

Justin mengangguk pelan.

"Mau yang apa kak? Sprite kan?" tebak Shawty sambil mengambilkan segelas sprite.

Justin terdiam. Anak ini tau aku suka sprite? tanya Justin dalam hati.

"Ini kak," ucap Shawty sambil memberikan segelas sprite kepada Justin. Justin menerimanya dengan hati-hati.

"Thanks," ucap Justin singkat.

"Kakak bilang apa?"

Justin mengernyitkan dahinya. "Thanks?"

Shawty memalingkan mukanya yang merah merona. "Ya Tuhan, mimpi apa gue semalem? Sekarang kak Justin bilang makasih sama aku," ucapnya lirih sampai sujud syukur di atas rumput. *halah mulai deh lebe-nya :P

"Ini anak kenapa sih? Lucu tapi... kayak nggak waras sampai sujud kayak gitu," ucap Justin lirih sambil meneguk minumannya.

Shawty berdiri lagi dan menoleh ke arah Justin sambil nyengir.

"Mau duduk di situ?" tawar Justin sambil menaruh gelasnya.

"I... iya."

Shawty duduk di sebelah Justin. Mereka berdua cuma diem selama lima menit, tanpa suara.

"Ehm..." Justin angkat bicara. "Kamu...."

"Iya kak? Kamu apa?"

#imagining

Justin : Kamu... kamu mau jadi pacarku?

Shawty : Hah? Pacar kak? *berharap nggak salah denger

Justin : (mengangguk) Iya, mau kan, cantik?

Shawty : (ngangguk-ngangguk) Mau kak, mau kak *nangis emas

Justin : Kalau gitu, kita jadian! Tapi kamu nyebur dulu ke kolam renang!

Shawty : Iya kak, aku mau kita jadian! Aku bakal nyemplung ke kolam renang. 1... 2... 3... BYURRR (nyebur) Kak, help, aku nggak bisa renang!!! -,-

#back to story

Shawty geleng-geleng kepala. "Kakak nggak bakal minta aku nyebur ke kolam renang kan?" tanya Shawty keceplosan. Dia langsung membungkam mulutnya.

Justin mengernyitkan dahi. "Nyebur ke kolam renang apaan?"

Shawty menepuk dahinya sendiri. "Nggak kak, cuma kelepasan aja."

Justin manggut-manggut sambil tersenyum aneh.

"Tadi kakak mau tanya apa ya?" tanya Shawty harap-harap cemas.

"Oh iya, kamu... kamu punya toko coklat?"

GUBRAK

Shawty cuma diem. Nggak nyangka kalau Justin cuma mau nanya kayak gitu. Shawty punya toko coklat? Itu jauh dari yang diharapkan Shawty!!

"Oh iya, aku punya kak. Namanya hampir kayak gabungan marga aku sama kakak lho. Swiftieber! Swift dan Bieber! haha," jawab Shawty sambil ketawa garing.

Justin garuk-garuk kepala. "Kok... kok bisa?"

"Iya bisa lah kak, aku juga nggak tau kenapa. Tapi kakak aku yang kasih nama itu."

Justin manggut-manggut lagi.

"Kapan-kapan aku mampir ya?"

"Kak?"

Justin terdiam lalu menoleh ke arah Shawty. "Jangan manggil aku kakak dong. Panggil aja aku Justin," ucap Justin tiba-tiba.

"Iya ka... eh Justin," jawab Shawty gelagapan.

"Nah, gitu lebih enak. Kelihatan lebih akrab."

Nah, Ya Tuhan. Makanan gue sehari-hari juga kebanyakan coklat! Tapi kok tiba-tiba Justin ngomong kayak gini? (?) nggak nyambung -.- makanan sama ngomong kayak gitu apa hubungannya?

Mereka berdua ngobrol-ngobrol lama. Theo dan Christian yang niatnya balik ke tempat Shawty, ngelihat mereka berdua akrab banget dan segera menjauh karena nggak mau ganggu. Jarang banget mereka berdua akur kayak gitu. Caitlin, Shay, Chaz, dan Ryan juga sampai geleng-geleng kepala ngelihat mereka berdua deket banget. Bahkan, mereka sama sekali nggak bisa dibilang sering berantem!

"Kak, eh Justin, tadi aku mau kasih kamu coklat. Tapi, tinggal satu. Ini tempatku, sisaku doang. Aku kira kamu nggak bakal mau makan," ucap Shawty melas.

Justin melihat coklat yang Shawty pegang dan menggigitnya perlahan. "Coklatnya enak, tadi aku sempat makan punya Shay. Dia bilang dia beli di kamu," ucap Justin setelah menggigit kecil coklat yang ada di tangan Shawty.

Shawty menyodorkan coklatnya lebih dekat ke Justin dan Justin menggigitnya lagi dengan lahap sampai hampir habis. Tinggal sekotak coklat kecil yang Shawty pegang. Kalau Justin makan? XD

Justin menunjuk coklat yang Shawty pegang. "Mau dimakan?"

Shawty menggeleng, nggak bisa berkata-kata lagi.

Justin mendekatkan mulutnya dan menggigit coklat terakhir itu dengan perlahan. Bibirnya mengenai jari Shawty. Karena saking bengongnya Shawty, Shawty nggak sadar kalau Justin sempat mencium jarinya. *naujubile ngayalnya...

Justin mengusap bibirnya dan membersihkan sisa coklat yang ada di mulut. "Makasih lagi ya, Shawty. Enak banget."

"Iya, sama-sama, Justin."

Shawty melihat jam tangannya dan teringat sesuatu...

#flash back

"Tapi, pulangnya jangan malem-malem. JAM SEMBILAN PALING MAKSIMAL!"

#back to story

Shawty tersentak kaget mengingat kata-kata Taylor. Dia harus pulang sebelum jam sembilan dan sekarang sudah jam sembilan kurang sepuluh menit.

"A... aku harus pulang!" ujar Shawty sambil beranjak berdiri. "Aku duluan," ucap Shawty sambil berlari meninggalkan Justin. Karena saking buru-burunya Shawty, dia nggak sadar kalau scarf ungu yang dipakainya jatuh. Justin yang melihat itu langsung memungutnya dan tersenyum kecil.

"You have to find it, tomorrow!"

***

Pagi itu Shawty datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Dia kaget karena di atas mejanya ada sebuah surat. Shawty mendekat dan membacanya.

#letter

If you want your scarf back, find me! :)

-JB

Shawty tersenyum senang karena ternyata scarf miliknya ada di tempat orang dengan inisial JB. Menurut feeling Shawty, dia yakin 100% JB = Justin Bieber. Ia menaruh tasnya di bangku dan langsung lari menuju kelas Justin. Shawty berjalan cepat dan tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Shawty menoleh cepat.

"Ka..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bieber Chocolove #2

Justin menyeringai. "Hah, nggak mungkin lah. Mana mungkin aku suka sama anak ingusan kayak dia. Aneh-aneh aja."

Shawty yang kaget sekaligus sedih denger Justin ngomong kayak gitu. Ia buru-buru menarik tangan Christian dan berjalan ke arah Justin. Lalu ia menggenggam tangan Christian.

"Christian, menurut kamu aku gimana?" tanya Shawty yang berniat bikin Justin cemburu.

Christian tersenyum tipis. "Kamu cantiiiiik banget. Dan malam ini kamu kelihatan lebih cantik dibanding bisanya, dengan kata lain.. kamu super cantik."

"Makasih banget ya, Chris," Shawty mengecup pipi kanan Chris dan melepas genggaman tangannya.

Christian senyum malu-malu kucing.

Chris, jangan kegeeran ya? Aku cuma cium kamu nggak brarti apa-apa lho. Jangan sampe deh, dia kira aku suka dia, ucap Shawty dalam hati.

Justin yang ngelihat kelakuan Chris dan Shawty tepat di depannya langsung nyikut lengan Caitlin. "Eh, ada anak kurang kerjaan di sini. Nggak berguna banget, kayaknya cuma mau buat cemburu. Tapi, nggak berhasil tuh. Ngapain aku cemburu," ucap Justin.

Shawty menoleh dan berjalan ke arah Justin.

"Kak! Jangan geer ya? Aku nggak mau buat cemburu kakak tuh!"

"Oh ya? Buktinya mana?" tanya Justin sambil menyeringai. "Nggak ada kan? Kamu aja yang ngiranya aku bakalan cemburu!"

Shawty semakin panas karena nggak nyangka kalau Justin bakalan ngomong kayak gitu. Christian berjalan ke arah Shawty dan menggenggam tangannya kanannya yang dikepalkan. Chris ngelepasin kepalan tangan Shawty dan berbisik, "Udah, nggak usah diladenin."

Caitlin yang ngelihat itu malah cekikikan.

"Kalian tu lucu deh! Plus aneh! Kayak gitu aja direbutin! Malah kayak orang pacaran yang lagi marahan tau nggak?" ujar Caitlin diselingi tawa.

Justin menoleh sambil menyipitkan matanya ke arah Caitlin. "Aku mau pergi aja deh dari sini. Ini orang aneh malah bikin marah terus!"

Justin beranjak dari tempat duduknya. Shawty langsung menahan tangan Justin tanpa dia sadari. Justin menoleh ke arah Shawty. Shawty takut-takut langsung ngelepasin tangan Justin dan membiarkannya pergi.

Shawty menarik Christian untuk berjalan ke arah Theo yang baru balik dari kamar mandi.

"Kalian tadi dari mana?" tanya Theo bingung melihat Shawty dan Christian barusan datang.

Christian menunjuk ke arah Caitlin. "Ngomong sama Caity, tadi juga ada kak Justin. Tapi dia udah pergi," jelas Christian.

Theo manggut-manggut.

Kamu inget kalau kamu bawa coklat batangan dari rumah. Kamu buka tas kamu dan ngeluarin tiga batang coklat putih.

"Taraa... aku bawa ini!" ujar Shawty senang sambil ngasih coklat ke Theo dan Christian. "Aku sengaja bawa ini, eh nggak taunya pas tiga deh hehe."

"Tadinya kan, kamu nggak tau kalau aku bakal dateng. Yang satunya mau kamu kasih siapa?" tanya Theo tiba-tiba.

"Ehm, bukan untuk siapa-siapa, cuma pas bawa tiga aja."

Christian menyikut lengan Shawty. "Bohong, buat kak Justin kan? Hayo ngaku...," goda Christian.

Shawty nyengir kuda. "Iya, tadinya untuk kak Justin. Cuma... kak Justin nakal sih, jadi untuk kalian berdua aja," jawabnya sambil cekikikan.

"Shawty... Shawty... Kak Justin itu sebenernya baik banget kok," ucap Theo.

Shawty tertegun plus kaget. "What? Kak Justin baik? Ih, nggak banget deh! Idih, orang kayak gitu dibilang baik! Hello Theo, kamu lihat dong dia gimana kelakuannya?" bantah Shawty nggak terima Justin dibilang baik. Walaupun cuma di mulut doang.

Theo menggigit coklatnya. "Iya, dia baik. Tapi nggak tau deh sama kamu kok kayak gitu, kak Justin kayak alergi gitu kalau deket kamu," tambah Theo sekenanya.

GUBRAK

"A... alergi??" Shawty menaikkan alisnya sebelah sambil menggigit coklatnya dengan cepat. Dengan tatapan sinis plus sadis, ia langsung memakan habis coklatnya.

Christian menyikut Theo. "Ssstt... hati-hati kamu kalau ngomong, kena jurus entar," bisik Christian kepada Theo.

Theo cekikikan. "Justru itu, biar dia tau kalau kak Justin emang alergi. Iya kan? Coba kamu lihat kalau mereka lagi bareng? Ckckck kayak kucing dan tikus," jawab Theo juga sambil berbisik.

Shawty menatap Theo dan Christian secara bergantian. "Kalian ngomongin apaan?"

"Enggak ngomongin apa-apa," jawab Theo dan Christian kompak.

***

Shay berjalan ke arah Justin, Caitlin, Chaz, dan Ryan. "Silahkan coklatnya," tawar Shay.

Tanpa pikir panjang, Chaz dan Ryan langsung menyerbu coklat yang ditawarkan Shay.

"Enak!" Chaz berseru sambil mengambil satu lagi coklatnya.

Ryan melahap habis coklatnya. "Ini coklatnya enak banget, Shay!"

Shay cekikikan mendengar komentar Ryan dan Chaz. "Justin... Caitlin... Coba juga dong coklatnya!"

Caitlin mengambil satu coklat dan memakannya sambil tersenyum. "Hehe, asli enak banget," komentar Caitlin setelah memakan habis satu coklat.

"Hah? Mana mana mana? Aku minta dong!" serbu Justin lalu mengambil coklat yang masih tersisa.

Justin memakannya hingga habis dalam tiga gigitan dan tersenyum senang. "Enak banget, aku mau lagi!" seru Justin sambil mengambil lagi coklatnya. "Kamu beli atau bikin?"

"Aku beli, di Swiftieber Chocolate, tempatnya SHAWTY!" jelas Shay sambil menekankan pada kata Shawty.

Coklat Justin yang baru setengah perjalanan ditelan membuat Justin tersedak. "Uhuk uhuk, air air!" Justin panik sambil batuk-batuk.

Caitlin langsung mengambilkan air yang kebetulan ada di sebelahnya. "Nih, air!" Caitlin buru-buru memberikan minuman kepada Justin.

Shay ketawa cekikikan. "Uppss.. nggak nyangka kamu sampai segitunya," ucap Shay sambil nyengir.

Justin menatap Shay dengan sedikit jengkel. "Bilang dong kalau itu dari tokonya, Shawty! Pantes aja coklatnya nggak enak, hiii!!!"

Ryan menyikut lengan Justin. "Tadi katanya enak?" goda Ryan.

"Nggak nggak, tadi aku salah ngomong!" jawab Justin sambil membersihkan mulutnya.

"Nggak enak apa nggak nggak enak nih?" Chaz ikut-ikutan menggoda Justin.

Justin mengangkat jari tengah dan telunjuknya. "Suer deh nggak enak!"

"Enak banget, aku mau lagi!" ujar Caitlin meniru gaya bicara Justin sambil cekikikan.

"Caitlin!" Justin manyun. "Aku kan tadi cuma ngomong kalau itu enak, tapi gara-gara tau ini coklatnya tuh anak ingusan! Jadi nggak enak!"

"Ya udah deh, nyerah. Udah nggak ada yang mau makan coklatnya kan? Aku balikin ke dalam ya?" Shay beranjak ke dalam untuk menaruh coklatnya.

Shay, mau lagi dong coklatnya, ucap Justin melas dalam hati. Siapa yang bisa nolak coklat putih enak buatan Shawty Swift dan Taylor Swift? Toko coklat Shawtieber udah terkenal dengan coklat putihnya yang nggak nahan di sekitar situ.

"Aku pergi ambil minuman dulu di sana ya?" ucap Justin sambil menunjuk pinggir kolam.

Ryan mengangguk dan membiarkan Justin pergi. Justin berjalan ke arah kolam renang tempat dimana Shawty, Theo, dan Christian sedang ngobrol. Tapi tak lama kemudian, Theo dan Christian ada keperluan karena bertemu dengan teman mereka.

Kebetulan minuman ada tepat di sebelah Shawty. Justin melihat Shawty ada di dekat tempat minuman. Dengan sangat-sangat-harus-terpaksa-sekali Justin melangkah mendekatinya untuk mengambil minuman.

"Kak Justin, mau ambil minum?" tanya Shawty waktu melihat Justin berjalan ke arah Shawty.

Justin mengangguk pelan.

"Mau yang apa kak? Sprite kan?" tebak Shawty sambil mengambilkan segelas sprite.

Justin terdiam. Anak ini tau aku suka sprite? tanya Justin dalam hati.

"Ini kak," ucap Shawty sambil memberikan segelas sprite kepada Justin. Justin menerimanya dengan hati-hati.

"Thanks," ucap Justin singkat.

"Kakak bilang apa?"

Justin mengernyitkan dahinya. "Thanks?"

Shawty memalingkan mukanya yang merah merona. "Ya Tuhan, mimpi apa gue semalem? Sekarang kak Justin bilang makasih sama aku," ucapnya lirih sampai sujud syukur di atas rumput. *halah mulai deh lebe-nya :P

"Ini anak kenapa sih? Lucu tapi... kayak nggak waras sampai sujud kayak gitu," ucap Justin lirih sambil meneguk minumannya.

Shawty berdiri lagi dan menoleh ke arah Justin sambil nyengir.

"Mau duduk di situ?" tawar Justin sambil menaruh gelasnya.

"I... iya."

Shawty duduk di sebelah Justin. Mereka berdua cuma diem selama lima menit, tanpa suara.

"Ehm..." Justin angkat bicara. "Kamu...."

"Iya kak? Kamu apa?"

#imagining

Justin : Kamu... kamu mau jadi pacarku?

Shawty : Hah? Pacar kak? *berharap nggak salah denger

Justin : (mengangguk) Iya, mau kan, cantik?

Shawty : (ngangguk-ngangguk) Mau kak, mau kak *nangis emas

Justin : Kalau gitu, kita jadian! Tapi kamu nyebur dulu ke kolam renang!

Shawty : Iya kak, aku mau kita jadian! Aku bakal nyemplung ke kolam renang. 1... 2... 3... BYURRR (nyebur) Kak, help, aku nggak bisa renang!!! -,-

#back to story

Shawty geleng-geleng kepala. "Kakak nggak bakal minta aku nyebur ke kolam renang kan?" tanya Shawty keceplosan. Dia langsung membungkam mulutnya.

Justin mengernyitkan dahi. "Nyebur ke kolam renang apaan?"

Shawty menepuk dahinya sendiri. "Nggak kak, cuma kelepasan aja."

Justin manggut-manggut sambil tersenyum aneh.

"Tadi kakak mau tanya apa ya?" tanya Shawty harap-harap cemas.

"Oh iya, kamu... kamu punya toko coklat?"

GUBRAK

Shawty cuma diem. Nggak nyangka kalau Justin cuma mau nanya kayak gitu. Shawty punya toko coklat? Itu jauh dari yang diharapkan Shawty!!

"Oh iya, aku punya kak. Namanya hampir kayak gabungan marga aku sama kakak lho. Swiftieber! Swift dan Bieber! haha," jawab Shawty sambil ketawa garing.

Justin garuk-garuk kepala. "Kok... kok bisa?"

"Iya bisa lah kak, aku juga nggak tau kenapa. Tapi kakak aku yang kasih nama itu."

Justin manggut-manggut lagi.

"Kapan-kapan aku mampir ya?"

"Kak?"

Justin terdiam lalu menoleh ke arah Shawty. "Jangan manggil aku kakak dong. Panggil aja aku Justin," ucap Justin tiba-tiba.

"Iya ka... eh Justin," jawab Shawty gelagapan.

"Nah, gitu lebih enak. Kelihatan lebih akrab."

Nah, Ya Tuhan. Makanan gue sehari-hari juga kebanyakan coklat! Tapi kok tiba-tiba Justin ngomong kayak gini? (?) nggak nyambung -.- makanan sama ngomong kayak gitu apa hubungannya?

Mereka berdua ngobrol-ngobrol lama. Theo dan Christian yang niatnya balik ke tempat Shawty, ngelihat mereka berdua akrab banget dan segera menjauh karena nggak mau ganggu. Jarang banget mereka berdua akur kayak gitu. Caitlin, Shay, Chaz, dan Ryan juga sampai geleng-geleng kepala ngelihat mereka berdua deket banget. Bahkan, mereka sama sekali nggak bisa dibilang sering berantem!

"Kak, eh Justin, tadi aku mau kasih kamu coklat. Tapi, tinggal satu. Ini tempatku, sisaku doang. Aku kira kamu nggak bakal mau makan," ucap Shawty melas.

Justin melihat coklat yang Shawty pegang dan menggigitnya perlahan. "Coklatnya enak, tadi aku sempat makan punya Shay. Dia bilang dia beli di kamu," ucap Justin setelah menggigit kecil coklat yang ada di tangan Shawty.

Shawty menyodorkan coklatnya lebih dekat ke Justin dan Justin menggigitnya lagi dengan lahap sampai hampir habis. Tinggal sekotak coklat kecil yang Shawty pegang. Kalau Justin makan? XD

Justin menunjuk coklat yang Shawty pegang. "Mau dimakan?"

Shawty menggeleng, nggak bisa berkata-kata lagi.

Justin mendekatkan mulutnya dan menggigit coklat terakhir itu dengan perlahan. Bibirnya mengenai jari Shawty. Karena saking bengongnya Shawty, Shawty nggak sadar kalau Justin sempat mencium jarinya. *naujubile ngayalnya...

Justin mengusap bibirnya dan membersihkan sisa coklat yang ada di mulut. "Makasih lagi ya, Shawty. Enak banget."

"Iya, sama-sama, Justin."

Shawty melihat jam tangannya dan teringat sesuatu...

#flash back

"Tapi, pulangnya jangan malem-malem. JAM SEMBILAN PALING MAKSIMAL!"

#back to story

Shawty tersentak kaget mengingat kata-kata Taylor. Dia harus pulang sebelum jam sembilan dan sekarang sudah jam sembilan kurang sepuluh menit.

"A... aku harus pulang!" ujar Shawty sambil beranjak berdiri. "Aku duluan," ucap Shawty sambil berlari meninggalkan Justin. Karena saking buru-burunya Shawty, dia nggak sadar kalau scarf ungu yang dipakainya jatuh. Justin yang melihat itu langsung memungutnya dan tersenyum kecil.

"You have to find it, tomorrow!"

***

Pagi itu Shawty datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Dia kaget karena di atas mejanya ada sebuah surat. Shawty mendekat dan membacanya.

#letter

If you want your scarf back, find me! :)

-JB

Shawty tersenyum senang karena ternyata scarf miliknya ada di tempat orang dengan inisial JB. Menurut feeling Shawty, dia yakin 100% JB = Justin Bieber. Ia menaruh tasnya di bangku dan langsung lari menuju kelas Justin. Shawty berjalan cepat dan tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Shawty menoleh cepat.

"Ka..."