Kamis, 16 Desember 2010

Love In Bieber #5

"Sssttt!! Jangan berisik!"

"Ka.. Kalian?" seru Caitlin masih ketakutan.

"Iya ini kita, masa' hantu sih?" jawab Shay manyun.

Jasmine berdiri dari tempatnya dan bergegas keluar dari ruangan.

"Eits, kamu mau kemana?" tanya Caitlin setengah berteriak.

Jasmine menoleh ke arah Caitlin. "Come on, kita jangan lama-lama di sini. Kita harus cari yang lain!"

Caitlin, Shay, Chaz, dan Christian bertatap-tapan bingung. Kebentur apaan tuh kok tiba-tiba jadi semangat?

"Sstt.. Dia kesambet apaan sih?" tanya Shay bisik-bisik.

"Aduh, sakit dodol! Kamu nginjek kakiku nih!" Caitlin berteriak kencang.

Jasmine yang berada di paling depan menoleh ke arah Caitlin dan Shay yang berada di paling belakang.
Chaz dan Christian hanya cengengesan melihat Jasmine yang tersenyum ke arah mereka berdua.

"Beda banget lho sama yang biasanya," tambah Shay.

Caitlin menggeleng lemas dan menarik napas panjang. "Aku juga nggak tau, tadi sih masih ketus banget sama aku."

Shay hanya mengangguk-anggukan kepala mendengar cerita Caitlin.

***

:: kita balik lagi ke Ryan dan Shawty ::

Shawty mengangkat kepalanya dari pundak Ryan.
"Maaf ya, baju kamu jadi basah kena air mataku."

"Nggakpapa kok, kamu udah kayak adikku sendiri malahan. Serasa jadi kakakmu nih hehe," jawab Ryan santai.

Ryan beranjak beridiri dan menolong Shawty yang masih lemas.
"Sekarang kita kemana lagi, Shawty?" tanya Ryan tidak sabar.

"Menurut feeling aku, kita harus ke sana," sembari menunjuk lorong yang ada di sebelah utara mereka.

Ryan mengangguk dan menarik tangan Shawty untuk segera mengikutinya.

"Tanganmu dingin banget."
Ryan menghentikan langkahnya dan menggenggam tangan Shawty. "Kamu kedinginan?"

Shawty menggeleng lemas. "A.. Aku ketakutan," jawab Shawty singkat.

Ryan menggenggam tangan Shawty lebih erat lagi. "Nih kalau kamu ketakutan."

"Apaan nih?" Shawty mengernyitkan dahinya.

"Fotonya Justin hehe."

Shawty tersenyum lebar dan mengambil foto Justin dari tangan Ryan.
"Hehe makasih ya? Kamu tau aja deh."

"Oke, sekarang kita jadi bisa ngelanjutin perjalanan dengan tenang kan?"

Shawty mengangguk dengan bersemangat dan kembali berjalan.

Sepanjang perjalanan, oh kalian pasti tau kan apa yang dilakuin Shawty? hehe
Sibuk banget ngelihatin fotonya Justin yang guanteng banget iya nggak?
Haduh kalian ini, yakin deh bukannya nyariin sahabat yang lain, malah sibuk teriak-teriak "Justin!" haha
Aku mau ingetin, Shawty = kamu , jadi aja Shawty itu kamu ok :)
"Eh, ada sinyal!"

"Mana mana?" Ryan mendekat.

Shawty segera mencoba menghubungi Justin.
TUUTT TUUTT TUTT

"Sial! Handphone-nya nggak aktif!" seru Shawty kecewa.

"Coba hubungi yang lain! Jangan cuma Justin!" ucap Ryan sedikit ketus.

Dengan malas Shawty mencoba menghubungi yang lainnya.
"Nggak aktif juga tuh!" -,- ngeyel sih lu Ryan!

"Jasmine.."

"Hah?" Shawty menoleh dan mengernyitkan dahinya.

"Iya, kamu hubungi Jasmine sekarang juga!" perintah Ryan.

Shawty mengangguk dan mencoba menghubungi Jasmine.
"Tapi dia kan nggak ada sangkut pautnya!"

"Seenggaknya dia bisa kasih bantuan ke kita.."

-- NYAMBUNG --

"Cait! Shawty telfon nih!" seru Jasmine kegirangan.

Semuanya menoleh ke arah Jasmine dan dengan segera mengerubungi Jasmine yang sudah jalan di depan.

"Hey Shawty!"

"Jasmine, aku butuh bantuanmu!"

"Apa?"

"Aku dan yang lainnya sekarang nggak tau ada di mana!"

"Woi, aku juga di sini tau!"

Shawty membulatkan mulutnya. "Lhoh, kamu ada di sini juga?"

"Iya dodol!"

"Shawty, ini aku Cait. Sekarang kamu ada dimana?" Caitlin menambahkan sambil teriak panik.

"Aku sama Ryan ada di lorong tengah.."

"Lorong tengah mana?"

Ryan celingukan, dia melihat sapu tangan Chaz yang ada di atas tumpukan kardus. "Tempat tumpukan kardus kalian pernah ada di siniii!!" teriak Ryan.

Shawty mengulangi kata-kata Ryan dengan tenang.
Christian, Caitlin, Chaz, Shay, dan Jasmine langsung bergegas menuju tempat yang dimaksud.

Tiba-tiba..

Punggung Ryan dipukul dari belakang dan jatuh tersungkur.
Seseorang menarik lengan Shawty dan membungkamnya dari belakang.
Handphone-nya terjatuh dan telfon terputus.

TUUUTTTTTTTT


"Ryan! Kamu dimana?"

Nggak ada satupun suara yang terdengar.

"Ryan, aku takut nih. Kamu dimana?" sembari gemetar ketakutan.

Shawty mencoba mencari handphone-nya yang hilang.
"My handphone!" serunya kaget.

Handphone-nya rusak seperti ada yang menginjak. "Sial! Nasibku sial banget sih!"
Shawty membenamkan wajahnya ke tangannya. "Oh my Bieber, help me!"

Shawty mendengar lagu yang dimainkan dengan piano.
Shawty mencoba mengikuti asal suara tersebut, tapi telinganya kurang berfungsi dengan baik karena dia terlalu lelah.

Shawty jalan dengan linglung dan menabrak dinding yang ada di depannya.
Sebuah ruangan remang-remang terlihat di ujung lorong.
Shawty berjalan di gudang (kayak yang di VC 'U Smile') menuju ruangan itu.
Akhirnya dia sampai dan melihat Justin yang mainin piano sembari bernyanyi 'where are you now'.

"Justin.." Shawty terjatuh pingsan karena terlalu lelah dengan bibir dan tangannya yang berdarah-darah.

Justin menoleh kaget dan langsung berlari ke arah Shawty serta memeluk Shawty erat-erat.

"Shawty!"

***

"Eh, kalian denger nggak?" Chaz mempertajam pendengarannya.

"Iya, aku denger itu kan suara.." Christian menebak-nebak.

"Justin!" seru semuanya bersamaan.

Justin sadar dan mendengar suara yang lainnya.

"Justin, where are you?" teriak Chaz.

"I'm here! Follow my voiche!" perintah Justin.

Semuanya segera mempertajam pendengaran.

"Wait! We'll find you!"

"Come on!" Jasmine segera berlari dan melihat ruangan remang-remang tempat Justin berada.

Justin melihat Shawty yang menggigil kedinginan dan mengenakan jaketnya untuk Shawty serta mendekapnya lebih erat.
"Bertahanlah Shawty," rintih Justin lemas.

Semuanya datang dan melihat Justin bersama Shawty.

"Justin! Shawty!" seru Jasmine sembari berlari kencang ke arah mereka berdua.

Justin menoleh ke arah Jasmine yang berlari.
"Kamu ngapain di sini!" bentak Justin kepada Jasmine.

Jasmine menghentikan langkahnya mendengar bentakan Justin.
"Aku sama kayak kalian! Aku juga nggak tau kenapa aku bisa ada di sini," jelas Jasmine lemas.

"Omong kosong!" teriak Justin. "Pergi dari sini! Aku nggak butuh bantuanmu!"
Justin semakin memeluk erat Shawty.

Caitlin dan yang lainnya baru datang beberapa saat kemudian sambil terengah-engah.

"Ju.. Justin. Shaw..ty.. Kalian nggakpapa kan?" ucap Caitlin terputus-putus. (saking kecapekan)

Justin menunjuk Jasmine yang menangis sesenggukan.

"What is she doin' here!" tanya Justin masih dengan emosi.

"Dia.. Dia sama kayak kita," jawab Caitlin ragu-ragu.

Christian mendekati Jasmine dan memeluknya.
"Sstt.. Don't you cry."
Jasmine mengangguk dan merapatkan tubuhnya dalam dekapan Chris. :D

Justin kembali melihat Shawty yang masih terbaring lemas.
Caitlin dan yang lainnya (kecuali Christian dan Jasmine) mendekat dan membantu Shawty yang pingsan.

"Nggakpapa, biar aku aja yang peluk dia," jawab Justin ketika yang lainnya mau membantu membawa Shawty.

"Nggak berat? Kita harus segera cari jalan keluar lho," kata Chaz.

Justin menggeleng dan tersenyum tipis sambil terus mendekap Shawty.

writer : ah, enak banget nih dipeluk terus sama Bang Bieber hehe asik asik :D

"Ryan mana?" tanya Shay tiba-tiba.

ADUH

Semuanya lupa sama Ryan yang nggak ada bareng mereka.

"Kita lupa Shay, sorry hehe," Chaz cengengesan.

"Kita nggak boleh keluar tanpa Ryan, dia kan juga sahabat kalian!" ucap Shay khawatir.

Caitlin menepuk bahu Shay. "Sstt, tenang nggak usah khawatir. Kita keluar dari sini bareng Ryan."

Shay mengangguk dan memeluk erat Caitlin. "Thanks, Cait."

"Ehem, semuanya udah ada pasangannya nih. Ya Tuhan, nggak ada orang yang aku peluk," ceplos Chaz merenungi nasib.

"Habis keluar dari sini, kita ketemu sama Taylor lagi kok. Tenang aja! Atau Caitlin? Dia masih sendiri tuh," goda Justin.

"Justin!" Caitlin melotot.

Chaz menoleh ke arah Justin dan ikut melototinya.
"What? Taylor who?" Chaz pura-pura nggak tau.

"Ehm, Taylor... Taylor Lautner," canda Christian.

"Hush, emangnya aku maho apa? Aku ini masih waras!" jawab Chaz marah tapi cekikikan. { -,- marah tapi cekikikan (?) }

"I know that Chaz, Taylor Swift. Right?" ucap Justin sembari tersenyum kecut.

Chaz langsung salting Justin sebut nama Taylor Swift.

Semuanya langsung menatap Chaz aneh.

"Apa??" bentak Chaz tapi masih sambil salting.

"Nggakpapa," jawab Shay singkat.

GUBRAK!!

Shay memalingkan mukanya menatap ujung lorong. Matanya menangkap sesuatu yang udah nggak asing lagi dan bisa ditebak itu pasti...
"Ryan... Iya, itu Ryan!" teriak Shay yang langsung ngibrit pergi.
"Ryan!" Shay melambaikan tangannya.

Ryan menoleh dan tersenyum paksa.
Mukanya babak belur dan tangannya berdarah. Ia merintih kesakitan pada perutnya.

"Ka.. Kamu kenapa?" tanya Shay cemas sembari memegangi tangan Ryan yang sakit.

"No prob, Babe," jawab Ryan santai sambil meringis kesakitan.

"Bohong!" Shay mulai menangis sesenggukan.

Ryan mengelus rambut Shay dengan lembut.
"Yang penting kita semua selamat kan?"

"Iya, kita semua bersyukur lho bisa kumpul bareng lagi," timpal Caitlin masih berlari kecil.

Ryan menoleh ke arah teman-teman yang mendekat dan menolongnya untuk berdiri.

Nggak cuma itu, Ryan ternyata sudah menemukan jalan keluarnya. Mereka semua segera keluar dari tempat itu.
DENGAN SELAMAT :) (walaupun luka-luka gitu deh -,-)

@Hospital ---(2 hari setelah kejadian)

Shawty akhirnya perlahan sadar dan membuka matanya.
"Justin..." dia memanggil Justin.

Tapi nggak ada orang sama sekali di ruangan itu. Teman-teman semuanya pulang ke rumah masing-masing.
Ryan udah sembuh dan dia mau nengok kondisi Shawty tapi belum dateng. Justin yang jaga kamu lagi pergi cari makan ke luar.

KRIEK
Ryan membuka pintu kamar rawat Shawty perlahan.

"Eh, Shawty. Kamu udah sadar?" Ryan berteriak kegirangan.

Shawty hanya mengangguk kebingungan.
"Aku kenapa ya?"

"Kamu pingsan dan nggak sadarkan diri selama 2 hari ini."
Ryan mendekat dan duduk di sebelah ranjang Shawty.

Sahwty perlahan-lahan duduk dibantu Ryan.
"Makasih."

Ryan mengangguk sembari tersenyum kecil.

"Aku boleh peluk kamu adikku?" kata Ryan malu-malu.

Shawty mengangguk. "Tentu aja kakak haha."

Ryan memeluk Shawty dengan erat dan mengelus-elus rambutnya halus.

"Shawty!"
Justin masuk ke dalam ruangan dan melihat Ryan serta Shawty berpelukan mesra.

BRUK
Justin memukul wajah Ryan dengan keras. Ryan yang kesakitan cuma bingung.

"Apa-apaan ini?"

Sebuah tinjuan mendarat di perut Ryan.

"Justin, stop! Ini nggak seperti yang kamu bayangin!" Shawty mencoba melerai Justin dan Ryan.

"Diam kamu, Shawty!" bentak Justin.

Shawty kaget dan terdiam mendengar Justin membentaknya dengan keras.

DUOK!
"Please, stop Justin! Aku bisa jelasin ini!" rintih Ryan kesakitan.
"Aku nggak ada maksud apa-apa!!!"

Justin menatap Ryan dengan lekat dan melepaskan genggamannya perlahan.

"So.. Sorry Ryan," ucap Justin lemas sambil mundur-mundur merasa bersalah.
"Ouh, aku bodoh banget!" Justin mukul-mukul kepalanya sendiri.

Shawty turun dari ranjangnya dan menolong Ryan yang kesakitan.
"Kamu kenapa sih nggak bisa kontrol emosi kamu!" bentak Shawty kepada Justin.

Justin membenamkan wajahnya dan duduk di sofa.
"A.. Aku minta maaf."

"Maaf? Kamu udah pukul sahabat kamu sendiri sampai babak belur dan kamu cuma bilang maaf!"

"U.. Udah. A.. Ak.. Aku nggakpapa kok.. Percaya deh," ucap Ryan terbata-bata.

Shawty menggeleng. "Enggak Ryan, kamu luka-luka gini."

Shawty kembali menatap Justin dengan tajam. "Aku nggak suka cara kamu marah!" sembari pergi.

"Shawty! Jangan pergi dulu!" Ryan mencegah Shawty untuk pergi.

Shawty menghentikan langkahnya dan menoleh. "Aku nggak mau lihat Justin dulu!"

Ryan menarik tangan Shawty dan mendekatkannya dengan Justin.
Ryan juga menarik tangan Justin dan menyantukannya dengan tangan Shawty.

"Kalian nggak boleh marahan cuma gara-gara salah paham," ucap Ryan dengan bijak.
"Justin, aku bukan maksud untuk ngambil Shawty, aku cuma seneng dia udah sadar dan aku udah anggap dia adikku. Lagian aku udah punya Shay," jelas Ryan.

Justin mengangguk lemas dan tersenyum tipis.
"I'm so sorry, Ryan. Maaf aku nggak bisa kontrol emosiku tadi."

"Itu wajar karena aku tau kamu cemburu banget."

Shawty menatap mata Justin perlahan. Justin juga menatap mata Shawty dengan lekat.

"Maaf ya, aku tadi kasar banget sama kamu," ucap Shawty yang akhirnya luluh sama pandangan matanya Justin. ;)

"Aku juga minta maaf karena bentak kamu."

Shawty mengangguk dan membalas genggaman tangan Justin.
Justin menggenggam tangan Shawty dengan erat dan mencium tangannya.

"I love you, Shawty. Would you be my girlfriend?" tanya Justin dengan lembut.

"I love you too, Justin. Sure," jawab Shawty malu-malu.

Justin memeluk Shawty dengan erat lalu mendekatkan mulutnya ke bibirmu dan.. *sensor* hehe
Ryan tersenyum lebar. Jadi saksi mata kalian jadian nih.

***

@Beliebers VI Hostel

"Hello Shawty," sapa Justin.

"Oh, hey Justin. Ada apa?"

"Ehm, besok lusa ada konser di Kuala Lumpur, Malaysia. Kamu ikut ya?" tanya Justin ragu-ragu.

Shawty mengernyitkan dahinya. "Ikut? Tapi aku.."

Justin menaruh jari telunjuknya di bibir Shawty. "Sstt, pokoknya sore ini kamu harus udah siap. Aku udah minta izin sekolah."

"Serius nih? Aku nggak yakin beliebers akan suka sama aku," jawab Shawty ragu-ragu.

"Itu nggak penting babe, pokoknya aku pengen kamu ikut!"
Justin mendekat dan mendekap Shawty. "Please babe, aku mohon."

"Kamu tuh ya keras kepala!" ucap Shawty asal.

"Biarin!"

"Tapi kamu selalu bisa bikin aku luluh, oke deh aku ikut."

Justin mendekap dengan lebih erat. "Thanks my sweetheart," sembari mengecup pipi Shawty.

***

@Konser in Kuala Lumpur, Malaysia

"Shawty, begitu aku panggil kamu maju ya?"

Shawty hanya mengangguk lemas. Sebenernya, kalau Justin nggak maksa, dia nggak akan mau ikut ke konser itu. Dia takut beliebers pada nggak suka sama dia.

"Jangan diem aja dong, Shawty. Smile for me, please!" Justin mencubit pipi Shawty gemas.

"Iya, aku nanti maju kalau kamu panggil. Tenang aja," ucap Shawty ragu-ragu.

Ohmygosh, aku bener-bener nggak siap.

Beliebers Kuala Lumpur yang ada sudah menunggu Justin dan bersorak-sorai memanggil-manggil nama Justin.

"Justin! Justin! I Love you Justin!" teriak para beliebers.

Bikin jantung tambah deg-degan aja. Nggak nyangka yang dateng bakalan sebanyak ini, ucap Shawty dalam hati.

Justin naik ke atas panggung dan diikuti banyak kamera-man yang foto-foto jeprat-jepret Justin sana-sini.

Lagu pertama 'U Smile' Justin memberikan topinya ke salah satu fans-nya yang cantik banget. XD beruntung tuh

"Okay, now One Less Lonely Girl.."

Beliebers langsung pada teriak kegirangan dan berharap bisa menjadi OLLG Justin kali ini.

"No more guys, i'm sorry. I already have my one less lonely girl!" ucap Justin di tengah-tengah lagu.

Para Beliebers langsung protes dan pasang tampang kecewa mendengar Justin ngomong kayak gitu barusan.

"Sorry guys!" teriak Justin sekali lagi. "Let's sing together!"

Justin melanjutkan lagunya sampai selesai. Tiba saatnya, di akhir lagu Justin menyuruh semuanya untuk tenang.
"And now, here is my one less lonely girl.."

Justin memberi tanda pada Shawty untuk segera naik ke panggung. Para Beliebers langsung berdiri dan menyoraki kamu untuk tidak naik ke panggung.

DEG

Aduh, aku nggak yakin bisa ngelanjutin untuk naik ke panggung.

"Huuu!! Turun! Turun!" teriak para Beliebers nggak setuju.

Justin nekad menjemput Shawty yang masih ragu-ragu dan menariknya naik ke atas panggung.

"Shawty Gomez, she is mu one less lonely girl," ucap Justin sembari mengecup tanganmu.

Tiba-tiba seorang fan melempar botol minuman ke arah Shawty.

Shawty menoleh kaget karena botol minuman itu mengenai kepalanya.
"Siapa sih?" ujar Shawty ketus.

"Tenang guys, aku tetap cinta kalian!" ujar Justin menenangkan.

Para beliebers tetap saja menyoraki Shawty untuk turun dari panggung dan semakin banyak yang melemparinya botol.

"Hey, kamu dan kamu! Jangan kasar sama pacar aku!" marah Justin pada dua orang fans.

Fans-fans Justin justru tambah kasar dan semuanya melempari Shawty dengan botol minuman.
Seorang fans naik ke atas panggung dan menarik Shawty hingga terjatuh.

"Aduh, sakit!" rintih Shawty.

Fans yang menarik Shawty menampar pipi Shawty hingga merah. Justin yang panik nggak sadar kalau Shawty sudah nggak ada di sebelahnya.

"Kenny, help me!" teriak Justin kepada Kenny yang sudah bersiap-siap untuk naik ke atas panggung.

Kenny membantu Justin turun dari sisi yang berbeda dengan tempat Shawty.
Justin mendekat ke arah fans. "Hey, kalau kalian kayak gini aku nggak akan melanjutkan acaranya!" teriak Justin.

Seorang fans menarik tangan Justin hingga Justin hampir terjatuh.
"Hey, jangan menarikku!" sembari mendorong fans-nya. "Menjauhlah kalian!"

Justin mendorong seorang fans yang ada di depannya hingga terjatuh.
"Kenny, urus fans-fans gila ini! Aku tidak ingin melanjutkan acaranya!" Justin marah.

Kenny menyuruh para fans untuk mundur dan tidak melakukan aksi anarkis.

Sementara itu Shawty yang ada di sebelah panggung dikerubungi para fans yang marah.
Para fans memukulnya hingga Shawty pingsan di tempat.

"Hey, apa yang kalian lakukan?!" Justin berlari ke arah Shawty dikerubuti. Para fans tetap memukul-mukuli Shawty yang sudah pingsan.
"Menjauhlah! Dasar fans bodoh!" ujar Justin sembari mendorong seseorang yang memukuli Shawty.

Justin melihat Shawty yang jatuh tersungkur dan pingsan. Ia langsung memeluk erat Shawty di tengah-tengah orang yang tetap memukuli Shawty.

"Fans bodoh! I Hate Beliebers Malaysia!" ucap Justin marah.

Para Beliebers menoleh ke arah Justin dan terdiam sejenak.

"Apa lihat-lihat? Pergi kalian semua! Atau aku yang akan pergi!" Justin mulai sangat emosi.

Para Beliebers berhenti memukuli Shawty dan meminta maaf kepada Justin.

"Sorry Justin.." ucap para Beliebers Malaysia.

"Sorry? Kalian bisa lihat nggak? Pacarku sekarang pingsan dan kalian cuma bilang maaf?"

Justin berdiri sambil menggendong Shawty pergi dari para fans yang masih marah.
"Aku nggak akan lanjutkan acara ini!" bentak Justin sembari pergi.

@Hospital

Mom Pattie datang dengan tergesa-gesa dan khawatir akan keselamatan Justin.

(ceritanya Mom Pattie belum tau kamu).

"Justin, are you okay?" tanya Mom Pattie panik.

"I'm okay, Mom," jawab Justin lemas.

"So, why you're sad?"

"Shawty, Mom. I hate Beliebers Malaysia!" teriak Justin emosi.

"Shawty? Siapa dia?" Mom Pattie penasaran.

Justin tersenyum paksa. "She is my new girlfriend," jelas Justin.

"Your new girlfriend? Kenapa kamu nggak cerita kalau kamu membawa pacar barumu ke acara ini?"

Justin menggeleng lemas. "Yeah, tadinya aku mau kasih surprise untukmu, Mom."

Dokter keluar dari ruangan Shawty. Dia bilang kalau Shawty luka memar-memar dan tulangnya retak di bagian tangan.
Justin sangat marah dengan Beliebers Malaysia yang udah lukai kamu. Dia nggak mau ngelanjutin acaranya.

"Aku benci mereka! Aku nggak akan mau ngelanjutin acaranya! Mereka fans yang bodoh!" ujar Justin marah.

"But, the show must go on, Justin," bujuk Shawty.

Justin menggeleng dengan mantab. "No, aku nggak mau ninggalin kamu sendirian di sini."

"Ada Mom Pattie yang akan jagain aku," jawab Shawty lemas. Mom Pattie mengerdipkan matanya ke arah Shawty sembari tersenyum kecil.

Justin tetap saja menggeleng. "Nggak, pokoknya aku mau kita cepet-cepet pulang ke Atlanta."

Akhirnya semuanya nurut sama Justin. Acaranya nggak dilanjutin dan para Beliebers nuntut pihak penyelenggara karena dinilai merugikan mereka.
Berita tentang Shawty yang jadi pacar baru Justin juga tersebar di mana-mana. Beliebers pada nggak suka sama Shawty dan benci sama Shawty.
Account facebook dan twitter Shawty dispam sama mereka saking bencinya mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Love In Bieber #5

"Sssttt!! Jangan berisik!"

"Ka.. Kalian?" seru Caitlin masih ketakutan.

"Iya ini kita, masa' hantu sih?" jawab Shay manyun.

Jasmine berdiri dari tempatnya dan bergegas keluar dari ruangan.

"Eits, kamu mau kemana?" tanya Caitlin setengah berteriak.

Jasmine menoleh ke arah Caitlin. "Come on, kita jangan lama-lama di sini. Kita harus cari yang lain!"

Caitlin, Shay, Chaz, dan Christian bertatap-tapan bingung. Kebentur apaan tuh kok tiba-tiba jadi semangat?

"Sstt.. Dia kesambet apaan sih?" tanya Shay bisik-bisik.

"Aduh, sakit dodol! Kamu nginjek kakiku nih!" Caitlin berteriak kencang.

Jasmine yang berada di paling depan menoleh ke arah Caitlin dan Shay yang berada di paling belakang.
Chaz dan Christian hanya cengengesan melihat Jasmine yang tersenyum ke arah mereka berdua.

"Beda banget lho sama yang biasanya," tambah Shay.

Caitlin menggeleng lemas dan menarik napas panjang. "Aku juga nggak tau, tadi sih masih ketus banget sama aku."

Shay hanya mengangguk-anggukan kepala mendengar cerita Caitlin.

***

:: kita balik lagi ke Ryan dan Shawty ::

Shawty mengangkat kepalanya dari pundak Ryan.
"Maaf ya, baju kamu jadi basah kena air mataku."

"Nggakpapa kok, kamu udah kayak adikku sendiri malahan. Serasa jadi kakakmu nih hehe," jawab Ryan santai.

Ryan beranjak beridiri dan menolong Shawty yang masih lemas.
"Sekarang kita kemana lagi, Shawty?" tanya Ryan tidak sabar.

"Menurut feeling aku, kita harus ke sana," sembari menunjuk lorong yang ada di sebelah utara mereka.

Ryan mengangguk dan menarik tangan Shawty untuk segera mengikutinya.

"Tanganmu dingin banget."
Ryan menghentikan langkahnya dan menggenggam tangan Shawty. "Kamu kedinginan?"

Shawty menggeleng lemas. "A.. Aku ketakutan," jawab Shawty singkat.

Ryan menggenggam tangan Shawty lebih erat lagi. "Nih kalau kamu ketakutan."

"Apaan nih?" Shawty mengernyitkan dahinya.

"Fotonya Justin hehe."

Shawty tersenyum lebar dan mengambil foto Justin dari tangan Ryan.
"Hehe makasih ya? Kamu tau aja deh."

"Oke, sekarang kita jadi bisa ngelanjutin perjalanan dengan tenang kan?"

Shawty mengangguk dengan bersemangat dan kembali berjalan.

Sepanjang perjalanan, oh kalian pasti tau kan apa yang dilakuin Shawty? hehe
Sibuk banget ngelihatin fotonya Justin yang guanteng banget iya nggak?
Haduh kalian ini, yakin deh bukannya nyariin sahabat yang lain, malah sibuk teriak-teriak "Justin!" haha
Aku mau ingetin, Shawty = kamu , jadi aja Shawty itu kamu ok :)
"Eh, ada sinyal!"

"Mana mana?" Ryan mendekat.

Shawty segera mencoba menghubungi Justin.
TUUTT TUUTT TUTT

"Sial! Handphone-nya nggak aktif!" seru Shawty kecewa.

"Coba hubungi yang lain! Jangan cuma Justin!" ucap Ryan sedikit ketus.

Dengan malas Shawty mencoba menghubungi yang lainnya.
"Nggak aktif juga tuh!" -,- ngeyel sih lu Ryan!

"Jasmine.."

"Hah?" Shawty menoleh dan mengernyitkan dahinya.

"Iya, kamu hubungi Jasmine sekarang juga!" perintah Ryan.

Shawty mengangguk dan mencoba menghubungi Jasmine.
"Tapi dia kan nggak ada sangkut pautnya!"

"Seenggaknya dia bisa kasih bantuan ke kita.."

-- NYAMBUNG --

"Cait! Shawty telfon nih!" seru Jasmine kegirangan.

Semuanya menoleh ke arah Jasmine dan dengan segera mengerubungi Jasmine yang sudah jalan di depan.

"Hey Shawty!"

"Jasmine, aku butuh bantuanmu!"

"Apa?"

"Aku dan yang lainnya sekarang nggak tau ada di mana!"

"Woi, aku juga di sini tau!"

Shawty membulatkan mulutnya. "Lhoh, kamu ada di sini juga?"

"Iya dodol!"

"Shawty, ini aku Cait. Sekarang kamu ada dimana?" Caitlin menambahkan sambil teriak panik.

"Aku sama Ryan ada di lorong tengah.."

"Lorong tengah mana?"

Ryan celingukan, dia melihat sapu tangan Chaz yang ada di atas tumpukan kardus. "Tempat tumpukan kardus kalian pernah ada di siniii!!" teriak Ryan.

Shawty mengulangi kata-kata Ryan dengan tenang.
Christian, Caitlin, Chaz, Shay, dan Jasmine langsung bergegas menuju tempat yang dimaksud.

Tiba-tiba..

Punggung Ryan dipukul dari belakang dan jatuh tersungkur.
Seseorang menarik lengan Shawty dan membungkamnya dari belakang.
Handphone-nya terjatuh dan telfon terputus.

TUUUTTTTTTTT


"Ryan! Kamu dimana?"

Nggak ada satupun suara yang terdengar.

"Ryan, aku takut nih. Kamu dimana?" sembari gemetar ketakutan.

Shawty mencoba mencari handphone-nya yang hilang.
"My handphone!" serunya kaget.

Handphone-nya rusak seperti ada yang menginjak. "Sial! Nasibku sial banget sih!"
Shawty membenamkan wajahnya ke tangannya. "Oh my Bieber, help me!"

Shawty mendengar lagu yang dimainkan dengan piano.
Shawty mencoba mengikuti asal suara tersebut, tapi telinganya kurang berfungsi dengan baik karena dia terlalu lelah.

Shawty jalan dengan linglung dan menabrak dinding yang ada di depannya.
Sebuah ruangan remang-remang terlihat di ujung lorong.
Shawty berjalan di gudang (kayak yang di VC 'U Smile') menuju ruangan itu.
Akhirnya dia sampai dan melihat Justin yang mainin piano sembari bernyanyi 'where are you now'.

"Justin.." Shawty terjatuh pingsan karena terlalu lelah dengan bibir dan tangannya yang berdarah-darah.

Justin menoleh kaget dan langsung berlari ke arah Shawty serta memeluk Shawty erat-erat.

"Shawty!"

***

"Eh, kalian denger nggak?" Chaz mempertajam pendengarannya.

"Iya, aku denger itu kan suara.." Christian menebak-nebak.

"Justin!" seru semuanya bersamaan.

Justin sadar dan mendengar suara yang lainnya.

"Justin, where are you?" teriak Chaz.

"I'm here! Follow my voiche!" perintah Justin.

Semuanya segera mempertajam pendengaran.

"Wait! We'll find you!"

"Come on!" Jasmine segera berlari dan melihat ruangan remang-remang tempat Justin berada.

Justin melihat Shawty yang menggigil kedinginan dan mengenakan jaketnya untuk Shawty serta mendekapnya lebih erat.
"Bertahanlah Shawty," rintih Justin lemas.

Semuanya datang dan melihat Justin bersama Shawty.

"Justin! Shawty!" seru Jasmine sembari berlari kencang ke arah mereka berdua.

Justin menoleh ke arah Jasmine yang berlari.
"Kamu ngapain di sini!" bentak Justin kepada Jasmine.

Jasmine menghentikan langkahnya mendengar bentakan Justin.
"Aku sama kayak kalian! Aku juga nggak tau kenapa aku bisa ada di sini," jelas Jasmine lemas.

"Omong kosong!" teriak Justin. "Pergi dari sini! Aku nggak butuh bantuanmu!"
Justin semakin memeluk erat Shawty.

Caitlin dan yang lainnya baru datang beberapa saat kemudian sambil terengah-engah.

"Ju.. Justin. Shaw..ty.. Kalian nggakpapa kan?" ucap Caitlin terputus-putus. (saking kecapekan)

Justin menunjuk Jasmine yang menangis sesenggukan.

"What is she doin' here!" tanya Justin masih dengan emosi.

"Dia.. Dia sama kayak kita," jawab Caitlin ragu-ragu.

Christian mendekati Jasmine dan memeluknya.
"Sstt.. Don't you cry."
Jasmine mengangguk dan merapatkan tubuhnya dalam dekapan Chris. :D

Justin kembali melihat Shawty yang masih terbaring lemas.
Caitlin dan yang lainnya (kecuali Christian dan Jasmine) mendekat dan membantu Shawty yang pingsan.

"Nggakpapa, biar aku aja yang peluk dia," jawab Justin ketika yang lainnya mau membantu membawa Shawty.

"Nggak berat? Kita harus segera cari jalan keluar lho," kata Chaz.

Justin menggeleng dan tersenyum tipis sambil terus mendekap Shawty.

writer : ah, enak banget nih dipeluk terus sama Bang Bieber hehe asik asik :D

"Ryan mana?" tanya Shay tiba-tiba.

ADUH

Semuanya lupa sama Ryan yang nggak ada bareng mereka.

"Kita lupa Shay, sorry hehe," Chaz cengengesan.

"Kita nggak boleh keluar tanpa Ryan, dia kan juga sahabat kalian!" ucap Shay khawatir.

Caitlin menepuk bahu Shay. "Sstt, tenang nggak usah khawatir. Kita keluar dari sini bareng Ryan."

Shay mengangguk dan memeluk erat Caitlin. "Thanks, Cait."

"Ehem, semuanya udah ada pasangannya nih. Ya Tuhan, nggak ada orang yang aku peluk," ceplos Chaz merenungi nasib.

"Habis keluar dari sini, kita ketemu sama Taylor lagi kok. Tenang aja! Atau Caitlin? Dia masih sendiri tuh," goda Justin.

"Justin!" Caitlin melotot.

Chaz menoleh ke arah Justin dan ikut melototinya.
"What? Taylor who?" Chaz pura-pura nggak tau.

"Ehm, Taylor... Taylor Lautner," canda Christian.

"Hush, emangnya aku maho apa? Aku ini masih waras!" jawab Chaz marah tapi cekikikan. { -,- marah tapi cekikikan (?) }

"I know that Chaz, Taylor Swift. Right?" ucap Justin sembari tersenyum kecut.

Chaz langsung salting Justin sebut nama Taylor Swift.

Semuanya langsung menatap Chaz aneh.

"Apa??" bentak Chaz tapi masih sambil salting.

"Nggakpapa," jawab Shay singkat.

GUBRAK!!

Shay memalingkan mukanya menatap ujung lorong. Matanya menangkap sesuatu yang udah nggak asing lagi dan bisa ditebak itu pasti...
"Ryan... Iya, itu Ryan!" teriak Shay yang langsung ngibrit pergi.
"Ryan!" Shay melambaikan tangannya.

Ryan menoleh dan tersenyum paksa.
Mukanya babak belur dan tangannya berdarah. Ia merintih kesakitan pada perutnya.

"Ka.. Kamu kenapa?" tanya Shay cemas sembari memegangi tangan Ryan yang sakit.

"No prob, Babe," jawab Ryan santai sambil meringis kesakitan.

"Bohong!" Shay mulai menangis sesenggukan.

Ryan mengelus rambut Shay dengan lembut.
"Yang penting kita semua selamat kan?"

"Iya, kita semua bersyukur lho bisa kumpul bareng lagi," timpal Caitlin masih berlari kecil.

Ryan menoleh ke arah teman-teman yang mendekat dan menolongnya untuk berdiri.

Nggak cuma itu, Ryan ternyata sudah menemukan jalan keluarnya. Mereka semua segera keluar dari tempat itu.
DENGAN SELAMAT :) (walaupun luka-luka gitu deh -,-)

@Hospital ---(2 hari setelah kejadian)

Shawty akhirnya perlahan sadar dan membuka matanya.
"Justin..." dia memanggil Justin.

Tapi nggak ada orang sama sekali di ruangan itu. Teman-teman semuanya pulang ke rumah masing-masing.
Ryan udah sembuh dan dia mau nengok kondisi Shawty tapi belum dateng. Justin yang jaga kamu lagi pergi cari makan ke luar.

KRIEK
Ryan membuka pintu kamar rawat Shawty perlahan.

"Eh, Shawty. Kamu udah sadar?" Ryan berteriak kegirangan.

Shawty hanya mengangguk kebingungan.
"Aku kenapa ya?"

"Kamu pingsan dan nggak sadarkan diri selama 2 hari ini."
Ryan mendekat dan duduk di sebelah ranjang Shawty.

Sahwty perlahan-lahan duduk dibantu Ryan.
"Makasih."

Ryan mengangguk sembari tersenyum kecil.

"Aku boleh peluk kamu adikku?" kata Ryan malu-malu.

Shawty mengangguk. "Tentu aja kakak haha."

Ryan memeluk Shawty dengan erat dan mengelus-elus rambutnya halus.

"Shawty!"
Justin masuk ke dalam ruangan dan melihat Ryan serta Shawty berpelukan mesra.

BRUK
Justin memukul wajah Ryan dengan keras. Ryan yang kesakitan cuma bingung.

"Apa-apaan ini?"

Sebuah tinjuan mendarat di perut Ryan.

"Justin, stop! Ini nggak seperti yang kamu bayangin!" Shawty mencoba melerai Justin dan Ryan.

"Diam kamu, Shawty!" bentak Justin.

Shawty kaget dan terdiam mendengar Justin membentaknya dengan keras.

DUOK!
"Please, stop Justin! Aku bisa jelasin ini!" rintih Ryan kesakitan.
"Aku nggak ada maksud apa-apa!!!"

Justin menatap Ryan dengan lekat dan melepaskan genggamannya perlahan.

"So.. Sorry Ryan," ucap Justin lemas sambil mundur-mundur merasa bersalah.
"Ouh, aku bodoh banget!" Justin mukul-mukul kepalanya sendiri.

Shawty turun dari ranjangnya dan menolong Ryan yang kesakitan.
"Kamu kenapa sih nggak bisa kontrol emosi kamu!" bentak Shawty kepada Justin.

Justin membenamkan wajahnya dan duduk di sofa.
"A.. Aku minta maaf."

"Maaf? Kamu udah pukul sahabat kamu sendiri sampai babak belur dan kamu cuma bilang maaf!"

"U.. Udah. A.. Ak.. Aku nggakpapa kok.. Percaya deh," ucap Ryan terbata-bata.

Shawty menggeleng. "Enggak Ryan, kamu luka-luka gini."

Shawty kembali menatap Justin dengan tajam. "Aku nggak suka cara kamu marah!" sembari pergi.

"Shawty! Jangan pergi dulu!" Ryan mencegah Shawty untuk pergi.

Shawty menghentikan langkahnya dan menoleh. "Aku nggak mau lihat Justin dulu!"

Ryan menarik tangan Shawty dan mendekatkannya dengan Justin.
Ryan juga menarik tangan Justin dan menyantukannya dengan tangan Shawty.

"Kalian nggak boleh marahan cuma gara-gara salah paham," ucap Ryan dengan bijak.
"Justin, aku bukan maksud untuk ngambil Shawty, aku cuma seneng dia udah sadar dan aku udah anggap dia adikku. Lagian aku udah punya Shay," jelas Ryan.

Justin mengangguk lemas dan tersenyum tipis.
"I'm so sorry, Ryan. Maaf aku nggak bisa kontrol emosiku tadi."

"Itu wajar karena aku tau kamu cemburu banget."

Shawty menatap mata Justin perlahan. Justin juga menatap mata Shawty dengan lekat.

"Maaf ya, aku tadi kasar banget sama kamu," ucap Shawty yang akhirnya luluh sama pandangan matanya Justin. ;)

"Aku juga minta maaf karena bentak kamu."

Shawty mengangguk dan membalas genggaman tangan Justin.
Justin menggenggam tangan Shawty dengan erat dan mencium tangannya.

"I love you, Shawty. Would you be my girlfriend?" tanya Justin dengan lembut.

"I love you too, Justin. Sure," jawab Shawty malu-malu.

Justin memeluk Shawty dengan erat lalu mendekatkan mulutnya ke bibirmu dan.. *sensor* hehe
Ryan tersenyum lebar. Jadi saksi mata kalian jadian nih.

***

@Beliebers VI Hostel

"Hello Shawty," sapa Justin.

"Oh, hey Justin. Ada apa?"

"Ehm, besok lusa ada konser di Kuala Lumpur, Malaysia. Kamu ikut ya?" tanya Justin ragu-ragu.

Shawty mengernyitkan dahinya. "Ikut? Tapi aku.."

Justin menaruh jari telunjuknya di bibir Shawty. "Sstt, pokoknya sore ini kamu harus udah siap. Aku udah minta izin sekolah."

"Serius nih? Aku nggak yakin beliebers akan suka sama aku," jawab Shawty ragu-ragu.

"Itu nggak penting babe, pokoknya aku pengen kamu ikut!"
Justin mendekat dan mendekap Shawty. "Please babe, aku mohon."

"Kamu tuh ya keras kepala!" ucap Shawty asal.

"Biarin!"

"Tapi kamu selalu bisa bikin aku luluh, oke deh aku ikut."

Justin mendekap dengan lebih erat. "Thanks my sweetheart," sembari mengecup pipi Shawty.

***

@Konser in Kuala Lumpur, Malaysia

"Shawty, begitu aku panggil kamu maju ya?"

Shawty hanya mengangguk lemas. Sebenernya, kalau Justin nggak maksa, dia nggak akan mau ikut ke konser itu. Dia takut beliebers pada nggak suka sama dia.

"Jangan diem aja dong, Shawty. Smile for me, please!" Justin mencubit pipi Shawty gemas.

"Iya, aku nanti maju kalau kamu panggil. Tenang aja," ucap Shawty ragu-ragu.

Ohmygosh, aku bener-bener nggak siap.

Beliebers Kuala Lumpur yang ada sudah menunggu Justin dan bersorak-sorai memanggil-manggil nama Justin.

"Justin! Justin! I Love you Justin!" teriak para beliebers.

Bikin jantung tambah deg-degan aja. Nggak nyangka yang dateng bakalan sebanyak ini, ucap Shawty dalam hati.

Justin naik ke atas panggung dan diikuti banyak kamera-man yang foto-foto jeprat-jepret Justin sana-sini.

Lagu pertama 'U Smile' Justin memberikan topinya ke salah satu fans-nya yang cantik banget. XD beruntung tuh

"Okay, now One Less Lonely Girl.."

Beliebers langsung pada teriak kegirangan dan berharap bisa menjadi OLLG Justin kali ini.

"No more guys, i'm sorry. I already have my one less lonely girl!" ucap Justin di tengah-tengah lagu.

Para Beliebers langsung protes dan pasang tampang kecewa mendengar Justin ngomong kayak gitu barusan.

"Sorry guys!" teriak Justin sekali lagi. "Let's sing together!"

Justin melanjutkan lagunya sampai selesai. Tiba saatnya, di akhir lagu Justin menyuruh semuanya untuk tenang.
"And now, here is my one less lonely girl.."

Justin memberi tanda pada Shawty untuk segera naik ke panggung. Para Beliebers langsung berdiri dan menyoraki kamu untuk tidak naik ke panggung.

DEG

Aduh, aku nggak yakin bisa ngelanjutin untuk naik ke panggung.

"Huuu!! Turun! Turun!" teriak para Beliebers nggak setuju.

Justin nekad menjemput Shawty yang masih ragu-ragu dan menariknya naik ke atas panggung.

"Shawty Gomez, she is mu one less lonely girl," ucap Justin sembari mengecup tanganmu.

Tiba-tiba seorang fan melempar botol minuman ke arah Shawty.

Shawty menoleh kaget karena botol minuman itu mengenai kepalanya.
"Siapa sih?" ujar Shawty ketus.

"Tenang guys, aku tetap cinta kalian!" ujar Justin menenangkan.

Para beliebers tetap saja menyoraki Shawty untuk turun dari panggung dan semakin banyak yang melemparinya botol.

"Hey, kamu dan kamu! Jangan kasar sama pacar aku!" marah Justin pada dua orang fans.

Fans-fans Justin justru tambah kasar dan semuanya melempari Shawty dengan botol minuman.
Seorang fans naik ke atas panggung dan menarik Shawty hingga terjatuh.

"Aduh, sakit!" rintih Shawty.

Fans yang menarik Shawty menampar pipi Shawty hingga merah. Justin yang panik nggak sadar kalau Shawty sudah nggak ada di sebelahnya.

"Kenny, help me!" teriak Justin kepada Kenny yang sudah bersiap-siap untuk naik ke atas panggung.

Kenny membantu Justin turun dari sisi yang berbeda dengan tempat Shawty.
Justin mendekat ke arah fans. "Hey, kalau kalian kayak gini aku nggak akan melanjutkan acaranya!" teriak Justin.

Seorang fans menarik tangan Justin hingga Justin hampir terjatuh.
"Hey, jangan menarikku!" sembari mendorong fans-nya. "Menjauhlah kalian!"

Justin mendorong seorang fans yang ada di depannya hingga terjatuh.
"Kenny, urus fans-fans gila ini! Aku tidak ingin melanjutkan acaranya!" Justin marah.

Kenny menyuruh para fans untuk mundur dan tidak melakukan aksi anarkis.

Sementara itu Shawty yang ada di sebelah panggung dikerubungi para fans yang marah.
Para fans memukulnya hingga Shawty pingsan di tempat.

"Hey, apa yang kalian lakukan?!" Justin berlari ke arah Shawty dikerubuti. Para fans tetap memukul-mukuli Shawty yang sudah pingsan.
"Menjauhlah! Dasar fans bodoh!" ujar Justin sembari mendorong seseorang yang memukuli Shawty.

Justin melihat Shawty yang jatuh tersungkur dan pingsan. Ia langsung memeluk erat Shawty di tengah-tengah orang yang tetap memukuli Shawty.

"Fans bodoh! I Hate Beliebers Malaysia!" ucap Justin marah.

Para Beliebers menoleh ke arah Justin dan terdiam sejenak.

"Apa lihat-lihat? Pergi kalian semua! Atau aku yang akan pergi!" Justin mulai sangat emosi.

Para Beliebers berhenti memukuli Shawty dan meminta maaf kepada Justin.

"Sorry Justin.." ucap para Beliebers Malaysia.

"Sorry? Kalian bisa lihat nggak? Pacarku sekarang pingsan dan kalian cuma bilang maaf?"

Justin berdiri sambil menggendong Shawty pergi dari para fans yang masih marah.
"Aku nggak akan lanjutkan acara ini!" bentak Justin sembari pergi.

@Hospital

Mom Pattie datang dengan tergesa-gesa dan khawatir akan keselamatan Justin.

(ceritanya Mom Pattie belum tau kamu).

"Justin, are you okay?" tanya Mom Pattie panik.

"I'm okay, Mom," jawab Justin lemas.

"So, why you're sad?"

"Shawty, Mom. I hate Beliebers Malaysia!" teriak Justin emosi.

"Shawty? Siapa dia?" Mom Pattie penasaran.

Justin tersenyum paksa. "She is my new girlfriend," jelas Justin.

"Your new girlfriend? Kenapa kamu nggak cerita kalau kamu membawa pacar barumu ke acara ini?"

Justin menggeleng lemas. "Yeah, tadinya aku mau kasih surprise untukmu, Mom."

Dokter keluar dari ruangan Shawty. Dia bilang kalau Shawty luka memar-memar dan tulangnya retak di bagian tangan.
Justin sangat marah dengan Beliebers Malaysia yang udah lukai kamu. Dia nggak mau ngelanjutin acaranya.

"Aku benci mereka! Aku nggak akan mau ngelanjutin acaranya! Mereka fans yang bodoh!" ujar Justin marah.

"But, the show must go on, Justin," bujuk Shawty.

Justin menggeleng dengan mantab. "No, aku nggak mau ninggalin kamu sendirian di sini."

"Ada Mom Pattie yang akan jagain aku," jawab Shawty lemas. Mom Pattie mengerdipkan matanya ke arah Shawty sembari tersenyum kecil.

Justin tetap saja menggeleng. "Nggak, pokoknya aku mau kita cepet-cepet pulang ke Atlanta."

Akhirnya semuanya nurut sama Justin. Acaranya nggak dilanjutin dan para Beliebers nuntut pihak penyelenggara karena dinilai merugikan mereka.
Berita tentang Shawty yang jadi pacar baru Justin juga tersebar di mana-mana. Beliebers pada nggak suka sama Shawty dan benci sama Shawty.
Account facebook dan twitter Shawty dispam sama mereka saking bencinya mereka.