Rabu, 22 Desember 2010

Love In Bieber #12

"Ada dia."

"Dia siapa?"

"Ya dia."

"Orang?"

"Iya."

"Hidup."

"Ya iyalah.

"Siapa sih??"

"SHAWTY!!!!"

Justin terdiam, mulutnya membentuk huruf 'O'. "Shawty kenapa, Chaz? Yang jelas dong kalau ngomong!!"

"Dia...."

Justin mengguncang-guncangkan tubuh Chaz.

"Dia...."

Justin menyikut lengan Chaz. "Dari tadi dia dia terus. Yang jelas dong Chaz!"

"Shawty udah dateng ke sini dan dia skarang... Selena...."

"Shawty? Selena? Mereka kenapa sih?" Justin semakin penasaran.

"Berantem!!" jawab Chaz singkat.

Justin terdiam sejenak sebelum menarik tangan Chaz kuat-kuat dan berlari menuju tempat Shawty dan Selena.

Justin datang dan....
PLAK!!

Selena kaget sambil memegangi pipinya yang sakit.
"Ka... kamu kenapa sih? Kok malah tampar aku? Harusnya kamu tampar dia!" omel Selena.

Justin menarik tangan Shawty yang ada di sebelahnya dan mengajaknya pergi.
Shawty melepaskan tangan Justin.

"Kenapa?" tanya Justin kaget.

"Koperku ketinggalan hehe," jawab Shawty santai sambil nyengir.

Justin berlari ke arah taksi yang Shawty naiki dan mengambil koper Shawty.
"Kita pergi aja dari sini."

***

Shawty merapatkan tubuhnya ke tubuh Justin.

Justin memegang tangan Shawty dan menggenggamnya. "Kedinginan ya?"

Shawty mengangguk manja. "Iya, dingin banget."

Justin menarik tangan Shawty dan menggenggamnya serta memeluk Shawty dengan erat. "Skarang udah nggak dingin kan?" tanya Justin.

Shawty cuma ngangguk sambil tersenyum tipis.
"Aku kangen banget sama kamu," ucap Shawty akhirnya.

Justin memandang wajah Shawty. "Aku juga, aku kangen banget sama kamu."

"Bohong deh..."

"I swear I miss you!!"

"You're lying! Buktinya, Selena..."

"Ssstttt." Justin menaruh jari telunjuknya di bibir Shawty. "Kamu harus mau dengerin penjelasan aku Shawty..."

Shawty cuma ngangguk lemas.

"Justin Bieber only loves Shawty Gomez," bisik Justin pelan.

"Tapi apaan maksud kamu ci..."

"Kamu sama Selena itu mirip. Waktu itu aku nggak bisa tahan karena aku kangen banget sama kamu dan yang ada dipikiranku itu kamu. Aku seneng banget dan aku ngelihat Selena waktu itu sebagai kamu....," Justin memotong ucapannya. "Aku nggak tau kalau ada yang foto kejadian itu."

Justin mencubit pipi Shawty.

Shawty menarik napas panjang. "Nggak keren ah ceritanya, nggak romantis gitu."

"Siapa bilang ceritanya keren? Kan aku cuma mau jelasin ke kamu, Shawty."

Shawty menoleh ke arah Justin. "Beneran tuh ceritanya?"

"Yep," jawa Justin singkat.

Shawty manyun.
"Awas ya kalau bohong!"

"I'll never lie to you Shawty," ucap Justin lalu mengecup kening Shawty. "Only you, my favorite girl."

***

"Shawty!"

Shawty berbalik arah. "Kenapa?" tanyanya ketus. "Ngajak berantem lagi?"

Selena berjalan cepat ke arah Shawty dan menatapnya sinis.
"Oh, sekarang kamu belagu ya? Mentang-mentang Justin lebih belain kamu! Mungkin dia terpaksa kali ya?" ucap Selena jutek.

Shawty mendengus kesal. "Selena, Justin itu cowok aku. Udah pasti lah dia belain aku, daripada belain kamu? Apa untungnya coba?"

Selena mendorong bahu Shawty. "Heh, dia itu terpaksa jadi cowok kamu! Ada juga dia itu suka sama aku, dia nyium aku karena dia pengen aku jadi ceweknya!" Selena membentak.

Shawty memalingkan mukanya. "Waktu itu yang ada di pikirannya cuma aku! Secara muka kita mirip, jadi ya...."

Selena mengepalkan tangannya dan menggerakkan tangannya untuk menampar Shawty. Justin tiba-tiba datang dan menepis tangan Selena.

"Ju.. Justin...," ucap Selena pelan sembari gelagapan.

Shawty mendekat ke arah Justin.

"Selena, aku nggak suka cara kamu yang kasar sama Shawty."

"Justin, kamu nggak tau. Dia ini ada hubungan sama Cody!" ujar Caitlin. "Nih, aku punya buktinya!"

Caitlin mengeluarkan hp-nya dan menunjukkan sebuah foto. Foto Cody saat mencium pipi Shawty sewaktu Cody pamit pergi.
"Dia itu belagu! Dia nggak cocok sama kamu!! Dia itu perempuan mura.."

Justin memotong ucapan Selena. "Aku minta, kamu jaga ucapan kamu. Aku bener-bener nggak suka kamu seenaknya sama Shawty. Dia itu cewek aku, aku sayang sama dia dan aku nggak mau kamu ganggu dia!!" bentak Justin.

Selena terdiam. "Terserahlah!!" ujarnya lalu berlari pergi.

Justin berbalik arah dan menarik tangan Shawty untuk pergi dari situ.
Justin masuk ke dalam mobil disusul Shawty.

"Kita mau kemana?" tanya Shawty di tengah perjalanan.

Justin menoleh dan menarik napas panjang. "Kita ke pantai!"

Shawty mengernyitkan dahinya dan memilih untuk diam menuruti perintah Justin.


Shawty menghampiri Justin perlahan dan menepuk pundaknya. "Boleh duduk?"

Justin mengangguk sambil memamerkan senyum manisnya.

Shawty duduk dan mendekap lututnya kencang. "Dulu, aku sering banget ke sini, sendirian..." Shawty memotong ucapannya dan menengadah menatap langit. "Dulu aku bener-bener bukan apa-apa, temen aja nggak punya. Aku cuma inget ada anak laki-laki yang sering nemenin aku tapi aku nggak tau siapa."

Justin menoleh ke arah Shawty. Rambut Shawty berkibaran diterpa angin. Rambut-rambutnya terurai dan membuat pipinya yang lembut tampak jelas.

"Bukan apa-apa, tapi dia mirip sama kamu." Shawty tertawa lepas seraya merentangkan tangannya.

Justin tersenyum kecil. "Aku akan bawa kamu terbang suatu hari nanti."

GLEK!
Tangan Shawty kaku. Shawty menatap Justin kaget. Rasanya seperti 'de ja vu'! Perasaan ini, suasana yang tenang, tatapan Justin yang teduh, kata-katanya barusan. Shawty merasa semua ini pernah terjadi.

"Harapan masa kecil," Justin menyeringai. Ditatapnya cewek cantik di sampingnya. "Bukankah begitu Putri Kecil?"

TOENG! Apa-apaan ini? Apa maksudnya Justin dengan itu semua. "Pa.. Pangeran Kecil?" Tanpa sadar Shawty mengucapkan kalimat itu.

Shawty langsung geleng-geleng. "Hah, maksudku..."

"Sssttt..." Justin meletakkan telunjuknya di bibir Shawty. "Aku kan selalu bilang, aku nggak mau dibilang kecil, aku mau besar biar bisa melindungi putri kecilku."

Shawty menepis tangan Justin. Matanya berbinar-binar saat mengalihkan pandangannya ke laut. "Masa kecil yang... bodoh!" Shawty menyeringai.

Justin beranjak dari tempat duduknya dan mengambil sebuah layangan di sampingnya. "Kita kirim surat ini ke atas sana. Surat yang isinya unek-unek kita," jelas Justin sambil memberikan secarik kertas dan bolpoin.

Shawty memegang pipi Justin dengan kedua tangannya dan membuat Justin menolehkan kepalanya ke kanan. "Nggak boleh lihat!"

Justin melirik Shawty. "Apaan tuh? I lo?"

Shawty langsung mendelik. "Siapa suruh lihat?"

"Aku," jawab Justin santai.

Shawty mendorong pipi kiri Justin. "Jangan lihat sampai aku bilang selesai!" Shawty melanjutkan tulisannya dan menoleh lagi. "Awas nanti aku jurus!"

Justin cekikikan sendiri. Putri kecil keluar lagi sifat kekanakannya, tapi lucu, Justin suka itu.

"Udah belum?" tanya Justin takut-takut salah sedikit? Wadow, bisa kena jurus ampuh Nyi Shawty nih!

"UDAH!!" seru Shawty girang. "Mau lihat nggak apa yang aku tulis?"

Justin ngangguk-ngangguk seneng. "Iya iya, aku mau banget. Lihat dong."

"Eits, aku lihat punyamu dulu dong!"

Justin melirik layangannya sambil nyengir.
"Nggak bisa gitu. Kamu kan udah nawarin duluan."

Shawty manyun.
"Pokoknya K-A-M-U D-U-L-U-A-N!!"

"Kamu duluan Shawty....," sergah Justin sambil geleng-geleng.

"Kamu!"

"Kamu!"

"Kamu kamu kamu!!!"

"Kamu kamu kamu kamu kamu!!!!!"

Shawty dan Justin sama-sama terdiam.

"Kalau bareng?" ujar mereka berdua kompak sambil ketawa bareng.

Shawty mengambil layangannya.
"Aku hitung ya? 1.... 2.... 3...."

Justin membalikkan layangannya bersamaan dengan Shawty.

Shawty tersenyum lebar melihat tulisan di layangan Justin yang bertuliskan. 'I LOVE SHAWTY GOMEZ' dan OMB!! Justin senyum-senyum malu melihat layangan Shawty yang bertuliskan 'I LOVE JUSTIN BIEBER'.

Justin berdiri dan mengambil layangannya. "Sekarang kita mainin layangan ini," tawar Justin.

Shawty memegang tangan Justin dan berdiri.
"Bareng-bareng ya?"

Justin mengangguk.

Justin dan Shawty sudah berada di posisi siap. [wuz kayak mau tempur nih].

"Begitu aku bilang mulai, kita lari ya?"

Shawty mengulur tali layangannya.

"Mulai!!" teriak Justin.

Justin berlari mundur untuk membuat layangannya terbang sambil mengulurkan talinya. Shawty berusaha lari dengan kencang tapi tali Justin mengenai kakinya hingga Shawty terjatuh.

Justin menoleh kaget melihat Shawty terjatuh dan berlari ke arahnya.
"Kamu nggakpapa?" tanya Justin panik.

Shawty meringis seraya menggeleng.

Justin mengecup lutut Shawty yang sakit cukup lama. Shawty cuma bengong ngelihatnya.

"Udah nggak sakit kan?"

"Masih nih...," jawab Shawty bohong.

Justin berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Aku gendong kamu ya? Kita balik ke mobil aja."

Shawty memegang tangan Justin dan...

"Kejar aku!!"

Shawty lari-lari secepat kilat menjauh dari Justin yang masih bengong. Justin menatap Shawty dari kejauhan yang berlari menuju bibir pantai.

"Tunggu!!!"

Justin berlari lebih cepat dari Shawty dan mengejarnya.

"Air asin datang," seru Shawty sambil menciprati Justin dengan air.

Justin cuma senyum-senyum manis melihat tingkah laku Shawty.

Shawty terdiam.
"Kok cuma senyum-senyum sih? Idiiihh, nggak asik!" ujarnya sambil manyun dan menciprat-ciprati Justin.

Shawty membalikkan tubuhnya, tapi Justin berlari dan memeluknya dari belakang. Shawty berteriak dan melepaskan tangan Justin. Justin semakin mengejarnya dan menarik tangannya. Shawty membalikkan tangan dan menatap Justin dengan tajam lalu menciprati Justin dengan air. Justin tetap diam.

"Bales dong!" ujar Shawty.

Justin menggeleng. "Enggak ah, males!" jawabnya asal.

Shawty berjalan pelan ke arah Justin sambil manyun. Justin juga berjalan pelan ke arah Shawty sampai mereka bertemu.

Shawty malu-malu kucing. Justin mencubit pipi Shawty dan mengelus rambutnya.
Shatwty memalingkan mukanya.

"Lihat deh! Waktu kecil kita suka lihat sunset di sini," ucap Justin.

Shawty mengangguk bertanda masih ingat.

Justin menggenggam tangan Shawty dan menatapnya lekat.

"I LOVE YOU," kata Justin.

Shawty memejamkan matanya. Justin mengecup keningnya dengan lembut.

"I LOVE YOU TOO," balas Shawty.

***

Justin memberhentikan mobilnya.

"Shawty, foto itu..."

Shawty menggeleng. "Itu cuma perpisahan aja, selebihnya nggak ada apa-apa dan nggak pernah terjadi apa-apa antara aku dan Cody."

Shawty turun dari mobil dan berjalan dua langkah menuju asrama sampai dia Justin memanggilnya.

"Shawty..."

Shawty terdiam. "Oh iya aku lupa," ucapnya sambil membalikkan badan dan berjalan menuju mobil Justin.

"Good night Justin," bisik Shawty pelan lalu berjalan pelan menuju asrama.

Justin memarkir mobilnya dan berjalan cepat menuju asramanya. Sesosok perempuan berambut panjang duduk terdiam di ambang pintu asrama.

Justin mendekatinya perlahan dengan takut-takut dan melihat perempuan itu dengan jelas.

JEDER!!!

"Selena!" teriak Justin kaget.

Selena berdiri dan mencium pipi Justin. "Iya," jawabnya sembari tersenyum lebar.

Justin langsung mengusap bekas kecupan Selena.
"Kamu ngapain ada di sini malam-malam?" tanyanya ketus.

Selena menarik Justin untuk duduk di sampingnya.
"Aku nungguin kamu dari tadi di sini, Justin," jelas Selena.

Justin berniat berdiri dan masuk ke dalam asrama, tapi Selena langsung menarik tangannya untuk kembali duduk dengan cepat.

"Justin, dengerin aku dulu."

"Dengerin apa?"

"A... aku sayang sama kamu Justin, aku cinta sama kamu," ucap Selena melas.

Justin menatap melas muka Selena dan menggenggam tangannya.
"Enggak Sel, maaf ya. Aku dan Shawty udah bener-bener saling sayang," jawab Justin sambil menggeleng.

Selena kaget, air matanya hampir saja jatuh kalau saja Justin tidak memeluknya erat.
"Tapi aku udah anggap kamu sebagai saudaraku," tambah Justin.

Selena melepas pelukan Justin sambil masih menangis sesenggukan.

"Udahlah Sel, please don't cry."

Selena mengangguk lemas sambil menghapus air matanya.
"Maaf ya selama ini aku udah ganggu hubungan kalian," ucap Selena sesenggukan.

Justin mengangguk.

"Sebenarnya... Apasih yang kurang dari aku?" tanya Selena ragu-ragu. "Apa aku kurang cantik? Akukan kembar sama Shawty, otomatis muka kita sama. Tapi kenapa kamu malah milih dia?"

Justin tersenyum kecut lalu menarik napas panjang.
"Aku punya seribu alasan untuk suka sama kamu. Dan kalau alasan itu hilang?" Justin mengangkat bahunya. "Otomatis rasa suka aku ke kamu akan hilang. Dan Shawty..." Justin tersenyum kecil sambil tertawa. "Dia satu-satunya orang selain keluargaku yang bisa bikin aku cinta dia tanpa alasan, jadinya nggak akan ada alasan yang hilang dan nggak akan ada cinta yang rapuh."

Selena terdiam. Oh my Bieber, ternyata cinta mereka berdua bener-bener tulus. Bego banget aku udah nganggu mereka!
"Jaga Shawty ya? Aku nggak mau kehilangan saudara kembarku itu maupun ngelihat dia disakiti."

Justin tersenyum lebar. "Janji!"

"Aku juga mau pamit, besok aku mau pergi ke Indonesia. Nuntasin liburan dan untungnya pihak sekolah ngebolehin aku karena aku juga mau buat album baru," jelas Selena sambil menyunggingkan senyum paksa.

Justin mengangguk pelan. "Aku selalu do'ain kamu dari sini, semoga album kamu sukses."

"Makasih," balas Selena singkat. "Makasih banget."

Selena beranjak dan berjalan menuju asramanya. Sedangkan Justin, masuk ke dalam asramanya untuk tidur.

***

"Sini aku bantuin," ucap seseorang.

Selena menoleh cepat.
"Eh, kamu?"

Cowok itu mendekat. "Iya aku," jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Eh, kamu siapa?" tambah Selena.

GUBRAK

Cowok itu geleng-geleng kepala.
"Kamu belum tau aku? Orang setenar aku, kamu nggak tau?" bentak cowok itu sambil melototi Selena.

Selena menggeleng dan kembali berkemas.
"Kalau mau ganggu mending keluar aja deh," ucap Selena akhirnya.

Cowok itu cuma bengong.

"Kenapa ngelihatinnya gitu? Suka?" tanya Selena asal.

Cowok itu malah ketawa, Selena jadi sebel. Gimana enggak sebel? Katanya mau bantuin, eh dateng-dateng malah duduk dan berantakin baju-baju yang udah dilipat. Dasar cowok aneh!!

"Pergi aja deh, aku nggak butuh bantuanmu!" ujar Selena galak

Cowok itu membantu melipat kembali baju-baju Selena.
"Galak banget sih, aku kan udah bantuin kamu dapetin Justin," ucap cowok itu.

Selena melotot tajam. "Bantuin apaan? Bukannya bantuin malah nyusahin. Udah gitu nggak berhasil kan?" Selena geleng-geleng. "Kasihan ya, kamu juga nggak berhasil dapetin Shawty."

"Kamu sendiri juga bantuin nggak bener. Kasihan juga ya? Kamu nggak dapetin Justin," sindir Cody.

Selena cuma diam.

"Jadi... kamu mau pulang ke Indonesia?" tanya Cody.

Selena mengangguk pelan. "Iya, kayaknya itu satu-satunya jalan untuk nenangin diri aku."

Cody menggeleng. "Nggak kok, itu bukan jalan satu-satunya. Masih banyak yang bisa kamu lakuin untuk nenangin diri kamu," jawab Cody santai sambil berjalan menuju pintu kamar.

Selena langsung menoleh dan berdiri menghampiri Cody.
"Maksudnya?"

Cody membalikkan badannya lalu mengangkat bahu dan memiringkan kepalanya.
"Wanna go out with me?" tawar Cody. "Come on."

Selena akhirnya mengangguk. "Okay."

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Love In Bieber #12

"Ada dia."

"Dia siapa?"

"Ya dia."

"Orang?"

"Iya."

"Hidup."

"Ya iyalah.

"Siapa sih??"

"SHAWTY!!!!"

Justin terdiam, mulutnya membentuk huruf 'O'. "Shawty kenapa, Chaz? Yang jelas dong kalau ngomong!!"

"Dia...."

Justin mengguncang-guncangkan tubuh Chaz.

"Dia...."

Justin menyikut lengan Chaz. "Dari tadi dia dia terus. Yang jelas dong Chaz!"

"Shawty udah dateng ke sini dan dia skarang... Selena...."

"Shawty? Selena? Mereka kenapa sih?" Justin semakin penasaran.

"Berantem!!" jawab Chaz singkat.

Justin terdiam sejenak sebelum menarik tangan Chaz kuat-kuat dan berlari menuju tempat Shawty dan Selena.

Justin datang dan....
PLAK!!

Selena kaget sambil memegangi pipinya yang sakit.
"Ka... kamu kenapa sih? Kok malah tampar aku? Harusnya kamu tampar dia!" omel Selena.

Justin menarik tangan Shawty yang ada di sebelahnya dan mengajaknya pergi.
Shawty melepaskan tangan Justin.

"Kenapa?" tanya Justin kaget.

"Koperku ketinggalan hehe," jawab Shawty santai sambil nyengir.

Justin berlari ke arah taksi yang Shawty naiki dan mengambil koper Shawty.
"Kita pergi aja dari sini."

***

Shawty merapatkan tubuhnya ke tubuh Justin.

Justin memegang tangan Shawty dan menggenggamnya. "Kedinginan ya?"

Shawty mengangguk manja. "Iya, dingin banget."

Justin menarik tangan Shawty dan menggenggamnya serta memeluk Shawty dengan erat. "Skarang udah nggak dingin kan?" tanya Justin.

Shawty cuma ngangguk sambil tersenyum tipis.
"Aku kangen banget sama kamu," ucap Shawty akhirnya.

Justin memandang wajah Shawty. "Aku juga, aku kangen banget sama kamu."

"Bohong deh..."

"I swear I miss you!!"

"You're lying! Buktinya, Selena..."

"Ssstttt." Justin menaruh jari telunjuknya di bibir Shawty. "Kamu harus mau dengerin penjelasan aku Shawty..."

Shawty cuma ngangguk lemas.

"Justin Bieber only loves Shawty Gomez," bisik Justin pelan.

"Tapi apaan maksud kamu ci..."

"Kamu sama Selena itu mirip. Waktu itu aku nggak bisa tahan karena aku kangen banget sama kamu dan yang ada dipikiranku itu kamu. Aku seneng banget dan aku ngelihat Selena waktu itu sebagai kamu....," Justin memotong ucapannya. "Aku nggak tau kalau ada yang foto kejadian itu."

Justin mencubit pipi Shawty.

Shawty menarik napas panjang. "Nggak keren ah ceritanya, nggak romantis gitu."

"Siapa bilang ceritanya keren? Kan aku cuma mau jelasin ke kamu, Shawty."

Shawty menoleh ke arah Justin. "Beneran tuh ceritanya?"

"Yep," jawa Justin singkat.

Shawty manyun.
"Awas ya kalau bohong!"

"I'll never lie to you Shawty," ucap Justin lalu mengecup kening Shawty. "Only you, my favorite girl."

***

"Shawty!"

Shawty berbalik arah. "Kenapa?" tanyanya ketus. "Ngajak berantem lagi?"

Selena berjalan cepat ke arah Shawty dan menatapnya sinis.
"Oh, sekarang kamu belagu ya? Mentang-mentang Justin lebih belain kamu! Mungkin dia terpaksa kali ya?" ucap Selena jutek.

Shawty mendengus kesal. "Selena, Justin itu cowok aku. Udah pasti lah dia belain aku, daripada belain kamu? Apa untungnya coba?"

Selena mendorong bahu Shawty. "Heh, dia itu terpaksa jadi cowok kamu! Ada juga dia itu suka sama aku, dia nyium aku karena dia pengen aku jadi ceweknya!" Selena membentak.

Shawty memalingkan mukanya. "Waktu itu yang ada di pikirannya cuma aku! Secara muka kita mirip, jadi ya...."

Selena mengepalkan tangannya dan menggerakkan tangannya untuk menampar Shawty. Justin tiba-tiba datang dan menepis tangan Selena.

"Ju.. Justin...," ucap Selena pelan sembari gelagapan.

Shawty mendekat ke arah Justin.

"Selena, aku nggak suka cara kamu yang kasar sama Shawty."

"Justin, kamu nggak tau. Dia ini ada hubungan sama Cody!" ujar Caitlin. "Nih, aku punya buktinya!"

Caitlin mengeluarkan hp-nya dan menunjukkan sebuah foto. Foto Cody saat mencium pipi Shawty sewaktu Cody pamit pergi.
"Dia itu belagu! Dia nggak cocok sama kamu!! Dia itu perempuan mura.."

Justin memotong ucapan Selena. "Aku minta, kamu jaga ucapan kamu. Aku bener-bener nggak suka kamu seenaknya sama Shawty. Dia itu cewek aku, aku sayang sama dia dan aku nggak mau kamu ganggu dia!!" bentak Justin.

Selena terdiam. "Terserahlah!!" ujarnya lalu berlari pergi.

Justin berbalik arah dan menarik tangan Shawty untuk pergi dari situ.
Justin masuk ke dalam mobil disusul Shawty.

"Kita mau kemana?" tanya Shawty di tengah perjalanan.

Justin menoleh dan menarik napas panjang. "Kita ke pantai!"

Shawty mengernyitkan dahinya dan memilih untuk diam menuruti perintah Justin.


Shawty menghampiri Justin perlahan dan menepuk pundaknya. "Boleh duduk?"

Justin mengangguk sambil memamerkan senyum manisnya.

Shawty duduk dan mendekap lututnya kencang. "Dulu, aku sering banget ke sini, sendirian..." Shawty memotong ucapannya dan menengadah menatap langit. "Dulu aku bener-bener bukan apa-apa, temen aja nggak punya. Aku cuma inget ada anak laki-laki yang sering nemenin aku tapi aku nggak tau siapa."

Justin menoleh ke arah Shawty. Rambut Shawty berkibaran diterpa angin. Rambut-rambutnya terurai dan membuat pipinya yang lembut tampak jelas.

"Bukan apa-apa, tapi dia mirip sama kamu." Shawty tertawa lepas seraya merentangkan tangannya.

Justin tersenyum kecil. "Aku akan bawa kamu terbang suatu hari nanti."

GLEK!
Tangan Shawty kaku. Shawty menatap Justin kaget. Rasanya seperti 'de ja vu'! Perasaan ini, suasana yang tenang, tatapan Justin yang teduh, kata-katanya barusan. Shawty merasa semua ini pernah terjadi.

"Harapan masa kecil," Justin menyeringai. Ditatapnya cewek cantik di sampingnya. "Bukankah begitu Putri Kecil?"

TOENG! Apa-apaan ini? Apa maksudnya Justin dengan itu semua. "Pa.. Pangeran Kecil?" Tanpa sadar Shawty mengucapkan kalimat itu.

Shawty langsung geleng-geleng. "Hah, maksudku..."

"Sssttt..." Justin meletakkan telunjuknya di bibir Shawty. "Aku kan selalu bilang, aku nggak mau dibilang kecil, aku mau besar biar bisa melindungi putri kecilku."

Shawty menepis tangan Justin. Matanya berbinar-binar saat mengalihkan pandangannya ke laut. "Masa kecil yang... bodoh!" Shawty menyeringai.

Justin beranjak dari tempat duduknya dan mengambil sebuah layangan di sampingnya. "Kita kirim surat ini ke atas sana. Surat yang isinya unek-unek kita," jelas Justin sambil memberikan secarik kertas dan bolpoin.

Shawty memegang pipi Justin dengan kedua tangannya dan membuat Justin menolehkan kepalanya ke kanan. "Nggak boleh lihat!"

Justin melirik Shawty. "Apaan tuh? I lo?"

Shawty langsung mendelik. "Siapa suruh lihat?"

"Aku," jawab Justin santai.

Shawty mendorong pipi kiri Justin. "Jangan lihat sampai aku bilang selesai!" Shawty melanjutkan tulisannya dan menoleh lagi. "Awas nanti aku jurus!"

Justin cekikikan sendiri. Putri kecil keluar lagi sifat kekanakannya, tapi lucu, Justin suka itu.

"Udah belum?" tanya Justin takut-takut salah sedikit? Wadow, bisa kena jurus ampuh Nyi Shawty nih!

"UDAH!!" seru Shawty girang. "Mau lihat nggak apa yang aku tulis?"

Justin ngangguk-ngangguk seneng. "Iya iya, aku mau banget. Lihat dong."

"Eits, aku lihat punyamu dulu dong!"

Justin melirik layangannya sambil nyengir.
"Nggak bisa gitu. Kamu kan udah nawarin duluan."

Shawty manyun.
"Pokoknya K-A-M-U D-U-L-U-A-N!!"

"Kamu duluan Shawty....," sergah Justin sambil geleng-geleng.

"Kamu!"

"Kamu!"

"Kamu kamu kamu!!!"

"Kamu kamu kamu kamu kamu!!!!!"

Shawty dan Justin sama-sama terdiam.

"Kalau bareng?" ujar mereka berdua kompak sambil ketawa bareng.

Shawty mengambil layangannya.
"Aku hitung ya? 1.... 2.... 3...."

Justin membalikkan layangannya bersamaan dengan Shawty.

Shawty tersenyum lebar melihat tulisan di layangan Justin yang bertuliskan. 'I LOVE SHAWTY GOMEZ' dan OMB!! Justin senyum-senyum malu melihat layangan Shawty yang bertuliskan 'I LOVE JUSTIN BIEBER'.

Justin berdiri dan mengambil layangannya. "Sekarang kita mainin layangan ini," tawar Justin.

Shawty memegang tangan Justin dan berdiri.
"Bareng-bareng ya?"

Justin mengangguk.

Justin dan Shawty sudah berada di posisi siap. [wuz kayak mau tempur nih].

"Begitu aku bilang mulai, kita lari ya?"

Shawty mengulur tali layangannya.

"Mulai!!" teriak Justin.

Justin berlari mundur untuk membuat layangannya terbang sambil mengulurkan talinya. Shawty berusaha lari dengan kencang tapi tali Justin mengenai kakinya hingga Shawty terjatuh.

Justin menoleh kaget melihat Shawty terjatuh dan berlari ke arahnya.
"Kamu nggakpapa?" tanya Justin panik.

Shawty meringis seraya menggeleng.

Justin mengecup lutut Shawty yang sakit cukup lama. Shawty cuma bengong ngelihatnya.

"Udah nggak sakit kan?"

"Masih nih...," jawab Shawty bohong.

Justin berdiri dan mengulurkan tangannya.
"Aku gendong kamu ya? Kita balik ke mobil aja."

Shawty memegang tangan Justin dan...

"Kejar aku!!"

Shawty lari-lari secepat kilat menjauh dari Justin yang masih bengong. Justin menatap Shawty dari kejauhan yang berlari menuju bibir pantai.

"Tunggu!!!"

Justin berlari lebih cepat dari Shawty dan mengejarnya.

"Air asin datang," seru Shawty sambil menciprati Justin dengan air.

Justin cuma senyum-senyum manis melihat tingkah laku Shawty.

Shawty terdiam.
"Kok cuma senyum-senyum sih? Idiiihh, nggak asik!" ujarnya sambil manyun dan menciprat-ciprati Justin.

Shawty membalikkan tubuhnya, tapi Justin berlari dan memeluknya dari belakang. Shawty berteriak dan melepaskan tangan Justin. Justin semakin mengejarnya dan menarik tangannya. Shawty membalikkan tangan dan menatap Justin dengan tajam lalu menciprati Justin dengan air. Justin tetap diam.

"Bales dong!" ujar Shawty.

Justin menggeleng. "Enggak ah, males!" jawabnya asal.

Shawty berjalan pelan ke arah Justin sambil manyun. Justin juga berjalan pelan ke arah Shawty sampai mereka bertemu.

Shawty malu-malu kucing. Justin mencubit pipi Shawty dan mengelus rambutnya.
Shatwty memalingkan mukanya.

"Lihat deh! Waktu kecil kita suka lihat sunset di sini," ucap Justin.

Shawty mengangguk bertanda masih ingat.

Justin menggenggam tangan Shawty dan menatapnya lekat.

"I LOVE YOU," kata Justin.

Shawty memejamkan matanya. Justin mengecup keningnya dengan lembut.

"I LOVE YOU TOO," balas Shawty.

***

Justin memberhentikan mobilnya.

"Shawty, foto itu..."

Shawty menggeleng. "Itu cuma perpisahan aja, selebihnya nggak ada apa-apa dan nggak pernah terjadi apa-apa antara aku dan Cody."

Shawty turun dari mobil dan berjalan dua langkah menuju asrama sampai dia Justin memanggilnya.

"Shawty..."

Shawty terdiam. "Oh iya aku lupa," ucapnya sambil membalikkan badan dan berjalan menuju mobil Justin.

"Good night Justin," bisik Shawty pelan lalu berjalan pelan menuju asrama.

Justin memarkir mobilnya dan berjalan cepat menuju asramanya. Sesosok perempuan berambut panjang duduk terdiam di ambang pintu asrama.

Justin mendekatinya perlahan dengan takut-takut dan melihat perempuan itu dengan jelas.

JEDER!!!

"Selena!" teriak Justin kaget.

Selena berdiri dan mencium pipi Justin. "Iya," jawabnya sembari tersenyum lebar.

Justin langsung mengusap bekas kecupan Selena.
"Kamu ngapain ada di sini malam-malam?" tanyanya ketus.

Selena menarik Justin untuk duduk di sampingnya.
"Aku nungguin kamu dari tadi di sini, Justin," jelas Selena.

Justin berniat berdiri dan masuk ke dalam asrama, tapi Selena langsung menarik tangannya untuk kembali duduk dengan cepat.

"Justin, dengerin aku dulu."

"Dengerin apa?"

"A... aku sayang sama kamu Justin, aku cinta sama kamu," ucap Selena melas.

Justin menatap melas muka Selena dan menggenggam tangannya.
"Enggak Sel, maaf ya. Aku dan Shawty udah bener-bener saling sayang," jawab Justin sambil menggeleng.

Selena kaget, air matanya hampir saja jatuh kalau saja Justin tidak memeluknya erat.
"Tapi aku udah anggap kamu sebagai saudaraku," tambah Justin.

Selena melepas pelukan Justin sambil masih menangis sesenggukan.

"Udahlah Sel, please don't cry."

Selena mengangguk lemas sambil menghapus air matanya.
"Maaf ya selama ini aku udah ganggu hubungan kalian," ucap Selena sesenggukan.

Justin mengangguk.

"Sebenarnya... Apasih yang kurang dari aku?" tanya Selena ragu-ragu. "Apa aku kurang cantik? Akukan kembar sama Shawty, otomatis muka kita sama. Tapi kenapa kamu malah milih dia?"

Justin tersenyum kecut lalu menarik napas panjang.
"Aku punya seribu alasan untuk suka sama kamu. Dan kalau alasan itu hilang?" Justin mengangkat bahunya. "Otomatis rasa suka aku ke kamu akan hilang. Dan Shawty..." Justin tersenyum kecil sambil tertawa. "Dia satu-satunya orang selain keluargaku yang bisa bikin aku cinta dia tanpa alasan, jadinya nggak akan ada alasan yang hilang dan nggak akan ada cinta yang rapuh."

Selena terdiam. Oh my Bieber, ternyata cinta mereka berdua bener-bener tulus. Bego banget aku udah nganggu mereka!
"Jaga Shawty ya? Aku nggak mau kehilangan saudara kembarku itu maupun ngelihat dia disakiti."

Justin tersenyum lebar. "Janji!"

"Aku juga mau pamit, besok aku mau pergi ke Indonesia. Nuntasin liburan dan untungnya pihak sekolah ngebolehin aku karena aku juga mau buat album baru," jelas Selena sambil menyunggingkan senyum paksa.

Justin mengangguk pelan. "Aku selalu do'ain kamu dari sini, semoga album kamu sukses."

"Makasih," balas Selena singkat. "Makasih banget."

Selena beranjak dan berjalan menuju asramanya. Sedangkan Justin, masuk ke dalam asramanya untuk tidur.

***

"Sini aku bantuin," ucap seseorang.

Selena menoleh cepat.
"Eh, kamu?"

Cowok itu mendekat. "Iya aku," jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Eh, kamu siapa?" tambah Selena.

GUBRAK

Cowok itu geleng-geleng kepala.
"Kamu belum tau aku? Orang setenar aku, kamu nggak tau?" bentak cowok itu sambil melototi Selena.

Selena menggeleng dan kembali berkemas.
"Kalau mau ganggu mending keluar aja deh," ucap Selena akhirnya.

Cowok itu cuma bengong.

"Kenapa ngelihatinnya gitu? Suka?" tanya Selena asal.

Cowok itu malah ketawa, Selena jadi sebel. Gimana enggak sebel? Katanya mau bantuin, eh dateng-dateng malah duduk dan berantakin baju-baju yang udah dilipat. Dasar cowok aneh!!

"Pergi aja deh, aku nggak butuh bantuanmu!" ujar Selena galak

Cowok itu membantu melipat kembali baju-baju Selena.
"Galak banget sih, aku kan udah bantuin kamu dapetin Justin," ucap cowok itu.

Selena melotot tajam. "Bantuin apaan? Bukannya bantuin malah nyusahin. Udah gitu nggak berhasil kan?" Selena geleng-geleng. "Kasihan ya, kamu juga nggak berhasil dapetin Shawty."

"Kamu sendiri juga bantuin nggak bener. Kasihan juga ya? Kamu nggak dapetin Justin," sindir Cody.

Selena cuma diam.

"Jadi... kamu mau pulang ke Indonesia?" tanya Cody.

Selena mengangguk pelan. "Iya, kayaknya itu satu-satunya jalan untuk nenangin diri aku."

Cody menggeleng. "Nggak kok, itu bukan jalan satu-satunya. Masih banyak yang bisa kamu lakuin untuk nenangin diri kamu," jawab Cody santai sambil berjalan menuju pintu kamar.

Selena langsung menoleh dan berdiri menghampiri Cody.
"Maksudnya?"

Cody membalikkan badannya lalu mengangkat bahu dan memiringkan kepalanya.
"Wanna go out with me?" tawar Cody. "Come on."

Selena akhirnya mengangguk. "Okay."

***