Rabu, 22 Desember 2010

Love In Bieber #14

Shay berjalan cepat menuju asrama.

Hari ini hujan salju begitu tebal. Tapi, pelajaran di Bieber Nation High School tetap dilaksanakan.

Shay pagi ini bangun kesiangan. Caitlin dan Shawty yang biasanya datang ke rumahnya terlebih dahulu, sudah berangkat ke sekolah sejak tadi pagi. (cielah, bahasanya jadi gini, he-he-he)

"Shay!" teriak seseorang dari belakang Shay.

Shay langsung menengok dan menghela napas lega melihat yang memanggilnya adalah Ryan.

"Tumben, kok nggak naik mobil ke sekolah?" tanya Ryan.

Shay nyengir. "Heh, mana ada yang naik mobil kalau saljunya tebel kayak gini. Nggak bakal nyampe ke sekolah. Lagian, rumah aku kan sebenernya nggak naik mobil juga udah deket banget," jelas Shay geregetan. Badannya bergetar kedinginan.

Ryan menarik tangan Shay dan menggosok-gosokkan tangannya dengan tangan Shay agar hangat lalu memasukkan tangan Shay ke dalam saku bajunya.
"Biar kamu nggak kedinginan." Ryan ngeles. Cari-cari kesempatan nih biar bisa lebih deket :P

Shay tersenyum lebar dan memasukkan tangannya yang satunya ke dalam saku Ryan.

"Jadi susah dong jalannya Shay."

"Nggakpapa, tapi kan jadi lebih hangat," balas Shay sambil nyengir.

Ryan menghentikan langkahnya dan menyampirkan setengah scarf-nya ke leher Shay. Jadi, satu scarf berdua.

"Biar lebih hangat dan lebih romantis," ucap Ryan sambil melet.

Shay menampar pipi Ryan pelan. "Hu, kesempatan nih ya?"

Ryan cuma nyengir sambil berjalan pelan menuju sekolahan.

***

"Jadi? Mau tetep pergi ke Indonesia nih? Nggak ikut Beliebers Prom Night?"

Selena menatap Cody lekat. "Enggak lah, aku mau ikut Beliebers Prom Night. Cuma..."

Cody tersenyum tipis. "Cuma apa?"

"Aku nggak punya pasangan. Aku mau dateng sama siapa?" tanya Selena miris.

Cody mengangkat bahu. "Itu gampang. Aku juga nggak ada pasangan."

"Maksudnya?"

Cody menarik tangan Selena dan menggenggamnya. "Kamu mau kan dateng ke acar itu sama aku?" tanya Cody lembut.

Selena mengangguk pelan sambil malu-malu. "Kenapa enggak?"

Cody ber-yes ria sambil ketawa-cekikikan-senyum nggak karuan saking senengnya.

"Bisa aja kali," ucap Selena masih malu-malu.

Cody nyengir kuda. "He-he, gimana nggak seneng kalau bisa pergi ke pesta dansa bareng cewek secantik kamu," rayu Cody gombal.

"Emangnya aku cantik ya?" tanya Selena ragu-ragu.

Cody menepuk dahinya. "Yaiyalah Sel, kamu ini cantik. Apalagi, kamu ini kan seorang penyanyi terkenal. Fans kamu juga banyak banget kan?" balas Cody santai.

Selena manggut-manggut.
"Trus, kalau sama Shawty? Lebih cantik mana?" tanyanya penasaran.

Cody terdiam untuk sejenak. "Ehm, muka kalian kan sama. Jadi..." Cody pikir-pikir. "Yah, sama lah cantiknya. Namanya aja kembar."

Selena memiringkan kepalanya. "Tapi baik Shawty ya? Dia itu orangnya lembut," cerita Sel sambil tersenyum lebar. "Dia itu selalu tampil apa adanya. Dan jarang banget marah apalagi bentak-bentak aku. Aku ini kakaknya, tapi nggak lebih dewasa dari dia," lanjut Sel.

"Kamu juga baik kok."
Cody menarik Selena untuk duduk di sampingnya. "Mau aku nyanyiin lagu?" tawar Cody.

"Boleh banget."

Cody memetik gitarnya pelan.
"Special, for you Selena Gomez," ucap Cody membuka lagu.

Lagu Iyiyi sukses dibawakan Cody sampai Selena menyandarkan kepalanya di pundak Cody saking kebawa suasana.

"Ouh, ouh, missing you....."
Cody mengejreng gitarnya sekali sebagai penutupan lagu.

Selena langsung tepuk tangan dengan riang.
"Bagus banget. Suara kamu bagus juga ya?" puji Selena sambil cekikikan.

"Makasih," balas Cody canggung. "Kamu juga gantian nyanyi dong?"

Selena mengangkat kepalanya dari pundak Cody. "Nyanyi apa ya?"

Cody mengangkat bahu. "Terserah. Tapi coba deh, aku pengen denger kamu nyanyi A Year Without Rain."

"Okay..."
Selena juga nyanyiin lagu-nya yang berjudul A Year Without Rain yang bikin Cody Simpson klepek-klepek dengerin suaranya yang merdu (cielah ^_^).

"Gimana?"

Cody cuma senyum sambil mengacungkan jempol kanannya.

Selena beranjak dari tempat duduk. "Shawty itu... dia nggak pernah iri sama kemampuan nyanyi aku. Walaupun dulu, ortu aku pasti bilang kalau suara aku lebih bagus dan aku punya bakat nyanyi, Shawty pasti cuma senyum dan bilang kalau memang kemampuan utama dia bukan nyanyi."

Selena tertunduk. "Aku jadi nyesel banget udah iri sama dia."

Cody ikut berdiri dan menepuk bahu Selena. "Udahlah, jangan sedih. Aku akui memang Shawty itu orangnya penyabar. Tapi, itulah kelebihan kamu, nyanyi. Dia bisa nyanyi, tapi nggak sebagus kamu. Dia memang pinter banget akting, tapi kamu nggak sebagus dia. Itu yang bikin kalian berdua punya sisi bagus masing-masing. Manusia itu nggak ada yang sempurna. Untuk mencapai kesempurnaan, mereka butuh orang lain untuk saling melengkapi. Nggak bisa cuma sendirian," beber Cody panjang lebar diiringi anggukan Selena.

***

"Caitlin, bangun dong...," bujuk Shawty sambil mengguncang-guncangkan tubuh Caitlin.

Caitlin ngolet ke kanan. "Ehm, males ah. Aku nggak mau masuk sekolah hari ini," ucap Caitlin masih bau bantal.

"Dasar ini anak sekarang jadi males banget sih?"

Caitlin menarik bantalnya dan melempar ke arah Shawty. "Pergi aja deh, nanti kamu terlambat!"

Shawty geleng-geleng kepala. "Hari ini ada yang ulang tahun lho..."

"Siapa?" tanya Caitlin malas tanpa membuka matanya.

Shawty mikir-mikir. "Christian ya yang ulang tahun hari ini," jawab Shawty asal.

Caitlin melempar guling ke arah Shawty. "Ah, ngawur! Christian ulang tahunnya nggak hari ini!"

Shawty garuk-garuk kepala. "Ja... Jasmine deh kayaknya," jawabnya asal lagi.

"Sebenarnya hari ini ada yang ulang tahun nggak sih? Kamu yang ngasih tau kok jawabnya asal gitu?"

Shawty cuma nyengir kuda. "Hehe, ada yang ulang tahun kok. Cuma aku lupa aja," Shawty ngeles.

"Eh, eh, bentar bentar. Kayaknya yang ulang tahun hari ini itu.... Chaz!"

Caitlin langsung gedebugan bangun sambil melempar sebuah boneka ke arah Shawty dengan keras. "Ah, yang bener?" tanyanya nggak percaya.

Shawty ngangguk-ngangguk sambil memamerkan jari tengah dan telunjuknya. "Suer, non Caitlin!!!"

Entah angin apa. Nggak tau bisa aja kesambet jin yang nyasar. Caitlin yang tadinya garang, jutek banget sama Shawty. Tiba-tiba meluk Shawty kencang kayak kemarin sebelum marah nggak jelas.

"Cups, makasih Shawty sayang...."

"Eh, iya. Tapi lepasin dulu dong, Cait. Aku sampai nggak bisa napas nih!" ujar Shawty ngos-ngosan.

Caitlin melepaskan pelukannya dan mencium pipi kanan Shawty dengan pipinya.

"Emangnya ada apa sih? Chaz yang ulang tahun, kok kamu yang seneng banget gitu?" tanya Shawty penuh rasa penasaran. "Jangan-jangan...." Shawty mengerdipkan sebelah matanya.

Caitlin geleng-geleng malu. "Enggak ada apa-apa kok. Kan temen ulang tahun, masa sih nggak boleh seneng. Ya udah deh, aku cemberut aja, daripada dikira yang aneh-aneh." Caitlin langsung pasang tambang mutung.

Shawty cuma cekikikan. "Udah udah, aku lebih suka yang tadi. Lebih cantik. Kalau yang sekarang kayak nggak makan sebulan! ha-ha-ha," celutuk Shawty.

"Dasar!!"
Caitlin beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuknya. "Udah gih, kamu juga mandi dulu. Belum mandi kan?" tebak Caitlin sambil menggerakkan jari-jarinya dan masuk ke kamar mandi.

Shawty menghela napas lega. Caitlin akhirnya udah balik kayak kemarin, dia udah nggak marah lagi. Shawty juga ikutan pergi ke kamarnya dan mandi.

***

"Chaz?"

Chaz membalikkan badannya dan langsung disambut dengan pelukan hangat sekaligus mengejutkan dari Caitlin.

Caitlin memeluk Chaz dengan erat dan tertawa senang di pelukan Chaz.
"Happy birthday ya?"

Chaz cuma ngangguk-ngangguk sambil nyengir kuda. Pagi-pagi udah dipeluk cewek cantik nih, he-he-he, pikir Chaz dalam hati.

Caitlin melepas pelukannya sambil cekikikan. "Maaf aku terlalu semangat sih. Habisnya aku ngerasa bersalah banget, aku baru inget pagi ini kalau kamu ulang tahun. Bahkan kalau Shawty nggak ngingetin, aku nggak bakal inget hehe," beber Caitlin diselingi tawa.

Chaz menyipitkan matanya dan mencium pipi kanan Caitlin.

Caitlin cuma malu, tapi kesengsem dalam hati karena Chaz baru aja nyium pipinya.

"Makasih ya," ucap Chaz singkat. "Makasih juga pelukannya. Pagi-pagi udah jadi hangat nih dapet pelukan dari kamu," rayu Chaz asal.

"Bisa aja," balas Caitlin malu-malu kucing.

Shawty batuk-batuk pelan sambil menyikut lengan Caitlin dan ikut maju mengulurkan tangan ke Chaz. "Happy birthday, Chaz. Wish you all the best."

"Iya, thanks. Peluk juga nggak nih?" Chaz melet sambil ngelirik ke Caitlin.

Shawty cekikikan sambil ngelihatin Caitlin yang pura-pura nggak denger. "Boleh peluk nggak nih, Cait? Sebagai tanda seneng aja kok peluknya. Boleh nggak?" goda Shawty.

Caitlin melotot. "Hah? Mau peluk Chaz? Ya silahkan aja lagi... Ngapain pakai bilang ke aku? Kurang kerjaan tau nggak," jawab Caitlin males.

"Ya udah, bener nih nggak cemburu?"

"Bener!"

"Happy birthday, Chaz." Shawty langsung memeluk Chaz lama dan melepaskannya lagi. "Panjang umur ya?"

Chaz cuma ngangguk-ngangguk sambil nyengir kuda ke arah Caitlin.

"Apaan sih, Shawty?"

Shawty geleng-geleng. "Nggak kok, untuk hari ini cukup kok godain kamu sama Chaz-nya hehe."

"Btw, yang lain mana nih?" tanya Caitlin mencairkan suasana.

"Pada baru mandi, tadi aku bangunin pada nggak mau tuh," jawab Chaz santai.

"Ya udah, mendingan kita ke sekolah duluan yuk!"
Shawty langsung menggandeng Caitlin dan berjalan menuju sekolah.


@Bieber Nation High School

"Hey Chaz, maaf kita terlambat!" ujar Ryan ngagetin.

Chaz menoleh. "Kalian mandi lama banget sih. Aku di sini dari tadi cuma bertiga sama Shawty dan Caitlin."

Justin melirik ke arah Shawty sambil melambaikan tangan. "Hey, Babe."

Shawty juga melambaikan tangannya membalas sapaan Justin. "Hey."

"Hey hey hey hey, pagi-pagi malah udah lirik-lirikan. Nggak inget apa ada temen kita yang ulang tahun?" ujar Caitlin.

Chaz menyikut lengan Caitlin pelan sambil tersenyum malu.

"Oh iya, aku lupa!" Ryan menepuk dahinya. "Happy birthday, Shay," canda Ryan.

Shay cuma bengong.

"Hehe bercanda, maksudku happy birthday Chaz!"
Ryan menepuk bahu Chaz dan menyalaminya.

"Chaz! Happy birthday!" teriak Justin yang langsung menjabat tangan Chaz.

Christian nggak mau kalah. "Happy birthday big bro!"

"Hey Chaz, happy birthday," ucap Shay sambil memeluk Chaz sebentar, inget ada Ryan di sebelah. He-he-he

Chaz mengedipkan mata. "Thanks semuanya."

Semuanya ngangguk-ngangguk sambil senyum-senyum.

"Apaan sih?" tanya Chaz bingung.

"Nggakpapa!" jawab semuanya bareng-bareng.

GUBRAK

"Udah bel tuh! Masuk yuk!" Shay mengingatkan.

"Oke...."

***

"A... aku mau pulang aja lah. Lagian habis Beliebers Prom Night, kita udah liburan kan? Jadi, sekalian aja aku pulang sebelum Beliebers Prom Night," jelas Caitlin.

Shawty manyun. "Jangan dong Cait... Kamu ikut aja! Siapa tau ada yang belum dapet pasangan gitu?"

Caitlin menggeleng pelan. "Nggak deh. Lagian ogah juga kalau aku dapet pasangan tapi nggak kenal!" Caitlin ngeles.

"Ya kamu kenalan dulu sama dia. Atau kita bisa cari dari sekarang. Beliebers Prom Night itu kan masih satu minggu lagi," bujuk Shawty sambil menopangkan dagunya.

"Heh, kamu itu ya, malah ngotot banget! Yang belum dapet pasangan itu kan aku, kok jadi kamu sih yang sewot?" Caitlin cekikikan. "Nggak usah khawatir banget gitu lagi..."

Shawty menghela napas panjang. "Yah kan nggak seru aja kalau nggak ada kamu. Semuanya dateng lho Cait, masa kamu nggak sih?"

"Nggak cuma aku tau, yang nggak ikut!" Caitlin menoleh ke arah Shawty melas. "Tapi mau juga ikut, cuma ya nggak punya pasangan."

Shawty mikir-mikir. "Eh, aku tau deh!" ujarnya sambil menjentikkan jari.

"Tau apaan?"

"Aku tau yang belum dapet pasangan!!!"


"Justin!" teriak Shawty dari kejauhan sambil menarik tangan Caitlin untuk lari.

"Stop stop stop! Kamu mau bawa aku kemana sih? Pakai manggil Justin segala?"

Shawty menepuk dahi. "Aku dan Justin tau kamu harus pasangan sama siapa! Diem aja deh, neng."

"Iya deh, ngikut," ucap Caitlin ngalah.

Justin menoleh. "Hey Shawty, hey Caitlin!"

Shawty melepaskan tangan Caitlin dan berjalan mendekati Justin.

Justin memiringkan kepalanya. "Mau minta cium?"

Shawty langsung manyun. "Bukanlah!"

"Hehe, terus apa?" Justin nyengir.

Shawty mendekat ke telinga Justin dan membisikkan sesuatu.
"Gimana?" tanya Shawty penuh harap.

Justin mengangguk. "Oke, semuanya beres tuan putri."

"Sip deh, makasih Justin," ucap Shawty manja.

"Sama-sama Shawty."

"Ehem, udah langsung lupa ya ada aku di sini?" Caitlin nyari perhatian. "Tadi narik-narik aku ke sini, sekarang lupa sama aku."

Shawty memeluk Caitlin. "Ya ampun, aku nggak lupa sama kamu, Cait. Justru aku sama Justin mau bantu kamu!"

"Aku duluan ya?" Justin langsung berlari pergi.

"Kok dia pergi duluan?" tanya Caitlin bingung.

Shawty menyikut lengan Caitlin. "Udah, nggak usah dipikirin. Yang penting, kamu besok dateng ke pesta dan dandan yang cantik! Inget!" ujar Shawty dengan tatapan tajam.

"Yee.. Nggak usah gitu kali tatapannya."

"Ya udah, nggak jadi deh kamu dapet pasangannya. Batal!" canda Shawty.

Caitlin manyun. "Yah, nggak gitu dong. Aku kan juga pengen dapet pasangan."

Shawty nyengir. "Hehe, cuma bercanda kok. Rencana kan udah jalan. Sekarang... ke kantin yuk?" ajak Shawty sambil mengelus-elus perutnya.

Caitlin tersenyum tipis. "Lets go!!!"

***

SEMINGGU KEMUDIAN...

-- Beliebers Prom Night --

---> To Be Continued :P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Love In Bieber #14

Shay berjalan cepat menuju asrama.

Hari ini hujan salju begitu tebal. Tapi, pelajaran di Bieber Nation High School tetap dilaksanakan.

Shay pagi ini bangun kesiangan. Caitlin dan Shawty yang biasanya datang ke rumahnya terlebih dahulu, sudah berangkat ke sekolah sejak tadi pagi. (cielah, bahasanya jadi gini, he-he-he)

"Shay!" teriak seseorang dari belakang Shay.

Shay langsung menengok dan menghela napas lega melihat yang memanggilnya adalah Ryan.

"Tumben, kok nggak naik mobil ke sekolah?" tanya Ryan.

Shay nyengir. "Heh, mana ada yang naik mobil kalau saljunya tebel kayak gini. Nggak bakal nyampe ke sekolah. Lagian, rumah aku kan sebenernya nggak naik mobil juga udah deket banget," jelas Shay geregetan. Badannya bergetar kedinginan.

Ryan menarik tangan Shay dan menggosok-gosokkan tangannya dengan tangan Shay agar hangat lalu memasukkan tangan Shay ke dalam saku bajunya.
"Biar kamu nggak kedinginan." Ryan ngeles. Cari-cari kesempatan nih biar bisa lebih deket :P

Shay tersenyum lebar dan memasukkan tangannya yang satunya ke dalam saku Ryan.

"Jadi susah dong jalannya Shay."

"Nggakpapa, tapi kan jadi lebih hangat," balas Shay sambil nyengir.

Ryan menghentikan langkahnya dan menyampirkan setengah scarf-nya ke leher Shay. Jadi, satu scarf berdua.

"Biar lebih hangat dan lebih romantis," ucap Ryan sambil melet.

Shay menampar pipi Ryan pelan. "Hu, kesempatan nih ya?"

Ryan cuma nyengir sambil berjalan pelan menuju sekolahan.

***

"Jadi? Mau tetep pergi ke Indonesia nih? Nggak ikut Beliebers Prom Night?"

Selena menatap Cody lekat. "Enggak lah, aku mau ikut Beliebers Prom Night. Cuma..."

Cody tersenyum tipis. "Cuma apa?"

"Aku nggak punya pasangan. Aku mau dateng sama siapa?" tanya Selena miris.

Cody mengangkat bahu. "Itu gampang. Aku juga nggak ada pasangan."

"Maksudnya?"

Cody menarik tangan Selena dan menggenggamnya. "Kamu mau kan dateng ke acar itu sama aku?" tanya Cody lembut.

Selena mengangguk pelan sambil malu-malu. "Kenapa enggak?"

Cody ber-yes ria sambil ketawa-cekikikan-senyum nggak karuan saking senengnya.

"Bisa aja kali," ucap Selena masih malu-malu.

Cody nyengir kuda. "He-he, gimana nggak seneng kalau bisa pergi ke pesta dansa bareng cewek secantik kamu," rayu Cody gombal.

"Emangnya aku cantik ya?" tanya Selena ragu-ragu.

Cody menepuk dahinya. "Yaiyalah Sel, kamu ini cantik. Apalagi, kamu ini kan seorang penyanyi terkenal. Fans kamu juga banyak banget kan?" balas Cody santai.

Selena manggut-manggut.
"Trus, kalau sama Shawty? Lebih cantik mana?" tanyanya penasaran.

Cody terdiam untuk sejenak. "Ehm, muka kalian kan sama. Jadi..." Cody pikir-pikir. "Yah, sama lah cantiknya. Namanya aja kembar."

Selena memiringkan kepalanya. "Tapi baik Shawty ya? Dia itu orangnya lembut," cerita Sel sambil tersenyum lebar. "Dia itu selalu tampil apa adanya. Dan jarang banget marah apalagi bentak-bentak aku. Aku ini kakaknya, tapi nggak lebih dewasa dari dia," lanjut Sel.

"Kamu juga baik kok."
Cody menarik Selena untuk duduk di sampingnya. "Mau aku nyanyiin lagu?" tawar Cody.

"Boleh banget."

Cody memetik gitarnya pelan.
"Special, for you Selena Gomez," ucap Cody membuka lagu.

Lagu Iyiyi sukses dibawakan Cody sampai Selena menyandarkan kepalanya di pundak Cody saking kebawa suasana.

"Ouh, ouh, missing you....."
Cody mengejreng gitarnya sekali sebagai penutupan lagu.

Selena langsung tepuk tangan dengan riang.
"Bagus banget. Suara kamu bagus juga ya?" puji Selena sambil cekikikan.

"Makasih," balas Cody canggung. "Kamu juga gantian nyanyi dong?"

Selena mengangkat kepalanya dari pundak Cody. "Nyanyi apa ya?"

Cody mengangkat bahu. "Terserah. Tapi coba deh, aku pengen denger kamu nyanyi A Year Without Rain."

"Okay..."
Selena juga nyanyiin lagu-nya yang berjudul A Year Without Rain yang bikin Cody Simpson klepek-klepek dengerin suaranya yang merdu (cielah ^_^).

"Gimana?"

Cody cuma senyum sambil mengacungkan jempol kanannya.

Selena beranjak dari tempat duduk. "Shawty itu... dia nggak pernah iri sama kemampuan nyanyi aku. Walaupun dulu, ortu aku pasti bilang kalau suara aku lebih bagus dan aku punya bakat nyanyi, Shawty pasti cuma senyum dan bilang kalau memang kemampuan utama dia bukan nyanyi."

Selena tertunduk. "Aku jadi nyesel banget udah iri sama dia."

Cody ikut berdiri dan menepuk bahu Selena. "Udahlah, jangan sedih. Aku akui memang Shawty itu orangnya penyabar. Tapi, itulah kelebihan kamu, nyanyi. Dia bisa nyanyi, tapi nggak sebagus kamu. Dia memang pinter banget akting, tapi kamu nggak sebagus dia. Itu yang bikin kalian berdua punya sisi bagus masing-masing. Manusia itu nggak ada yang sempurna. Untuk mencapai kesempurnaan, mereka butuh orang lain untuk saling melengkapi. Nggak bisa cuma sendirian," beber Cody panjang lebar diiringi anggukan Selena.

***

"Caitlin, bangun dong...," bujuk Shawty sambil mengguncang-guncangkan tubuh Caitlin.

Caitlin ngolet ke kanan. "Ehm, males ah. Aku nggak mau masuk sekolah hari ini," ucap Caitlin masih bau bantal.

"Dasar ini anak sekarang jadi males banget sih?"

Caitlin menarik bantalnya dan melempar ke arah Shawty. "Pergi aja deh, nanti kamu terlambat!"

Shawty geleng-geleng kepala. "Hari ini ada yang ulang tahun lho..."

"Siapa?" tanya Caitlin malas tanpa membuka matanya.

Shawty mikir-mikir. "Christian ya yang ulang tahun hari ini," jawab Shawty asal.

Caitlin melempar guling ke arah Shawty. "Ah, ngawur! Christian ulang tahunnya nggak hari ini!"

Shawty garuk-garuk kepala. "Ja... Jasmine deh kayaknya," jawabnya asal lagi.

"Sebenarnya hari ini ada yang ulang tahun nggak sih? Kamu yang ngasih tau kok jawabnya asal gitu?"

Shawty cuma nyengir kuda. "Hehe, ada yang ulang tahun kok. Cuma aku lupa aja," Shawty ngeles.

"Eh, eh, bentar bentar. Kayaknya yang ulang tahun hari ini itu.... Chaz!"

Caitlin langsung gedebugan bangun sambil melempar sebuah boneka ke arah Shawty dengan keras. "Ah, yang bener?" tanyanya nggak percaya.

Shawty ngangguk-ngangguk sambil memamerkan jari tengah dan telunjuknya. "Suer, non Caitlin!!!"

Entah angin apa. Nggak tau bisa aja kesambet jin yang nyasar. Caitlin yang tadinya garang, jutek banget sama Shawty. Tiba-tiba meluk Shawty kencang kayak kemarin sebelum marah nggak jelas.

"Cups, makasih Shawty sayang...."

"Eh, iya. Tapi lepasin dulu dong, Cait. Aku sampai nggak bisa napas nih!" ujar Shawty ngos-ngosan.

Caitlin melepaskan pelukannya dan mencium pipi kanan Shawty dengan pipinya.

"Emangnya ada apa sih? Chaz yang ulang tahun, kok kamu yang seneng banget gitu?" tanya Shawty penuh rasa penasaran. "Jangan-jangan...." Shawty mengerdipkan sebelah matanya.

Caitlin geleng-geleng malu. "Enggak ada apa-apa kok. Kan temen ulang tahun, masa sih nggak boleh seneng. Ya udah deh, aku cemberut aja, daripada dikira yang aneh-aneh." Caitlin langsung pasang tambang mutung.

Shawty cuma cekikikan. "Udah udah, aku lebih suka yang tadi. Lebih cantik. Kalau yang sekarang kayak nggak makan sebulan! ha-ha-ha," celutuk Shawty.

"Dasar!!"
Caitlin beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuknya. "Udah gih, kamu juga mandi dulu. Belum mandi kan?" tebak Caitlin sambil menggerakkan jari-jarinya dan masuk ke kamar mandi.

Shawty menghela napas lega. Caitlin akhirnya udah balik kayak kemarin, dia udah nggak marah lagi. Shawty juga ikutan pergi ke kamarnya dan mandi.

***

"Chaz?"

Chaz membalikkan badannya dan langsung disambut dengan pelukan hangat sekaligus mengejutkan dari Caitlin.

Caitlin memeluk Chaz dengan erat dan tertawa senang di pelukan Chaz.
"Happy birthday ya?"

Chaz cuma ngangguk-ngangguk sambil nyengir kuda. Pagi-pagi udah dipeluk cewek cantik nih, he-he-he, pikir Chaz dalam hati.

Caitlin melepas pelukannya sambil cekikikan. "Maaf aku terlalu semangat sih. Habisnya aku ngerasa bersalah banget, aku baru inget pagi ini kalau kamu ulang tahun. Bahkan kalau Shawty nggak ngingetin, aku nggak bakal inget hehe," beber Caitlin diselingi tawa.

Chaz menyipitkan matanya dan mencium pipi kanan Caitlin.

Caitlin cuma malu, tapi kesengsem dalam hati karena Chaz baru aja nyium pipinya.

"Makasih ya," ucap Chaz singkat. "Makasih juga pelukannya. Pagi-pagi udah jadi hangat nih dapet pelukan dari kamu," rayu Chaz asal.

"Bisa aja," balas Caitlin malu-malu kucing.

Shawty batuk-batuk pelan sambil menyikut lengan Caitlin dan ikut maju mengulurkan tangan ke Chaz. "Happy birthday, Chaz. Wish you all the best."

"Iya, thanks. Peluk juga nggak nih?" Chaz melet sambil ngelirik ke Caitlin.

Shawty cekikikan sambil ngelihatin Caitlin yang pura-pura nggak denger. "Boleh peluk nggak nih, Cait? Sebagai tanda seneng aja kok peluknya. Boleh nggak?" goda Shawty.

Caitlin melotot. "Hah? Mau peluk Chaz? Ya silahkan aja lagi... Ngapain pakai bilang ke aku? Kurang kerjaan tau nggak," jawab Caitlin males.

"Ya udah, bener nih nggak cemburu?"

"Bener!"

"Happy birthday, Chaz." Shawty langsung memeluk Chaz lama dan melepaskannya lagi. "Panjang umur ya?"

Chaz cuma ngangguk-ngangguk sambil nyengir kuda ke arah Caitlin.

"Apaan sih, Shawty?"

Shawty geleng-geleng. "Nggak kok, untuk hari ini cukup kok godain kamu sama Chaz-nya hehe."

"Btw, yang lain mana nih?" tanya Caitlin mencairkan suasana.

"Pada baru mandi, tadi aku bangunin pada nggak mau tuh," jawab Chaz santai.

"Ya udah, mendingan kita ke sekolah duluan yuk!"
Shawty langsung menggandeng Caitlin dan berjalan menuju sekolah.


@Bieber Nation High School

"Hey Chaz, maaf kita terlambat!" ujar Ryan ngagetin.

Chaz menoleh. "Kalian mandi lama banget sih. Aku di sini dari tadi cuma bertiga sama Shawty dan Caitlin."

Justin melirik ke arah Shawty sambil melambaikan tangan. "Hey, Babe."

Shawty juga melambaikan tangannya membalas sapaan Justin. "Hey."

"Hey hey hey hey, pagi-pagi malah udah lirik-lirikan. Nggak inget apa ada temen kita yang ulang tahun?" ujar Caitlin.

Chaz menyikut lengan Caitlin pelan sambil tersenyum malu.

"Oh iya, aku lupa!" Ryan menepuk dahinya. "Happy birthday, Shay," canda Ryan.

Shay cuma bengong.

"Hehe bercanda, maksudku happy birthday Chaz!"
Ryan menepuk bahu Chaz dan menyalaminya.

"Chaz! Happy birthday!" teriak Justin yang langsung menjabat tangan Chaz.

Christian nggak mau kalah. "Happy birthday big bro!"

"Hey Chaz, happy birthday," ucap Shay sambil memeluk Chaz sebentar, inget ada Ryan di sebelah. He-he-he

Chaz mengedipkan mata. "Thanks semuanya."

Semuanya ngangguk-ngangguk sambil senyum-senyum.

"Apaan sih?" tanya Chaz bingung.

"Nggakpapa!" jawab semuanya bareng-bareng.

GUBRAK

"Udah bel tuh! Masuk yuk!" Shay mengingatkan.

"Oke...."

***

"A... aku mau pulang aja lah. Lagian habis Beliebers Prom Night, kita udah liburan kan? Jadi, sekalian aja aku pulang sebelum Beliebers Prom Night," jelas Caitlin.

Shawty manyun. "Jangan dong Cait... Kamu ikut aja! Siapa tau ada yang belum dapet pasangan gitu?"

Caitlin menggeleng pelan. "Nggak deh. Lagian ogah juga kalau aku dapet pasangan tapi nggak kenal!" Caitlin ngeles.

"Ya kamu kenalan dulu sama dia. Atau kita bisa cari dari sekarang. Beliebers Prom Night itu kan masih satu minggu lagi," bujuk Shawty sambil menopangkan dagunya.

"Heh, kamu itu ya, malah ngotot banget! Yang belum dapet pasangan itu kan aku, kok jadi kamu sih yang sewot?" Caitlin cekikikan. "Nggak usah khawatir banget gitu lagi..."

Shawty menghela napas panjang. "Yah kan nggak seru aja kalau nggak ada kamu. Semuanya dateng lho Cait, masa kamu nggak sih?"

"Nggak cuma aku tau, yang nggak ikut!" Caitlin menoleh ke arah Shawty melas. "Tapi mau juga ikut, cuma ya nggak punya pasangan."

Shawty mikir-mikir. "Eh, aku tau deh!" ujarnya sambil menjentikkan jari.

"Tau apaan?"

"Aku tau yang belum dapet pasangan!!!"


"Justin!" teriak Shawty dari kejauhan sambil menarik tangan Caitlin untuk lari.

"Stop stop stop! Kamu mau bawa aku kemana sih? Pakai manggil Justin segala?"

Shawty menepuk dahi. "Aku dan Justin tau kamu harus pasangan sama siapa! Diem aja deh, neng."

"Iya deh, ngikut," ucap Caitlin ngalah.

Justin menoleh. "Hey Shawty, hey Caitlin!"

Shawty melepaskan tangan Caitlin dan berjalan mendekati Justin.

Justin memiringkan kepalanya. "Mau minta cium?"

Shawty langsung manyun. "Bukanlah!"

"Hehe, terus apa?" Justin nyengir.

Shawty mendekat ke telinga Justin dan membisikkan sesuatu.
"Gimana?" tanya Shawty penuh harap.

Justin mengangguk. "Oke, semuanya beres tuan putri."

"Sip deh, makasih Justin," ucap Shawty manja.

"Sama-sama Shawty."

"Ehem, udah langsung lupa ya ada aku di sini?" Caitlin nyari perhatian. "Tadi narik-narik aku ke sini, sekarang lupa sama aku."

Shawty memeluk Caitlin. "Ya ampun, aku nggak lupa sama kamu, Cait. Justru aku sama Justin mau bantu kamu!"

"Aku duluan ya?" Justin langsung berlari pergi.

"Kok dia pergi duluan?" tanya Caitlin bingung.

Shawty menyikut lengan Caitlin. "Udah, nggak usah dipikirin. Yang penting, kamu besok dateng ke pesta dan dandan yang cantik! Inget!" ujar Shawty dengan tatapan tajam.

"Yee.. Nggak usah gitu kali tatapannya."

"Ya udah, nggak jadi deh kamu dapet pasangannya. Batal!" canda Shawty.

Caitlin manyun. "Yah, nggak gitu dong. Aku kan juga pengen dapet pasangan."

Shawty nyengir. "Hehe, cuma bercanda kok. Rencana kan udah jalan. Sekarang... ke kantin yuk?" ajak Shawty sambil mengelus-elus perutnya.

Caitlin tersenyum tipis. "Lets go!!!"

***

SEMINGGU KEMUDIAN...

-- Beliebers Prom Night --

---> To Be Continued :P