Selasa, 21 Desember 2010

Love In Bieber #10

Seorang lelaki berambut cepak, tinggi dan berperawakan tampan berdiri di ambang pintu.

"Siapa ya?" tanya Shawty gugup.

"Siapa?" cowok itu balik nanya.

Shawty menepuk dahinya keras. "Kok malah balik nanya sih?"

"Nicole!" seru cowok itu aneh.

Shawty mengernyitkan dahinya. gila kali ya nih cowok, Nicole nicole sapa tuh?

"Mas salah orang kali," jawab Shawty sambil cengengesan.

Cowok itu menggeleng dan berlari kecil masuk ke kamar Shawty.

"Eh mas! Sembarangan aja masuk ke kamar orang!" teriak Shawty kaget sambil menyeret cowok aneh itu.

"Mbak, saya dimana ya?"

Shawty terdiam memasang muka datar. "Lhah, anda ini gimana sih?" sambil menepuk dahinya.

"Saya Jammy, mbak tau?"

"Aku nggak tau kalau kamu Jammy, yang aku tau kamu itu cowok gila!" teriak Shawty ketus sambil menutup pintu kamar.
"Apaan sih itu orang, gila kali ya?"

Pintu kamar Shawty diketuk lagi.

"Apa lagi!" Shawty marah-marah.

Ternyata Jammy yang ngetuk pintu Shawty lagi.
Jammy senyum-senyum ke Shawty.

"Kenapa?" tanya Shawty ketus.

"Aku udah inget sekarang," jawab Jammy.

"Oh syukurlah kalau kamu udah inget kalau kamu itu WARGA RSJ YANG KABUR!"

"Eh, enak aja ngata-ngatain aku orang gila. Gini-gini, aku itu sahabat dekat Cody sekaligus sutradara video clip ini!" balas Jammy.

"Terserah deh, aku lagi nggak mood bercanda," jawab Shawty datar.
"Ada keperluan lain?"

Jammy mengangguk.

"Apa?"

"Segera pergi ke lokasi shooting," jelas Jammy sebelum pergi meninggalkan Shawty.

Shawty masang muka datar dan berjalan ke kamar mandi.

"Kemarin, waktu aku dandan gini, ada yang ngeluh," ujar Shawty lemas seraya memandangi cermin.
"Ada yang jahil, aneh-anehin aku."

Shawty menunduk lemas sambil menata rambutnya yang terurai panjang.

"Aku kok jadi nyesel sih?"

Hp Shawty tiba-tiba berdering.
"Hello."

"Yeah, he.. hey Shawty," ucap Justin gelagapan di telfon.

"Ada apa?" tanya Shawty malu-malu.

"Maaf," jawab Justin singkat.
"Yang kemarin," tambahnya.

Shawty terdiam sejenak dan memikir-mikir. Nggak enak juga sih kalau marahan sama Justin.

"Iya, aku maafin kamu kok," jawab Shawty akhirnya.

"Yes!" teriak Justin di telfon.

"Telingaku sakit tau," ucap Shawty datar seraya memegangi telinganya.

"Btw, aku pinjem kamarmu nggakpapa kan?"

"Iya, nggakpapa kok," jawab Shawty.
"Ehm, udah dulu ya Bieber, aku udah harus pergi."

"Eh, buket bunganya..."

Shawty langsung mematikan telfon dan bergegas pergi.

Nggak biasanya dia manggil aku Bieber, rasanya kayak orang lain, ucap Justin dalam hati.

***

Cody memegang tangan Shawty dengan erat dan memakaikan Shawty sebuah gelang.
Shawty tersenyum manis menatap Cody dan menggandeng tangannya.

Cody menarik Shawty ke dalam air dan menciprati Shawty.
Shawty ketawa-tawa seneng dan bales ngelempar air.

Shawty lari dari Cody tapi Cody berhasil nangkap Shawty dan memeluknya dari belakang.

Saat itu sunset, Cody dan Shawty berbaring di atas pasir pantai dan menatap matahari sambil bergandengan tangan.
Cody menoleh ke arah Shawty dan mengecup pipi Shawty.

"Aduh!" teriak Shawty.

"Cut cut cut!" teriak Jammy. "Shawty? Serius dikit dong!"

Shawty tertunduk lemas. "Iya, maaf."

"Ulangi! Ulangi!" perintah Jammy.

Cody menepuk pundak Shawty dari blakang, "Udah, kamu jangan sedih mikirin Justin terus dong."

Kamu mengernyitkan dahi. "Dari mana kamu tau aku mikirin Justin?"

"Insting, hehe."

Kamu tersenyum tipis dan melanjutkan shooting dan kali ini lebih baik dari yang sebelumnya.

Jammy mengacungkan jempol dari kejauhan. "Good job, Guys!"

***

"Good morning, Justin," sapa Mama Shawty.

"Good morning, Mama Shawty," sapa Justin balik.

Justin turun dari tangga dan pergi menuju dapur membantu Mama yang sibuk memasak.

"Where's she?" tanya Justin.

Mama Shawty mengernyitkan dahinya. "Who?"

"Your daughter, of course."

Mama Shawty tertawa kecil. "Justin, jangan sok lupa deh. Shawty nggak ada di sini."

Justin menepuk dahinya sendiri.
"Aku bener-bener lupa."

Mom Pattie turun untuk membantu Mama Shawty.

"Ehm, Justin?"

"Yes Mom?"

"Kamu udah telfon Shawty?" tanya Mom Pattie.

"U.. udah," jawab Justin ragu-ragu.
"Dia baik-baik aja kok."

Mom Pattie menghela napas panjang.

Tapi ada yang aneh dari Shawty, apa jangan-jangan dia nganggap aku bukan siapa-siapa lagi?

***

"Break sebentar ya?" tanya Shawty.

Cody mengangguk.

Shawty langsung lari dan menjauh dari Cody. Ia mengeluarkan hp-nya.


"Ha.. halo?"

"Yeah, what's up Shawty?" jawab Justin di telefon.

"Emm, Bieber. Eh, Justin a.. aku mau minta maaf sama kamu," ucap Shawty lemas.

Justin ketawa menaggapinya.
"Knapa Shawty? Kok tiba-tiba minta maaf?" Justin bingung.

"Ehm, banyak lah. Aku mau minta maaf banyak sama kamu."

"Then?"

"Pertama, aku kmaren udah kasar sama kamu, maaf aku kmaren kaget banget waktu kamu tiba-tiba kayak gitu," jelas Shawty.

"Aku yang harusnya minta maaf, waktu itu aku nggak bisa kontrol diri."

"Kedua, aku tiba-tiba pergi dan itupun dalam keadaan marah sama kamu," lanjut Shawty.

"Yang itu..," Justin mikir-mikir. "Nggakpapa kok, aku ngertiin kamu."

"Ketiga, aku... aku nggak nurutin kamu dan lebih milih shooting video Cody," tambah Shawty.

Justin manggut-manggut.

"Justin? Kamu masih di situ kan?"

Justin pura-pura diem.

"Jus.. Justin? Kok nggak ada suaranya?" Shawty panik. "Eh, Justin kamu udah matiin telefon kamu ya?"

Shawty melihat ke layar LCD hp-nya. "Belum mati kok."

"Shawty...," ucap Justin akhirnya. "Kamu sayang aku kan?" tanya Justin aneh.

"Ya.. yaiyalah, kok kamu nanyanya gitu sih?" Shawty ngerasa ada yang aneh. "Kamu ragu ya?"

"Ya enggak, aku cuma ngerasa kita sekarang jadi jauh, padahal baru satu hari. Ditambah lagi, bahasa kamu jadi aneh. Kamu manggil aku Bieber?" ucap Justin lemas.

Shawty tertunduk lesu. "A... aku nggak ada maksud lain, cuma... Maaf ya Justin, ya itu yang ada dipikiranku. Iya, aku tiba-tiba jadi kangen banget sama kamu. Kamu kangen nggak sama aku?"

"Enggak," jawab Justin singkat.

"Lho, kok enggak??" Shawty marah-marah.

"Ya aku emang enggak kangen kok sama kamu," Justin nggak bercanda.

Shawty mengernyitkan dahinya. "Oh, jadi kamu nih yang nggak sayang sama aku?"

"Bukan gitu, Shawty... Aku emang nggak kangen sama kamu, tapi aku kangen banget sama kamu. Aku nggak sayang sama kamu, tapi aku sayang dan cinta banget sama kamu. Aku nggak butuh kamu, tapi aku sangat membutuhkan rasa sayangmu. Dan kamu ada slalu di hati aku," rayu Justin.

Shawty senyum-senyum sendiri dengernya. "Bener?"

"Iya sayang, I swear I love you," jawab Justin.

Shawty nengok ke belakang, ke arah Cody dan Jammy yang udah mau mulai shooting lagi.

"Udah dulu ya? Aku harus ngelanjutin shooting aku. Nanti aku tefon kamu lagi," ucap Shawty.

"Okay Shawty, bye," ucap Justin mengakhiri percakapan.

Shawty menutup telfon sambil senyum lebar dan berjalan santai ke tempat Cody.

Shawty lari ke arah Cody, tali sepatu convers yang Shawty pakai lepas. Shawty nggak sengaja nginjek tali sepatu itu dan jatuh...

Cody langsung lari dan nangkep Shawty yang hampir jatuh.

"Shawty, kamu nggakpapa?" tanya Cody panik.

Shawty cuma geleng-geleng grogi karena Cody terlalu deket sama dia.

Cody ngelepasin Shawty.

"Makasih," ucap Shawty pelan.

"Ehm, iya yaudah kita skarang ngelanjutin shooting aja."

Shawty ngangguk dan ikut Cody ke tempat Jammy.

---

"Ternyata, aku salah. Shawty emang nggak mungkin ninggalin aku, buktinya dia masih perhatian banget sama aku dan kayaknya panik banget takut aku nggak maafin dia," jelas Justin di telfon.

"Nah, gitu dong. Jangan sedih lagi kayak kemarin! Aku kenal Shawty dan aku tau dia orangnya nggak gitu," ucap suara di telfon yang ternyata Caitlin.
"Btw, kamu kapan balik ke sekolah?"

Justin mikir-mikir.
"Lusa," jawabnya singkat.

Caitlin manggut-manggut.

"Aku mau nanya nih?" Caitlin ragu-ragu.

"Tanya apa?"

"Ehm... soal rumor itu? Bener nggak sih?" tanya Caity ragu-ragu.

Justin bingung. "Sorry Cait, rumor apa ya?"

"Tentang kamu itu."

"Tentang aku apa?"

"Yang sama Selena itu?"

"Selena?"

"Yang kalian pemotretan itu kok bisa?"

"Oh, pemotretan? Itu ya cuma pemotretan majalah."

"Bukan itu aja! Yang foto itu?"

Justin tambah kaget dan bingung.
"Yang jelas dong, Cait, aku nggak dong."

"Okay," Caitlin menarik napas panjang. "Skarang beredar foto kamu sama Selena yang lagi ciuman waktu kalian lagi pemotretan majalah Popstar dan foto itu 100% asli kan?"

DEG

Justin nggak jawab pertanyaan Caitlin. Ia gugup sekaligus kaget mendengarnya.

"Ja... jadi? Kejadian itu nyebar?" Justin gelagapan.

"Lho? Itu nyata? Ha?" bentak Caity.

"Enggak, itu nggak sesuai kenyataannya."

"Aku pikir kamu setia sama Shawty, tadi aku nggak mikir ini karena aku yakin itu hoax, tapi ternyata kamu kayak gitu?" Caitlin semakin marah.

"Aku nggak maksud apa-apa, Cait. Aku cuma sayang sama Shawty, bukan Selena atau yang lainnya. Aku bukan cowok yang kayak gitu! Waktu kita masih pacaranpun, aku cuma sayang sama kamu!"

Caitlin terdiam.
"Iya itu waktu kamu sama aku! Sekarang beda! Kamu sama Shawty udah semakin jauh dan aku tetep nggak nyangka aja kamu kayak gitu! Shawty itu sahabatku, Justin!"

"Ta.. tapi tapi, aku waktu itu nggak sadarkan diri, Cait. Selena itu mirip banget sama Shawty.. dan dalam pikiranku saat itu, dia Shawty. Aku kangen banget sama Shawty waktu itu, Cait. Kamu bisa bayangin nggak, aku lama nggak ketemu sama dia. Apalagi perpisahan kita waktu itu nggak nyenengin," jelas Justin emosi.

Caitlin nggak bisa ngomong apa-apa lagi.

"Bye," katanya singkat sambil menutup telfon.
"Padahal, awalnya aku pengen banget balikan sama kamu, Justin. Tapi kamu udah milih Shawty dan kayaknya sekarang susah buat aku untuk percaya lagi sama kamu," ucap Caitlin pelan yang mulai tertidur.

***

Shawty melepas hoddie-nya dan berbaring di ranjang.

"Capek banget, gila aja Cody kok semangat banget sih?" Shawty geleng-geleng.

Shawty menyambar hp-nya dengan cepat dan menelfon bagian pelayanan makanan hotel.
"Iya, vanilla latte satu diantar ke kamar S-01 segera ya? Terima kasih."

Shawty menutup telfon.

Nggak lama setelah itu, si pelayan mengantar segelas vanilla latte ke kamar Shawty.

"Iya, terima kasih," ucap Shawty pada si pelayan.

"I.. iya mbak sama-sama...." Si pelayan langsung kabur pergi (kebelet pipis :P) dan ninggalin kereta dorong pengantar makanannya di depan kamar Shawty.

Shawty melongo dan bingung.
"Pak, ini ketinggalan!" teriak Shawty, tapi si pelayan nggak denger.

"Justin?"

Shawty langsung mengambil sebuah koran yang dilihatnya terdapat foto Justin Bieber.

Justin Bieber, Shawty Gomez or Selena Gomez?

Shawty kaget melihat sebuah artikel berjudul 'Justin Bieber, Shawty Gomez or Selena Gomez?'

"Justy, aku, dan Selly?" ucap Shawty seraya mengernyitkan dahinya.

"A.. apa apaan ini?" Shawty kaget.

"Nggak.. nggak!"
Shawty masuk ke kamar dan membanting pintu.

Hp Shawty berdering dengan keras. 'my boy' nama yg tertera di layar Hp. Shawty menoleh dan meraih hp-nya. Dengan kasar, Shawty membanting hp-nya ke lantai dan berteriak, "I HATE YOU DUDE!!"


Pagi-pagi, Shawty memakai sweater ungu bulunya. Ia memakai topi musim dingin dan sepatu boot serba ungu. Headset dengan bulu-bulu ungu dan kaus tangan serba ungu.

Shawty keluar dari kamar dan mengunci pintu dengan hati-hati.

"Mau kemana?"

Shawty berbalik dan melihat Cody ada di sana.

"Cuma jalan-jalan," jawab Shawty sambil tersenyum kecil. "Bosen di hotel terus."

"Mau aku temenin?" tawar Cody seraya mendekat.

Shawty mengangguk ragu-ragu dan menggandeng tangan Cody.

"Dingin?" tanya Cody di jalan.

"Iya," jawab Shawty singkat.

Cody menoleh ke arah Shawty.
"Ka.. kamu boleh peluk tangan aku dan masukin telapak tangan kamu di saku jaketku."

Shawty terdiam dan segera menuruti perintah Cody.

Sambil tersenyum senang Shawty berkata, "Iya, sekarang jadi hangat. Thanks."

Cody cuma ngangguk-ngangguk seraya tersenyum puas.

Shawty dan Cody berhenti di sebuah taman. Shawty kedinginan banget walaupun udah pakai sweater dan baju tebel.

"Mau cokelat hangat?" tawar C ody.

"I.. iya."

Cody meninggalkan Shawty sendirian untuk membeli dua gelas cokelat hangat.
Cody segera kembali.

"Ini," ucap Cody seraya memberikan segelas cokelat hangat.

"Thanks."

Cody duduk di sebelah Shawty dan mendekap tangan kiri Shawty. Shawty yang kaget hampir aja nyipratin cokelat ke muka Cody.

"Tenang, biar kamu nggak kedinginan aja," jelas Cody.
"Oh iya, kamu biasanya suka baca majalah? Ini ada majalah bagus yang biasa kamu baca."

Shawty langsung menyambar majalah itu dan melihat lembar demi lembar majalah itu sampai dia melihat...

Sekarang Cody bener-bener kena semprot cokelat panas dari Shawty.

"Nggakpapa nggakpapa santai aja," ucap Cody.

Shawty beranjak dari tempat duduknya.

"Hah? Kamu pikir aku bakalan minta maaf karena bikin muka kamu basah? Ha? Kamu sengaja kan ngasih majalah ini ke aku dan kamu tau kalau aku pasti lihat ini?" bentak Shawty seraya nunjukin halaman yang berisi artikel tentang Justin dan Selena.

"A.. aku nggak ngerti apa-apa?" Cody memelas.

"Halah, semua cowok itu sama aja ya? Pembohong!"

Shawty langsung berlari meninggalkan Cody dan melempar majalah yang Cody kasih.

Cody memungut majalah yang Shawty lempar.

"Coba kamu tadi lihat tulisan di balik halaman ini. I love you Shawty."

***

"Justin!"

Justin mencari asal suara.

"Hey Man!"
Ryan memeluk Justin dengan erat dan menepuk punggung Justin dengan keras.

"Ryan...," Justin tersenyum senang melihat Ryan.

Ryan mengantar Justin masuk ke mobil dan pulang ke asrama.

@Bieber Fever VI Hostel

Justin menaruh kopernya di sofa yang ada di ruang tengah asrama.

"Banyak yang berubah ya? Padahal, aku nggak begitu lama pergi," ucap Justin seraya celingukan melihat perubahan di asrama.

Ryan mengangguk. "Ya, gitulah. Banyak yang pulang liburan," jelas Ryan.

Justin beranjak pergi menuju kamarnya.

"Tangkap!"

Ryan melemparkan kunci kamar Justin. Justin menangkapnya dengan sigap sambil tersenyum. "Thanks."

"Apa itu, Ryan?" tanya Justin penasaran melihat sebuah kotak kado yang ada di tempat tidurnya.

Ryan mengangkat bahu. "Buka aja, aku juga nggak tau. Baru dateng tadi pagi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Love In Bieber #10

Seorang lelaki berambut cepak, tinggi dan berperawakan tampan berdiri di ambang pintu.

"Siapa ya?" tanya Shawty gugup.

"Siapa?" cowok itu balik nanya.

Shawty menepuk dahinya keras. "Kok malah balik nanya sih?"

"Nicole!" seru cowok itu aneh.

Shawty mengernyitkan dahinya. gila kali ya nih cowok, Nicole nicole sapa tuh?

"Mas salah orang kali," jawab Shawty sambil cengengesan.

Cowok itu menggeleng dan berlari kecil masuk ke kamar Shawty.

"Eh mas! Sembarangan aja masuk ke kamar orang!" teriak Shawty kaget sambil menyeret cowok aneh itu.

"Mbak, saya dimana ya?"

Shawty terdiam memasang muka datar. "Lhah, anda ini gimana sih?" sambil menepuk dahinya.

"Saya Jammy, mbak tau?"

"Aku nggak tau kalau kamu Jammy, yang aku tau kamu itu cowok gila!" teriak Shawty ketus sambil menutup pintu kamar.
"Apaan sih itu orang, gila kali ya?"

Pintu kamar Shawty diketuk lagi.

"Apa lagi!" Shawty marah-marah.

Ternyata Jammy yang ngetuk pintu Shawty lagi.
Jammy senyum-senyum ke Shawty.

"Kenapa?" tanya Shawty ketus.

"Aku udah inget sekarang," jawab Jammy.

"Oh syukurlah kalau kamu udah inget kalau kamu itu WARGA RSJ YANG KABUR!"

"Eh, enak aja ngata-ngatain aku orang gila. Gini-gini, aku itu sahabat dekat Cody sekaligus sutradara video clip ini!" balas Jammy.

"Terserah deh, aku lagi nggak mood bercanda," jawab Shawty datar.
"Ada keperluan lain?"

Jammy mengangguk.

"Apa?"

"Segera pergi ke lokasi shooting," jelas Jammy sebelum pergi meninggalkan Shawty.

Shawty masang muka datar dan berjalan ke kamar mandi.

"Kemarin, waktu aku dandan gini, ada yang ngeluh," ujar Shawty lemas seraya memandangi cermin.
"Ada yang jahil, aneh-anehin aku."

Shawty menunduk lemas sambil menata rambutnya yang terurai panjang.

"Aku kok jadi nyesel sih?"

Hp Shawty tiba-tiba berdering.
"Hello."

"Yeah, he.. hey Shawty," ucap Justin gelagapan di telfon.

"Ada apa?" tanya Shawty malu-malu.

"Maaf," jawab Justin singkat.
"Yang kemarin," tambahnya.

Shawty terdiam sejenak dan memikir-mikir. Nggak enak juga sih kalau marahan sama Justin.

"Iya, aku maafin kamu kok," jawab Shawty akhirnya.

"Yes!" teriak Justin di telfon.

"Telingaku sakit tau," ucap Shawty datar seraya memegangi telinganya.

"Btw, aku pinjem kamarmu nggakpapa kan?"

"Iya, nggakpapa kok," jawab Shawty.
"Ehm, udah dulu ya Bieber, aku udah harus pergi."

"Eh, buket bunganya..."

Shawty langsung mematikan telfon dan bergegas pergi.

Nggak biasanya dia manggil aku Bieber, rasanya kayak orang lain, ucap Justin dalam hati.

***

Cody memegang tangan Shawty dengan erat dan memakaikan Shawty sebuah gelang.
Shawty tersenyum manis menatap Cody dan menggandeng tangannya.

Cody menarik Shawty ke dalam air dan menciprati Shawty.
Shawty ketawa-tawa seneng dan bales ngelempar air.

Shawty lari dari Cody tapi Cody berhasil nangkap Shawty dan memeluknya dari belakang.

Saat itu sunset, Cody dan Shawty berbaring di atas pasir pantai dan menatap matahari sambil bergandengan tangan.
Cody menoleh ke arah Shawty dan mengecup pipi Shawty.

"Aduh!" teriak Shawty.

"Cut cut cut!" teriak Jammy. "Shawty? Serius dikit dong!"

Shawty tertunduk lemas. "Iya, maaf."

"Ulangi! Ulangi!" perintah Jammy.

Cody menepuk pundak Shawty dari blakang, "Udah, kamu jangan sedih mikirin Justin terus dong."

Kamu mengernyitkan dahi. "Dari mana kamu tau aku mikirin Justin?"

"Insting, hehe."

Kamu tersenyum tipis dan melanjutkan shooting dan kali ini lebih baik dari yang sebelumnya.

Jammy mengacungkan jempol dari kejauhan. "Good job, Guys!"

***

"Good morning, Justin," sapa Mama Shawty.

"Good morning, Mama Shawty," sapa Justin balik.

Justin turun dari tangga dan pergi menuju dapur membantu Mama yang sibuk memasak.

"Where's she?" tanya Justin.

Mama Shawty mengernyitkan dahinya. "Who?"

"Your daughter, of course."

Mama Shawty tertawa kecil. "Justin, jangan sok lupa deh. Shawty nggak ada di sini."

Justin menepuk dahinya sendiri.
"Aku bener-bener lupa."

Mom Pattie turun untuk membantu Mama Shawty.

"Ehm, Justin?"

"Yes Mom?"

"Kamu udah telfon Shawty?" tanya Mom Pattie.

"U.. udah," jawab Justin ragu-ragu.
"Dia baik-baik aja kok."

Mom Pattie menghela napas panjang.

Tapi ada yang aneh dari Shawty, apa jangan-jangan dia nganggap aku bukan siapa-siapa lagi?

***

"Break sebentar ya?" tanya Shawty.

Cody mengangguk.

Shawty langsung lari dan menjauh dari Cody. Ia mengeluarkan hp-nya.


"Ha.. halo?"

"Yeah, what's up Shawty?" jawab Justin di telefon.

"Emm, Bieber. Eh, Justin a.. aku mau minta maaf sama kamu," ucap Shawty lemas.

Justin ketawa menaggapinya.
"Knapa Shawty? Kok tiba-tiba minta maaf?" Justin bingung.

"Ehm, banyak lah. Aku mau minta maaf banyak sama kamu."

"Then?"

"Pertama, aku kmaren udah kasar sama kamu, maaf aku kmaren kaget banget waktu kamu tiba-tiba kayak gitu," jelas Shawty.

"Aku yang harusnya minta maaf, waktu itu aku nggak bisa kontrol diri."

"Kedua, aku tiba-tiba pergi dan itupun dalam keadaan marah sama kamu," lanjut Shawty.

"Yang itu..," Justin mikir-mikir. "Nggakpapa kok, aku ngertiin kamu."

"Ketiga, aku... aku nggak nurutin kamu dan lebih milih shooting video Cody," tambah Shawty.

Justin manggut-manggut.

"Justin? Kamu masih di situ kan?"

Justin pura-pura diem.

"Jus.. Justin? Kok nggak ada suaranya?" Shawty panik. "Eh, Justin kamu udah matiin telefon kamu ya?"

Shawty melihat ke layar LCD hp-nya. "Belum mati kok."

"Shawty...," ucap Justin akhirnya. "Kamu sayang aku kan?" tanya Justin aneh.

"Ya.. yaiyalah, kok kamu nanyanya gitu sih?" Shawty ngerasa ada yang aneh. "Kamu ragu ya?"

"Ya enggak, aku cuma ngerasa kita sekarang jadi jauh, padahal baru satu hari. Ditambah lagi, bahasa kamu jadi aneh. Kamu manggil aku Bieber?" ucap Justin lemas.

Shawty tertunduk lesu. "A... aku nggak ada maksud lain, cuma... Maaf ya Justin, ya itu yang ada dipikiranku. Iya, aku tiba-tiba jadi kangen banget sama kamu. Kamu kangen nggak sama aku?"

"Enggak," jawab Justin singkat.

"Lho, kok enggak??" Shawty marah-marah.

"Ya aku emang enggak kangen kok sama kamu," Justin nggak bercanda.

Shawty mengernyitkan dahinya. "Oh, jadi kamu nih yang nggak sayang sama aku?"

"Bukan gitu, Shawty... Aku emang nggak kangen sama kamu, tapi aku kangen banget sama kamu. Aku nggak sayang sama kamu, tapi aku sayang dan cinta banget sama kamu. Aku nggak butuh kamu, tapi aku sangat membutuhkan rasa sayangmu. Dan kamu ada slalu di hati aku," rayu Justin.

Shawty senyum-senyum sendiri dengernya. "Bener?"

"Iya sayang, I swear I love you," jawab Justin.

Shawty nengok ke belakang, ke arah Cody dan Jammy yang udah mau mulai shooting lagi.

"Udah dulu ya? Aku harus ngelanjutin shooting aku. Nanti aku tefon kamu lagi," ucap Shawty.

"Okay Shawty, bye," ucap Justin mengakhiri percakapan.

Shawty menutup telfon sambil senyum lebar dan berjalan santai ke tempat Cody.

Shawty lari ke arah Cody, tali sepatu convers yang Shawty pakai lepas. Shawty nggak sengaja nginjek tali sepatu itu dan jatuh...

Cody langsung lari dan nangkep Shawty yang hampir jatuh.

"Shawty, kamu nggakpapa?" tanya Cody panik.

Shawty cuma geleng-geleng grogi karena Cody terlalu deket sama dia.

Cody ngelepasin Shawty.

"Makasih," ucap Shawty pelan.

"Ehm, iya yaudah kita skarang ngelanjutin shooting aja."

Shawty ngangguk dan ikut Cody ke tempat Jammy.

---

"Ternyata, aku salah. Shawty emang nggak mungkin ninggalin aku, buktinya dia masih perhatian banget sama aku dan kayaknya panik banget takut aku nggak maafin dia," jelas Justin di telfon.

"Nah, gitu dong. Jangan sedih lagi kayak kemarin! Aku kenal Shawty dan aku tau dia orangnya nggak gitu," ucap suara di telfon yang ternyata Caitlin.
"Btw, kamu kapan balik ke sekolah?"

Justin mikir-mikir.
"Lusa," jawabnya singkat.

Caitlin manggut-manggut.

"Aku mau nanya nih?" Caitlin ragu-ragu.

"Tanya apa?"

"Ehm... soal rumor itu? Bener nggak sih?" tanya Caity ragu-ragu.

Justin bingung. "Sorry Cait, rumor apa ya?"

"Tentang kamu itu."

"Tentang aku apa?"

"Yang sama Selena itu?"

"Selena?"

"Yang kalian pemotretan itu kok bisa?"

"Oh, pemotretan? Itu ya cuma pemotretan majalah."

"Bukan itu aja! Yang foto itu?"

Justin tambah kaget dan bingung.
"Yang jelas dong, Cait, aku nggak dong."

"Okay," Caitlin menarik napas panjang. "Skarang beredar foto kamu sama Selena yang lagi ciuman waktu kalian lagi pemotretan majalah Popstar dan foto itu 100% asli kan?"

DEG

Justin nggak jawab pertanyaan Caitlin. Ia gugup sekaligus kaget mendengarnya.

"Ja... jadi? Kejadian itu nyebar?" Justin gelagapan.

"Lho? Itu nyata? Ha?" bentak Caity.

"Enggak, itu nggak sesuai kenyataannya."

"Aku pikir kamu setia sama Shawty, tadi aku nggak mikir ini karena aku yakin itu hoax, tapi ternyata kamu kayak gitu?" Caitlin semakin marah.

"Aku nggak maksud apa-apa, Cait. Aku cuma sayang sama Shawty, bukan Selena atau yang lainnya. Aku bukan cowok yang kayak gitu! Waktu kita masih pacaranpun, aku cuma sayang sama kamu!"

Caitlin terdiam.
"Iya itu waktu kamu sama aku! Sekarang beda! Kamu sama Shawty udah semakin jauh dan aku tetep nggak nyangka aja kamu kayak gitu! Shawty itu sahabatku, Justin!"

"Ta.. tapi tapi, aku waktu itu nggak sadarkan diri, Cait. Selena itu mirip banget sama Shawty.. dan dalam pikiranku saat itu, dia Shawty. Aku kangen banget sama Shawty waktu itu, Cait. Kamu bisa bayangin nggak, aku lama nggak ketemu sama dia. Apalagi perpisahan kita waktu itu nggak nyenengin," jelas Justin emosi.

Caitlin nggak bisa ngomong apa-apa lagi.

"Bye," katanya singkat sambil menutup telfon.
"Padahal, awalnya aku pengen banget balikan sama kamu, Justin. Tapi kamu udah milih Shawty dan kayaknya sekarang susah buat aku untuk percaya lagi sama kamu," ucap Caitlin pelan yang mulai tertidur.

***

Shawty melepas hoddie-nya dan berbaring di ranjang.

"Capek banget, gila aja Cody kok semangat banget sih?" Shawty geleng-geleng.

Shawty menyambar hp-nya dengan cepat dan menelfon bagian pelayanan makanan hotel.
"Iya, vanilla latte satu diantar ke kamar S-01 segera ya? Terima kasih."

Shawty menutup telfon.

Nggak lama setelah itu, si pelayan mengantar segelas vanilla latte ke kamar Shawty.

"Iya, terima kasih," ucap Shawty pada si pelayan.

"I.. iya mbak sama-sama...." Si pelayan langsung kabur pergi (kebelet pipis :P) dan ninggalin kereta dorong pengantar makanannya di depan kamar Shawty.

Shawty melongo dan bingung.
"Pak, ini ketinggalan!" teriak Shawty, tapi si pelayan nggak denger.

"Justin?"

Shawty langsung mengambil sebuah koran yang dilihatnya terdapat foto Justin Bieber.

Justin Bieber, Shawty Gomez or Selena Gomez?

Shawty kaget melihat sebuah artikel berjudul 'Justin Bieber, Shawty Gomez or Selena Gomez?'

"Justy, aku, dan Selly?" ucap Shawty seraya mengernyitkan dahinya.

"A.. apa apaan ini?" Shawty kaget.

"Nggak.. nggak!"
Shawty masuk ke kamar dan membanting pintu.

Hp Shawty berdering dengan keras. 'my boy' nama yg tertera di layar Hp. Shawty menoleh dan meraih hp-nya. Dengan kasar, Shawty membanting hp-nya ke lantai dan berteriak, "I HATE YOU DUDE!!"


Pagi-pagi, Shawty memakai sweater ungu bulunya. Ia memakai topi musim dingin dan sepatu boot serba ungu. Headset dengan bulu-bulu ungu dan kaus tangan serba ungu.

Shawty keluar dari kamar dan mengunci pintu dengan hati-hati.

"Mau kemana?"

Shawty berbalik dan melihat Cody ada di sana.

"Cuma jalan-jalan," jawab Shawty sambil tersenyum kecil. "Bosen di hotel terus."

"Mau aku temenin?" tawar Cody seraya mendekat.

Shawty mengangguk ragu-ragu dan menggandeng tangan Cody.

"Dingin?" tanya Cody di jalan.

"Iya," jawab Shawty singkat.

Cody menoleh ke arah Shawty.
"Ka.. kamu boleh peluk tangan aku dan masukin telapak tangan kamu di saku jaketku."

Shawty terdiam dan segera menuruti perintah Cody.

Sambil tersenyum senang Shawty berkata, "Iya, sekarang jadi hangat. Thanks."

Cody cuma ngangguk-ngangguk seraya tersenyum puas.

Shawty dan Cody berhenti di sebuah taman. Shawty kedinginan banget walaupun udah pakai sweater dan baju tebel.

"Mau cokelat hangat?" tawar C ody.

"I.. iya."

Cody meninggalkan Shawty sendirian untuk membeli dua gelas cokelat hangat.
Cody segera kembali.

"Ini," ucap Cody seraya memberikan segelas cokelat hangat.

"Thanks."

Cody duduk di sebelah Shawty dan mendekap tangan kiri Shawty. Shawty yang kaget hampir aja nyipratin cokelat ke muka Cody.

"Tenang, biar kamu nggak kedinginan aja," jelas Cody.
"Oh iya, kamu biasanya suka baca majalah? Ini ada majalah bagus yang biasa kamu baca."

Shawty langsung menyambar majalah itu dan melihat lembar demi lembar majalah itu sampai dia melihat...

Sekarang Cody bener-bener kena semprot cokelat panas dari Shawty.

"Nggakpapa nggakpapa santai aja," ucap Cody.

Shawty beranjak dari tempat duduknya.

"Hah? Kamu pikir aku bakalan minta maaf karena bikin muka kamu basah? Ha? Kamu sengaja kan ngasih majalah ini ke aku dan kamu tau kalau aku pasti lihat ini?" bentak Shawty seraya nunjukin halaman yang berisi artikel tentang Justin dan Selena.

"A.. aku nggak ngerti apa-apa?" Cody memelas.

"Halah, semua cowok itu sama aja ya? Pembohong!"

Shawty langsung berlari meninggalkan Cody dan melempar majalah yang Cody kasih.

Cody memungut majalah yang Shawty lempar.

"Coba kamu tadi lihat tulisan di balik halaman ini. I love you Shawty."

***

"Justin!"

Justin mencari asal suara.

"Hey Man!"
Ryan memeluk Justin dengan erat dan menepuk punggung Justin dengan keras.

"Ryan...," Justin tersenyum senang melihat Ryan.

Ryan mengantar Justin masuk ke mobil dan pulang ke asrama.

@Bieber Fever VI Hostel

Justin menaruh kopernya di sofa yang ada di ruang tengah asrama.

"Banyak yang berubah ya? Padahal, aku nggak begitu lama pergi," ucap Justin seraya celingukan melihat perubahan di asrama.

Ryan mengangguk. "Ya, gitulah. Banyak yang pulang liburan," jelas Ryan.

Justin beranjak pergi menuju kamarnya.

"Tangkap!"

Ryan melemparkan kunci kamar Justin. Justin menangkapnya dengan sigap sambil tersenyum. "Thanks."

"Apa itu, Ryan?" tanya Justin penasaran melihat sebuah kotak kado yang ada di tempat tidurnya.

Ryan mengangkat bahu. "Buka aja, aku juga nggak tau. Baru dateng tadi pagi."