Kamis, 18 November 2010

Love In Bieber #2

"Caitlin.."
Justin menarik tangan Caitlin yang sedang lewat dan bersembunyi di balik mobil.

"Justin?"

"Aku minta bantuanmu."

"Batuan apa?"

Justin masih memegang tangan Caitlin. "Uum.. Sorry." Caitlin hanya tersenyum.
"Aku mau jenguk Shawty di kamarnya."

"What? Ke kamarnya? Berarti kamu masuk ke kamarnya? Itu kan nggak boleh!" ucap Caitlin tegas.

"Aku nggak bakal ngapa-ngapain Shawty, aku cuma mau ketemu dia dan minta maaf, itu aja, please!"

Caitlin berfikir sejenak. (Caitlin) Kasihan juga Justin. Mukanya melas banget kayaknya serius mau ketemu Shawty deh.
"Okay... Ikut aku!"

*KRIEKK..

"Shawty?"

Caitlin dan Justin langsung masuk ke kamar Shawty.

"Caitlin?" Shawty membenarkan posisi duduknya. "Justin?"
Justin mengangguk dan tersenyum tipis.

"Aku tinggal ya?"
Caitlin keluar kamar dan menutup kamar.

"Caitlin?"

"Hmm... Shawty aku boleh duduk?"

Shawty mengangguk lemas.
"Kamu ngapain ke sini?"

"Aku mau ketemu kamu."

"Ketemu aku? Ngapain? Aku nggak butuh kamu jenguk kalo cuma terpaksa," ucap Shawty ketus.

"Nggak! Aku bener-bener mau jenguk kamu. Aku juga mau minta maaf sama kamu, Shawty..."

"Kamu nggak salah apa-apa sama aku."

"Jujur aja kamu cemburu kan?"

"Cemburu? Kenapa aku harus cemburu?"

"Karena.."
Justin terdiam sejenak menelan ludah. "Karena kamu cinta sama aku."

Shawty terdiam sejenak. "Kamu GR, aku nggak cinta sama kamu!"

"Kamu bisa bohongin aku, tapi kamu nggak bisa bohongin perasaan kamu." Justin meghela nafas. "Lihat aku, Shawty!"

Shawty menunduk dan menoleh ke arah Justin. Ia menatap mata Justin lama.

"Aku tau itu Shawty." Justin memegang tangan Shawty dan menaruhnya di dada Justin.
"I LOVE YOU SHAWTY, I LOVE YOU SO MUCH..."

"Bullshit!" Shawty melepas genggaman Justin dan beranjak dari ranjangnya. "Kamu punya Jasmine dan kamu bilang kamu cinta dia!"

"Aku cuma terpaksa ngelakuin itu semua! Aku nggak suka lihat perempuan patah hati. Tadinya aku nggak tau kalau kamu cinta sama aku, dan aku nggak mau Jasmine sedih."
Shawty kembali menatap mata Justin dan menangis sesenggukan.

Justin beranjak dan mendekati Shawty lalu memeluknya. "U SMILE... I SMILE..."

Shawty kembali tidur di ranjangnya sambil diiringi lagu U SMILE dari Justin. "Shawty, besok aku ke sini lagi, I promise. Get well soon!"
Justin mengecup kening Shawty lembut.

"Justin?"

"Yes Shawty?"

"Kayaknya Caitlin juga punya rasa sama kamu."

Justin kaget sebentar lalu kembeli tenang.
"Sampai kapanpun kita nggak akan balikan lagi. Kita cuma sahabatan selamanya kok."

Shawty mengangguk lalu tertidur.

Caitlin menunggu mereka di luar kamar Shawty.

"Gimana?"

"Hmm... Dia barusan tidur."

"Aku denger kamu nyanyiin lagu buat dia tadi..." Caitlin tersenyum tipis.
Justin mengangguk dan permisi untuk kembali ke asramanya.


Christian keluar dari balik pintu dan lihat Caitlin mau masuk ke kamarnya.

"Caitlin!" teriak Christian.

"Hey brother.."

Chrsitian masuk dan memberikan sesuatu. "Ini, seperti yang kamu mau. Justin tampak keren di sini."

"Yeah, of course!" Caitlin mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya.


***

@BieberFever VI Hostel

"Chaz, kamu dari mana?"

Chaz menoleh dan tertawa cekikikan.
"Dari Beliebers VI Hostel."

"Ngapain ke sana? Ngintipin cewek-cewek ya?" ucap Ryan menggoda.

"Iya dong," jawab Chaz santai.

"Hah serius?" Ryan penasaran.

"Ya nggaklah, gila aja!!" Chaz menjitak pelan kepala Ryan.

"Terus ngapain?"

"Lihat sinetron secara langsung. Pemerannya Shawty dan Justin!" jawab Chaz asal.

Ryan geleng-geleng. "Ada apa sih mereka?"

"Mereka..."
Chaz menceritakan semuanya kepada Ryan yang cuma bisa mengangguk sambil tertawa.
"Don't tell anyone, okay?" Ryan mengacungkan jempolnya.

Justin masuk ke dalam asrama. Ryan dan Chaz dari tadi masih di ruang tengah asrama melihat Justin.

"Pura-pura kita nggak tau dia dari mana ya?" Ryan mengedipkan mata kepada Chaz.

"Chaz! Ryan! Watcha doin'?"

"Just.. talking," jawab Ryan santai.

"Okay, aku ke kamar..."

Justin langsung masuk ke kamarnya dan teriak.
"Yeah, There's gonna be one less lonely girl!!"

***


@Bieber Fever I SHS

"Shawty belum masuk sekolah ya?"
Caitlin menggeleng.
"Okay, aku cuma mau tanya itu. Aku ke kelas duluan.."

"Semenjak Justin jenguk Shawty pertama kali, dia kok jadi aneh gitu ya sama aku?" Caitlin menghabiskan milk shake-nya.

"Justin jenguk Shawty?" Shay mengerutkan dahinya.

Caitlin mengangguk. "Mereka ngobrol lama gitu, aku sih nggak denger mereka ngobrol apa. Tapi aku sempet denger Justin nyanyiin lagu buat Shawty."

"Perasaanmu aja mungki dia jadi aneh. Kenyataannya mungkin Justin badmood karena masih ngerasa bersalah sama Shawty."

"Bener juga sih." "Sayangnya Justin udah punya Jasmine."

Shay terdiam dan menatap Caitlin.
"Kamu suka sama Justin?"

"Bu... Bukan gitu. Kan kalau Justin masih single, Shawty punya kesempatan." jawab Caitlin gelagapan.

"Oh kukira.." Shay menggaruk kepalanya. "Mereka emang cocok banget kok."
Caitlin tersenyum lebar dan membisikkan sesuatu.

--- bisik-bisik ---

"Jadi?"

"Iya, itu bukan untuk aku."

"Keren juga rencanamu."

"Haha, selalu ada rencana di otakku." Caitlin cekikikan.

Jadi, selama ini Caitlin dan Christian mata-matain Justin. Mereka tau kalau Jasmine itu nggak baik buat Justin, tapi Justin itu nggak mudah percaya gitu aja.

"Shay!"

"Ryan!"
Shay berdiri dan mencium Ryan **sensor** hehe

"Ouh," Caitlin mengerutkan dahinya.

"What?" Ryan penasaran.

"Nggakpapa..."

Shay mencubit lengan Ryan pelan. Ryan balas mengacak rambut Shay dengan mesra.
(Caitlin) Ngiri nih...

writer : Aku juga ngiri banget hikz hikz huhu sedihnya hatiku (lebe mode on)

@BELIEBERS VI HOSTEL

--- (Shawty) ---

nb : sudut pandangnya Shawty. Shawty = kalian para pembaca :)

*DOK DOK DOK

"Siapa ya?"

"Ini aku, Caitlin," jawab seseorang dari luar.

"Caitlin?" aku mengernyitkan dahiku. "Kok suaranya beda?"
"Aku masuk ya?"


*JENG JENG JENG...

"Justin!"

"Sst.." Justin menyuruhku untuk diam. "Gimana? Kamu udah enakan?"

Aku mengangguk senang. "Aku udah ngerasa baik banget. Soalnya ada kamu yang jengukin aku."

Justin malu-malu kucing dan mengacak rambutku nakal.
"Kok di sini bau sih. Kamu belum mandi ya?" ucap Justin bercanda.

"Yee... Aku udah mandi tau! Lagian bau apaan sih?" aku cemberut.

"Kurang bersih mandinya :P"

"Jahat!" aku mencubit lengan Justin lembut.

"Kalau aku jahat, kamu kenapa cinta sama aku?"

Aku terdiam sejenak lalu tertawa cekikikan. "Karena aku cinta sama orang jahat macam kamu."

Justin mengangguk sambil tertawa.
"Sorry ya, aku nggak bisa lama-lama. Ada janji sama Jasmine sore ini."

Aku mengangguk mengerti. Justin berdiri dari ranjangku dan menggenggam tanganku lembut.

"Aku janji, aku nggak akan lama-lama sama Jasmine."

Ia mengecup tangan kananku dan menutup pintu kamar dengan lembut. Kenapa harus buru-buru sih? :(

"Ehem," aku pura-pura berdehem kencang. "Jazzy..."

Jazzy keluar dari balik pintu dan menghampiriku dengan wajah kusut.

"Kok sedih?"

"Shawty..."

"Ya?"

"Cepat sembuh ya?"

Aku memeluknya erat dan menghapus air matanya. "Udah, jangan sedih gitu."

"Nanti kita bisa main bersama lagi kan?"

"Janji deh!" aku mengacungkan kelingkingku.

Jazzy mengangguk senang. "Oh ya? Shawty dan Justin..."

"Apa?" aku pura-pura nggak tau.

"Kalian pacaran?"

Aku melotot ke arah Jazmyn dan tertawa cekikikan.
"Enggak Jazzy, enggak kok. Kita cuma sebatas sahabat."

"Aku pikir kalian pacaran," Jazmyn malu-malu.

Aku mengacak rambut Jazmyn. "Justin udah jadi milik Jasmine."

"Kenapa?"

Aku menampar pipiku sendiri. "Ya mereka pasangan yang serasi."

Jazmyn menggeleng. "Kenapa nggak Shawty sama Justin? Kalian lebih serasi," Jazmyn tersenyum kecil.

Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum lebar. Dapet restu dari calon adik ipar nih, hihi.

***

Kegiatan Caitlin pagi. Bangun pagi-pagi banget, pasang headshet dan dengerin lagu-lagu Justin, cepet-cepet masuk kamar mandi dan...

*JENG JENG JENG JENG..

"Shawty?"

"Apa?"

"Kamu ngapain nyasar di sini. Cepetan balik ke kamarmu dan tidur lagi!" Caitlin mendorongku keluar kamar mandi.

"Eh, enak aja. Aku udah mau mandi duluan!" aku meringis.

"Terserah! :P"

"Yaudah!" aku menutup pintu kamar mandi.

Di luar ada konser musik pintu. Caitlin berkali-kali mau buka pintu dan mengetuk-ketuk pintu dengan keras. Dengerin konser gratis ala Caitlin nih.

Aku mengambil sepotong roti dan memakannya dengan lahap. Mengambil buku yang judulnya nggak jelas dari dalam tas dan membacanya.

"Tondo, kwito tondo Shoy doton dolo." (bisa ngartiin nggak? ^_^)

"Ngomong apaan sih?" aku geleng-geleng nggak ngerti.

Caitlin memberi tanda untuk menunggunya sebentar yang lagi sikat gigi. Ckckck

"Guys!"

Aku menoleh ke arah suara yang berasal dari ambang pintu.
"Shay!"
Aku berlari kecil dan Shay berlari ke arahku sambil bersiap untuk berpelukan. (kayak di film-film bollywood gitu..)

"Kalian ngapain sih?" Caitlin geleng-geleng.

"Aku kangen banget sama kamu Shawty, akhirnya sembuh juga," ucap Shay senang sambil terus memelukku.

"Makasih ya kalian udah khawatirin aku. Aku juga minta maaf buat kalian jadi cemas."

Caitlin menepuk pundakku dari belakang.
"Itu gunanya sahabat."

Aku, Caitlin, dan Shay tersenyum bersama.

"Shawty let's go..."


@Bieber Fever I SHS

Shawty dan Caitlin berlari cepat melalui koridor kelas. Sebentar lagi pelajaran Mr. Robert (bukan Robert Pattinson) dimulai. Dan kita enggak mau kalau harus duduk manis di luar kelas nunggu sampai pelajaran selesai karena terlambat.

*DUKK (kena bola)

“Sorry Shaw, aku sengaja,” ucap Ryan asal.

“Heh, bagus ya? Emangnya kepala aku ring basket apa?”Shawty membentak Ryan yang malah ketawa cekikikan. "Awas kamu Ryan! Aku kejar kamu ya!!"
Shawty melepas sepatunya dan melemparnya ke arah Ryan.

*BUKK

“Woaw, cantik-cantik sangar nih!”

“Biarin! Makan tuh sepatu,” ucap Shawty kesal sambil tertawa.

Ryan mengambil sepatuku yang terlempar jauh.
“Sekarang sepatu kamu udah di aku kan? Kamu bisa apa? Hahaha.”

Shawty berkacak pinggang.
“Ryan, sorry please kembaliin sepatu aku ya? Atau aku kejar nih?"

“Kejar aja, dasar bawel!” ia menjulurkan lidahnya.

Shawty bersiap untuk berlari bagaikan pelari marathon (pelari marathon imitasi). Ryan juga bersiap untuk menghindarinya. Shawty berlari dengan membawa sepatunya yang satunya. Nggak enak aja cuma pake satu sepatu, hehe.

“Shaw, come on! Mr. Robert lho! Aku nggak mau telat Mathematieber,” Caitlin yang dari tadi menunggu mengeluh juga.

Shawty tak menghiraukannya. Ryan hanya beberapa meter di depan. Shawty mempercepat larinya dan….
“Ketangkep juga ya kamu. Sekarang kamu mau kemana?” Shawty memegangi tangan Ryan.

“Oke-oke, nih sepatu kamu. Dicuci ya? Udah bau kaki tuh, hehe.”

Shawty merebut sepatunya, “ihh, jahat banget sih? Fitnah tau!"

"Emang :P" canda Ryan. "Kamu udah sembuh ya? Habis sakit kan?"

"Iya, kok kamu tau?" Shawty gelagapan malu.

"Justin khawatir banget sama kamu, dia cerita sama aku dan yang lainnya," jelas Ryan.

Shawty tersenyum tipis mendengarnya. "Iya, aku tau itu. Maaf ya aku bikin kalian semua khawatir."

Ryan mengangguk. "That's okay Shawty.

Ryan menoleh ke arah Caitlin.

"Jadi kan?" tanyanya kepada Caitlin.
Caitlin mengacungkan jempolnya dan berjalan menuju kelas.

***

Jasmine berdiri dari tempat duduknya.

"Aku balik ke asrama ya?" sembari menepuk pundak Justin.

"Oke," jawab Justin singkat.

Jasmine melambaikan tangannya dan menghilang dari ruang kelas itu.

Ryan, Shay, Caitlin, dan Shawty lewat di depan kelas tempat Justin berada sekarang.

"Kita langsung pulang kan?" tanya Caitlin kepada Shawty.
Shawty mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Kalian langsung pulang?" Chaz mengerutkan alisnya.
"Iya, maaf aku nggak bisa bantu kalian sekarang," jawab Caitlin sembari cengengesan.

"Ngomongin apaan sih, aku nggak dong nih!" Shawty menimpali.

Chaz, Shay, dan Caitlin saling bertatap-tatapan lalu tertawa cekikikan.

"Pantesan dari tadi nggak ikutan ngomong," ujar Shay masih cekikikan.

"Yee, kalian sih nggak cerita."

Shawty memanyunkan mulutnya. Shay mencubit pipinya gemas. "Cerita dong!" rengek Shawty.

"Ehm.. Gini.." Ryan memulai bercerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Love In Bieber #2

"Caitlin.."
Justin menarik tangan Caitlin yang sedang lewat dan bersembunyi di balik mobil.

"Justin?"

"Aku minta bantuanmu."

"Batuan apa?"

Justin masih memegang tangan Caitlin. "Uum.. Sorry." Caitlin hanya tersenyum.
"Aku mau jenguk Shawty di kamarnya."

"What? Ke kamarnya? Berarti kamu masuk ke kamarnya? Itu kan nggak boleh!" ucap Caitlin tegas.

"Aku nggak bakal ngapa-ngapain Shawty, aku cuma mau ketemu dia dan minta maaf, itu aja, please!"

Caitlin berfikir sejenak. (Caitlin) Kasihan juga Justin. Mukanya melas banget kayaknya serius mau ketemu Shawty deh.
"Okay... Ikut aku!"

*KRIEKK..

"Shawty?"

Caitlin dan Justin langsung masuk ke kamar Shawty.

"Caitlin?" Shawty membenarkan posisi duduknya. "Justin?"
Justin mengangguk dan tersenyum tipis.

"Aku tinggal ya?"
Caitlin keluar kamar dan menutup kamar.

"Caitlin?"

"Hmm... Shawty aku boleh duduk?"

Shawty mengangguk lemas.
"Kamu ngapain ke sini?"

"Aku mau ketemu kamu."

"Ketemu aku? Ngapain? Aku nggak butuh kamu jenguk kalo cuma terpaksa," ucap Shawty ketus.

"Nggak! Aku bener-bener mau jenguk kamu. Aku juga mau minta maaf sama kamu, Shawty..."

"Kamu nggak salah apa-apa sama aku."

"Jujur aja kamu cemburu kan?"

"Cemburu? Kenapa aku harus cemburu?"

"Karena.."
Justin terdiam sejenak menelan ludah. "Karena kamu cinta sama aku."

Shawty terdiam sejenak. "Kamu GR, aku nggak cinta sama kamu!"

"Kamu bisa bohongin aku, tapi kamu nggak bisa bohongin perasaan kamu." Justin meghela nafas. "Lihat aku, Shawty!"

Shawty menunduk dan menoleh ke arah Justin. Ia menatap mata Justin lama.

"Aku tau itu Shawty." Justin memegang tangan Shawty dan menaruhnya di dada Justin.
"I LOVE YOU SHAWTY, I LOVE YOU SO MUCH..."

"Bullshit!" Shawty melepas genggaman Justin dan beranjak dari ranjangnya. "Kamu punya Jasmine dan kamu bilang kamu cinta dia!"

"Aku cuma terpaksa ngelakuin itu semua! Aku nggak suka lihat perempuan patah hati. Tadinya aku nggak tau kalau kamu cinta sama aku, dan aku nggak mau Jasmine sedih."
Shawty kembali menatap mata Justin dan menangis sesenggukan.

Justin beranjak dan mendekati Shawty lalu memeluknya. "U SMILE... I SMILE..."

Shawty kembali tidur di ranjangnya sambil diiringi lagu U SMILE dari Justin. "Shawty, besok aku ke sini lagi, I promise. Get well soon!"
Justin mengecup kening Shawty lembut.

"Justin?"

"Yes Shawty?"

"Kayaknya Caitlin juga punya rasa sama kamu."

Justin kaget sebentar lalu kembeli tenang.
"Sampai kapanpun kita nggak akan balikan lagi. Kita cuma sahabatan selamanya kok."

Shawty mengangguk lalu tertidur.

Caitlin menunggu mereka di luar kamar Shawty.

"Gimana?"

"Hmm... Dia barusan tidur."

"Aku denger kamu nyanyiin lagu buat dia tadi..." Caitlin tersenyum tipis.
Justin mengangguk dan permisi untuk kembali ke asramanya.


Christian keluar dari balik pintu dan lihat Caitlin mau masuk ke kamarnya.

"Caitlin!" teriak Christian.

"Hey brother.."

Chrsitian masuk dan memberikan sesuatu. "Ini, seperti yang kamu mau. Justin tampak keren di sini."

"Yeah, of course!" Caitlin mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya.


***

@BieberFever VI Hostel

"Chaz, kamu dari mana?"

Chaz menoleh dan tertawa cekikikan.
"Dari Beliebers VI Hostel."

"Ngapain ke sana? Ngintipin cewek-cewek ya?" ucap Ryan menggoda.

"Iya dong," jawab Chaz santai.

"Hah serius?" Ryan penasaran.

"Ya nggaklah, gila aja!!" Chaz menjitak pelan kepala Ryan.

"Terus ngapain?"

"Lihat sinetron secara langsung. Pemerannya Shawty dan Justin!" jawab Chaz asal.

Ryan geleng-geleng. "Ada apa sih mereka?"

"Mereka..."
Chaz menceritakan semuanya kepada Ryan yang cuma bisa mengangguk sambil tertawa.
"Don't tell anyone, okay?" Ryan mengacungkan jempolnya.

Justin masuk ke dalam asrama. Ryan dan Chaz dari tadi masih di ruang tengah asrama melihat Justin.

"Pura-pura kita nggak tau dia dari mana ya?" Ryan mengedipkan mata kepada Chaz.

"Chaz! Ryan! Watcha doin'?"

"Just.. talking," jawab Ryan santai.

"Okay, aku ke kamar..."

Justin langsung masuk ke kamarnya dan teriak.
"Yeah, There's gonna be one less lonely girl!!"

***


@Bieber Fever I SHS

"Shawty belum masuk sekolah ya?"
Caitlin menggeleng.
"Okay, aku cuma mau tanya itu. Aku ke kelas duluan.."

"Semenjak Justin jenguk Shawty pertama kali, dia kok jadi aneh gitu ya sama aku?" Caitlin menghabiskan milk shake-nya.

"Justin jenguk Shawty?" Shay mengerutkan dahinya.

Caitlin mengangguk. "Mereka ngobrol lama gitu, aku sih nggak denger mereka ngobrol apa. Tapi aku sempet denger Justin nyanyiin lagu buat Shawty."

"Perasaanmu aja mungki dia jadi aneh. Kenyataannya mungkin Justin badmood karena masih ngerasa bersalah sama Shawty."

"Bener juga sih." "Sayangnya Justin udah punya Jasmine."

Shay terdiam dan menatap Caitlin.
"Kamu suka sama Justin?"

"Bu... Bukan gitu. Kan kalau Justin masih single, Shawty punya kesempatan." jawab Caitlin gelagapan.

"Oh kukira.." Shay menggaruk kepalanya. "Mereka emang cocok banget kok."
Caitlin tersenyum lebar dan membisikkan sesuatu.

--- bisik-bisik ---

"Jadi?"

"Iya, itu bukan untuk aku."

"Keren juga rencanamu."

"Haha, selalu ada rencana di otakku." Caitlin cekikikan.

Jadi, selama ini Caitlin dan Christian mata-matain Justin. Mereka tau kalau Jasmine itu nggak baik buat Justin, tapi Justin itu nggak mudah percaya gitu aja.

"Shay!"

"Ryan!"
Shay berdiri dan mencium Ryan **sensor** hehe

"Ouh," Caitlin mengerutkan dahinya.

"What?" Ryan penasaran.

"Nggakpapa..."

Shay mencubit lengan Ryan pelan. Ryan balas mengacak rambut Shay dengan mesra.
(Caitlin) Ngiri nih...

writer : Aku juga ngiri banget hikz hikz huhu sedihnya hatiku (lebe mode on)

@BELIEBERS VI HOSTEL

--- (Shawty) ---

nb : sudut pandangnya Shawty. Shawty = kalian para pembaca :)

*DOK DOK DOK

"Siapa ya?"

"Ini aku, Caitlin," jawab seseorang dari luar.

"Caitlin?" aku mengernyitkan dahiku. "Kok suaranya beda?"
"Aku masuk ya?"


*JENG JENG JENG...

"Justin!"

"Sst.." Justin menyuruhku untuk diam. "Gimana? Kamu udah enakan?"

Aku mengangguk senang. "Aku udah ngerasa baik banget. Soalnya ada kamu yang jengukin aku."

Justin malu-malu kucing dan mengacak rambutku nakal.
"Kok di sini bau sih. Kamu belum mandi ya?" ucap Justin bercanda.

"Yee... Aku udah mandi tau! Lagian bau apaan sih?" aku cemberut.

"Kurang bersih mandinya :P"

"Jahat!" aku mencubit lengan Justin lembut.

"Kalau aku jahat, kamu kenapa cinta sama aku?"

Aku terdiam sejenak lalu tertawa cekikikan. "Karena aku cinta sama orang jahat macam kamu."

Justin mengangguk sambil tertawa.
"Sorry ya, aku nggak bisa lama-lama. Ada janji sama Jasmine sore ini."

Aku mengangguk mengerti. Justin berdiri dari ranjangku dan menggenggam tanganku lembut.

"Aku janji, aku nggak akan lama-lama sama Jasmine."

Ia mengecup tangan kananku dan menutup pintu kamar dengan lembut. Kenapa harus buru-buru sih? :(

"Ehem," aku pura-pura berdehem kencang. "Jazzy..."

Jazzy keluar dari balik pintu dan menghampiriku dengan wajah kusut.

"Kok sedih?"

"Shawty..."

"Ya?"

"Cepat sembuh ya?"

Aku memeluknya erat dan menghapus air matanya. "Udah, jangan sedih gitu."

"Nanti kita bisa main bersama lagi kan?"

"Janji deh!" aku mengacungkan kelingkingku.

Jazzy mengangguk senang. "Oh ya? Shawty dan Justin..."

"Apa?" aku pura-pura nggak tau.

"Kalian pacaran?"

Aku melotot ke arah Jazmyn dan tertawa cekikikan.
"Enggak Jazzy, enggak kok. Kita cuma sebatas sahabat."

"Aku pikir kalian pacaran," Jazmyn malu-malu.

Aku mengacak rambut Jazmyn. "Justin udah jadi milik Jasmine."

"Kenapa?"

Aku menampar pipiku sendiri. "Ya mereka pasangan yang serasi."

Jazmyn menggeleng. "Kenapa nggak Shawty sama Justin? Kalian lebih serasi," Jazmyn tersenyum kecil.

Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum lebar. Dapet restu dari calon adik ipar nih, hihi.

***

Kegiatan Caitlin pagi. Bangun pagi-pagi banget, pasang headshet dan dengerin lagu-lagu Justin, cepet-cepet masuk kamar mandi dan...

*JENG JENG JENG JENG..

"Shawty?"

"Apa?"

"Kamu ngapain nyasar di sini. Cepetan balik ke kamarmu dan tidur lagi!" Caitlin mendorongku keluar kamar mandi.

"Eh, enak aja. Aku udah mau mandi duluan!" aku meringis.

"Terserah! :P"

"Yaudah!" aku menutup pintu kamar mandi.

Di luar ada konser musik pintu. Caitlin berkali-kali mau buka pintu dan mengetuk-ketuk pintu dengan keras. Dengerin konser gratis ala Caitlin nih.

Aku mengambil sepotong roti dan memakannya dengan lahap. Mengambil buku yang judulnya nggak jelas dari dalam tas dan membacanya.

"Tondo, kwito tondo Shoy doton dolo." (bisa ngartiin nggak? ^_^)

"Ngomong apaan sih?" aku geleng-geleng nggak ngerti.

Caitlin memberi tanda untuk menunggunya sebentar yang lagi sikat gigi. Ckckck

"Guys!"

Aku menoleh ke arah suara yang berasal dari ambang pintu.
"Shay!"
Aku berlari kecil dan Shay berlari ke arahku sambil bersiap untuk berpelukan. (kayak di film-film bollywood gitu..)

"Kalian ngapain sih?" Caitlin geleng-geleng.

"Aku kangen banget sama kamu Shawty, akhirnya sembuh juga," ucap Shay senang sambil terus memelukku.

"Makasih ya kalian udah khawatirin aku. Aku juga minta maaf buat kalian jadi cemas."

Caitlin menepuk pundakku dari belakang.
"Itu gunanya sahabat."

Aku, Caitlin, dan Shay tersenyum bersama.

"Shawty let's go..."


@Bieber Fever I SHS

Shawty dan Caitlin berlari cepat melalui koridor kelas. Sebentar lagi pelajaran Mr. Robert (bukan Robert Pattinson) dimulai. Dan kita enggak mau kalau harus duduk manis di luar kelas nunggu sampai pelajaran selesai karena terlambat.

*DUKK (kena bola)

“Sorry Shaw, aku sengaja,” ucap Ryan asal.

“Heh, bagus ya? Emangnya kepala aku ring basket apa?”Shawty membentak Ryan yang malah ketawa cekikikan. "Awas kamu Ryan! Aku kejar kamu ya!!"
Shawty melepas sepatunya dan melemparnya ke arah Ryan.

*BUKK

“Woaw, cantik-cantik sangar nih!”

“Biarin! Makan tuh sepatu,” ucap Shawty kesal sambil tertawa.

Ryan mengambil sepatuku yang terlempar jauh.
“Sekarang sepatu kamu udah di aku kan? Kamu bisa apa? Hahaha.”

Shawty berkacak pinggang.
“Ryan, sorry please kembaliin sepatu aku ya? Atau aku kejar nih?"

“Kejar aja, dasar bawel!” ia menjulurkan lidahnya.

Shawty bersiap untuk berlari bagaikan pelari marathon (pelari marathon imitasi). Ryan juga bersiap untuk menghindarinya. Shawty berlari dengan membawa sepatunya yang satunya. Nggak enak aja cuma pake satu sepatu, hehe.

“Shaw, come on! Mr. Robert lho! Aku nggak mau telat Mathematieber,” Caitlin yang dari tadi menunggu mengeluh juga.

Shawty tak menghiraukannya. Ryan hanya beberapa meter di depan. Shawty mempercepat larinya dan….
“Ketangkep juga ya kamu. Sekarang kamu mau kemana?” Shawty memegangi tangan Ryan.

“Oke-oke, nih sepatu kamu. Dicuci ya? Udah bau kaki tuh, hehe.”

Shawty merebut sepatunya, “ihh, jahat banget sih? Fitnah tau!"

"Emang :P" canda Ryan. "Kamu udah sembuh ya? Habis sakit kan?"

"Iya, kok kamu tau?" Shawty gelagapan malu.

"Justin khawatir banget sama kamu, dia cerita sama aku dan yang lainnya," jelas Ryan.

Shawty tersenyum tipis mendengarnya. "Iya, aku tau itu. Maaf ya aku bikin kalian semua khawatir."

Ryan mengangguk. "That's okay Shawty.

Ryan menoleh ke arah Caitlin.

"Jadi kan?" tanyanya kepada Caitlin.
Caitlin mengacungkan jempolnya dan berjalan menuju kelas.

***

Jasmine berdiri dari tempat duduknya.

"Aku balik ke asrama ya?" sembari menepuk pundak Justin.

"Oke," jawab Justin singkat.

Jasmine melambaikan tangannya dan menghilang dari ruang kelas itu.

Ryan, Shay, Caitlin, dan Shawty lewat di depan kelas tempat Justin berada sekarang.

"Kita langsung pulang kan?" tanya Caitlin kepada Shawty.
Shawty mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Kalian langsung pulang?" Chaz mengerutkan alisnya.
"Iya, maaf aku nggak bisa bantu kalian sekarang," jawab Caitlin sembari cengengesan.

"Ngomongin apaan sih, aku nggak dong nih!" Shawty menimpali.

Chaz, Shay, dan Caitlin saling bertatap-tatapan lalu tertawa cekikikan.

"Pantesan dari tadi nggak ikutan ngomong," ujar Shay masih cekikikan.

"Yee, kalian sih nggak cerita."

Shawty memanyunkan mulutnya. Shay mencubit pipinya gemas. "Cerita dong!" rengek Shawty.

"Ehm.. Gini.." Ryan memulai bercerita.