Kamis, 18 November 2010

Love In Bieber #1

"Shawty!! Cepetan mandinya, telat nih bakalan!"
DOK DOK DOK
"Cepet!!"

"Sabar Cait, tinggal ganti baju nih!"

"Ganti baju di luar!"

"Nggak mau! Tunggu aja, sebentar lagi juga selesai!"

Caitlin mendengus kesal dan terus meggedor-gedor pintu kamar mandi.
"Aku dobrak nih, Shaw. 1.. 2.."

"Eh eh, udah selesai nih!" Shawty keluar dari kamar mandi.

"Lama banget sih!" Caitlin ngedumel.

"Cieh, marah nih ye?"

"Sok tau..."

"Marah kan?"

"Nggak.."

"Marah.."

"Nggak.."

"Shawty... Caitlin... Bisa cepetan nggak?" Jasmine berteriak dari bawah.
"Iya!" jawab Caitlin dan Shawty kompak.

NP : Shawty = you

@Bieber Nation High School

"Justin..."

Justin menoleh ke belakang. "Iya?"

"Ehmm" Shawty terdiam dan kebingungan. "Nggakpapa, aku lupa mau ngomong apa."

Justin tersenyum tipis dan berjalan ke arah Shawty. "Mau makan?"

Shawty mengangguk senang dan mereka berjalan ke kantin berdua.

"Tadi kamu mau ngomong apa?" Justin penasaran.

"Aduh, aku lupa nih!" sambil garuk-garuk kepala.

"Beneran lupa?" Justin mendekatkan wajahnya.

"Iya, nanti deh kalau udah inget aku kasih tau."

Justin hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Shawty?"
Caitlin berlari ke arah Shawty cepat. "Aku nyariin kamu dari tadi tau!"

"Sorry, aku tadi ketemu Justin trus makan bareng deh. Udah sama-sama laper banget." Shawty cekikikan.

"Pantesan, aku cariin di kelas nggak ada." Caitlin cemberut. "Oh ya, Hey Justin."

"Hey Caitlin apa kabar?"

"Baik, gimana liburannya ke Hawaii?"

"Kamu duduk deh, aku ceritain."

Caitlin langsung duduk di sebelah Justin dan menjabat tangan Justin lama.

"Ehem, udah siap tuh makanannya," Shawty pura-pura nggak lihat.

Justin berdiri dan mengambil pesanan mereka bertiga. Tiba-tiba...

*KROMPYANG eh maksudnya *GUBRAK..

Jasmine yang menabrak Justin jatuh. Justin cuma tersenggol sedikit tapi Jasmine tersandung sepatunya.

"Jasmine? Are You Okay?" Justin langsung panik dan membantu Jasmine berdiri.

"Tanganku sakit banget nih." Jasmine meringis kesakitan.

Shawty dan Caitlin bangkit dari tempat duduk dan ikut bantuin Jasmine yang masih kesusahan berdiri.

"Kok bisa jatuh?" Caitlin memegangi tangan Jasmine yang sakit.

"Aw! Jangan pegang sebelah situ. Sakit banget Cait!" Jasmine agak membentak.

Caitlin tersenyum sinis dan memilih diam. Justin semakin cemas lihat Jasmine yang semakin kesakitan.

*CUPS
Justin mengecup tangan Jasmine yang sakit dengan lembut.
"Sekarang masih sakit?"

Jasmine menggeleng sambil malu-malu kucing.

"Aku sama Caitlin duluan ke kelas ya? Ada tugas yang belum selesai," Shawty menimpali.

"Eh eng.."
Shawty menginjak sepatu Caitlin keras.
"Aw, sakit!"

"Kenapa?" Justin mengerutkan dahinya.

"Nggakpapa, duluan ya?"
Shawty langsung menarik tangan Caitlin dan pergi. Justin mengantar Jasmine kembali ke kelasnya.

"Kamu kenapa sih pake nginjek-nginjek sepatuku!" Caitlin marah-marah.

"Sssttt... Jangan keras-keras!

"Biarin!"

"Ih ngeyel ya kamu?"

"Aku kan masih mau ngobrol-ngobrol sama Justin tentang liburannya," Caitlin memanyunkan mulutnya.

"Kamu nggak lihat?"

"Lihat apa?"

Shawty menepuk dahinya keras. "Aduh, ya lihat Justin lagi nolongin Jasmine. Kita cuma ngganggu tau!"

"Oh, kalau kita ngganggu emangnya kenapa? Bagus kan?" Caitlin senyum sinis.

"Terserah!"
Shawty membalikkan badan dan pergi meninggalkan Caitlin yang masih marah-marah sendiri.

"Eh Shawty! Tunggu!"


-after school @Shay's home

"Capek ya Shay, baru pulang sore gini?"

Shay yang sedang berjalan berhenti dan menoleh ke arah suara berasal. Ia tersenyum kecil melihat orang yang menyapanya.

"Iya nih Ryan, ada tambahan ekskul."

Ryan beranjak dari tempat duduknya dan menjabat tangan Shay lembut. Shay memalingkan muka dan tersenyum sangat senang. Bisa aja Ryan buat Shay salting di depannya dengan tingkah aneh Ryan hari ini.

"Ikut aku yuk!"

"Ikut kamu? Kemana?"

"Kamu ikut aja deh. Nggak boleh nolak!"

"Tapi tapi.."

Ryan menaruh telunjuknya di bibir Shay. "Ikut aku ya?"

Shay hanya mengangguk iya mengikuti kata-katanya.

Ryan menutupi mata Shay dengan kedua tangannya. (Shay) aku tidak dapat melihat apa-apa. Aku hanya dapat merasakan suasana yang sunyi sepi. Hanya ada suara gemericik air yang rasanya romantis banget.

Ryan perlahan melepaskan tangannya dan menyuruh Shay untuk membuka mata.
Dia menghela napas dan membuka mata.
"GOD! OMB! It's an amazing place!" Shay berteriak kegirangan.

"Surprise! Shay, kamu seneng tempat ini?"

"Seneng banget, Ryan. Thank you :)"

"Aku juga mau bilang sama kamu.."

*DEG
"I.. I LOVE YOU SHAY, would you be my girlfriend?"

Shay tersenyum kecil dan memegang tangan Ryan. "Of Course"

Ryan membalikkan badannya. "Yes! Akhirnya!"
"Thanks Babe..."

"Your welcome..."


-(sunday morning) @Beliebers VI Hostel

Ting Tong...

"Iya, siapa ya?"
Jasmine berjalan ke pintu depan dan perlahan membuka pintu.
"Justin?"

Justin mengangguk. Ia membawa sebuket bunga mawar dan sebuah kotak yang dibungkus kertas kado di tangannya.

"Princess, maukah kau meluangkan waktumu sebentar untukku?"

Jasmine tertawa cekikikan melihat tingkah Justin dengan gaya bicaranya yang kelihatan sangat gugup dan gelagapan.
"Kemana?"

"Pokoknya ikut aku aja."
Justin tampak mulai memaksa. Jasmine langsung saja mengangguk.

"Tapi aku ganti baju dulu nggak apa-apa kan?"

"That's okay," bisiknya pelan.

--- 10 menit ---

(Jasmine) Udah sore banget dan aku masih jalan-jalan bareng Justin nggak jelas kemana tujuannya. Sumpah aku capek banget ngikutin Justin yang masih bingung mau ngajak kemana? Banyak orang yang sadar kalau dia Justin Bieber dan minta tanda tangan. Amannya aja nggak ada paparazzi yang ngikutin dan mereka nggak sadar aku Jasmine Villegas. Justin berkali-kali minta maaf dan bilang, "aku masih bingung cari tempat yang pas." Begitu seterusnya setiap kali aku ketahuan mengeluh kecapekan.

"Justin, apa sebaiknya kita berhenti dulu? Makan dulu gitu. Aku udah laper banget nih."

"Yes Jasmine, sorry aku bikin kamu capek gini. Nggak ada tempat yang cocok nih."

"Kenapa memangnya? Kok pakai tempat yang cocok segala?" Jasmine malu-malu kegeer-an.

"Nggak apa-apa.."

Jasmine menepuk bahu Justin dan ia tersenyum. Mereka segera pergi menuju food court yang ada di mall itu.

***

Caitlin terdiam di sofa kamar Shawty. Sementara Shawty tetap asyik online sampai mata kendor...
Caitlin kayaknya mulai gelisah dan terus melirik jam tangannya.

"Caitlin, kamu kenapa? Ada acara ya? Kok ngelihatin jam terus?"

"Oh ada, Shaw. Tapi masih nanti kok, aku mau ke Bieber Fever VI Hostel. Ada janji sama Chaz. Biasa, dia mau curhat sama aku."

"Oh..." Shawty lalu asyik lagi dengan layar laptopnya dan membuka Twieber. Caitlin pergi ke kamar mandi. Tiba-tiba hp Caitlin berdering keras. Shawty yang kebingungan akhirnya mengangkat telefon itu. Nomor yang belum ada namanya. Siapa ya?

(...) : "Caitlin, it's my new phone number. Now, they are in Drew Atlanta Mall."

Shawty ; "Sorry, Caitlin lagi ke kamar mandi. Ini siapa ya?"

(...) : "Ini pasti suara Shawty. Nggak salah lagi suarnya bener-bener mirip (dalam hati). Bilang Caitlin kalau aku telfon dia."

Shawty : "Nama kamu?"

Belum sempat Shawty menanyakan namanya, telefon sudah terputus. (Shawty) masa bodoh, nanti juga tinggal bilang Caitlin kalau ada yang nelfon.

Caitlin masuk ke kamarku sambil nyengir. Shawty langsung teringat ada yang menelfon Caitlin barusan. Shawty beranjak dari ranjang dan mengambil hp Caitlin yang diletakkan di sofa.

"Cait, tadi ada yang nelfon."

Caitlin langsung gelagapan dan berlari pelan. Ia tersandung kabel dan jatuh tepat menyenggol Shawty. Hp-nya terjatuh dan masuk ke dalam kolong bawah tempat tidur.
"Ups, sorry Shaw," Caitlin nyengir.

"Harusnya aku yang sorry, Cait. Hp kamu kelempar dan sekarang masuk ke bawah tempat tidur," Shawty manyun.

Caitlin terdiam sejenak dan menyunggingkan senyum paksa. Tongkat yang ada di pojok kamar langsung diambil untuk menyelamatkan hp Caitlin.

"Ini Cait, maaf aku bener-bener nggak sengaja."

Handphone Caitlin nggak rusak parah. Cuma mati layarnya aja.
"No problem, Shawty. Lagian ini salah aku pakai acara kesandung kabel," Caitlin meringis kesakitan. "Tapi tadi yang nelfon siapa, Shaw?"

"Mmhh... I dont know. Nggak ada namanya, kata dia sih nomer baru. Dia nggak kasih tau siapa namanya."

*DEG!
Caitlin terdiam beberapa detik dan menyuruh Shawty untuk melupakan semua yang didengar di telefon tadi.

***

@Bieber Nation High School -(bieberology lab)

"Shawty!"

"Justin!"

"Hey, whats up?"

"Bieberology! Ini belum istirahat."

"Oh sorry. Kalau gitu, aku tunggu kamu di kantin seperti biasa."
Shawty mengacungkan jempolnya.

"Siapa Shaw?" Jasmine menepuk pundak Shawty dari belakang.

"Justin."

"Justin kenapa?"

"Dia ngajak aku makan siang kayak kemarin. Mau ikut?"

Jamine mengangguk. "Of course."

"Ehem, Ms. Gomez... Ms. Villegas..."

Shawty dan Jasmine menengok perlahan bersamaan. "Yes, ma'am.."

"Kalian tau ini sedang apa?"

"Bieberology!" Jasmine menjawabnya dengan semangat.

"Benar, dan apa kalian tau siapa yang ada dalam video clip One Time?"

"Kristen Leanne Rodeheaver," jawab Shawty.

"Kapan video clip U Smile diliris?"

"30 September," Jasmine menjawab tegas.

Mrs. Braun tersenyum kecil dan lanjut menulis di papan tulis.

"Fiuh..."

--- ---

Jasmine menarik Shawty untuk segera pergi ke kantin.
"Ayo cepetan! Kita udah ditunggu Justin dari tadi!"

"Iya," jawab Shawty singkat.

"Hey Shawty.." sapa Justin. "Oh, and hey sweetheart."

"Hey Justin, maaf bikin kamu lama nunggu." Jasmine melepaskan tangan Shawty dan berjalan ke arah Justin.

*MUACH O.O
Jasmine mengecup pipi kanan Justin malu-malu.

"Ehm, Jasmine. Apa yang kau lakukan?"

"Aku hanya ingin mengecup pipimu. Itu saja, Justin!"

Justin melirik Shawty.

"Kenapa?" Jasmine manyun.

"Kita jadi makan kan? Kalian pesen apa?" Shawty menengahi.

"Oh tentu, aku spaghetti! Kayak biasanya." Justin langsung mengambil meja dan duduk.

"Aku nggak jadi deh, udah kenyang banget. Duluan ya?"
Jasmine langsung pergi dan menghilang. Dasar!!

Shawty menghampiri Justin dan duduk di hadapannya.
"Kamu sama Jasmine..."

"Aku balikan sama dia," ucap Justin kesal.

Shawty terdiam beberapa saat dan menggigit bibirnya. "Oh, selamat ya?"

Justin diam beberapa saat dan menoleh ke arah Shawty. "Apa yang aku lakuin salah?"

"Soal kamu balikan sama Jasmine?"

"Iya..." Justin menghela nafas. "Aku cinta sama dia, tapi aku nggak tau kenapa aku nggak ngerasa nyaman saat ada di sampingnya."

Shawty hanya bisa diam.

"Shawty?"

"Kamu nggak salah kok. Justru dengan kamu balikan sama Jasmine, kamu bisa belajar untuk merasa nyaman di dekatnya dan semakin cinta sama dia," ucap Shawty dengan nada memelas (jealous nih :( huhu)

Justin menatap mata Shawty cukup lama lalu tersenyum. "Makasih ya?"


"Justin!"

Christian berlari dari kejauhan.

"Hey Chris!" Justin melambaikan tangannya.

"Hey Shawty."

Shawty tersenyum penuh paksaan.

"Mau makan?" tanya Justin.

"Iya dong, laper banget nih!" Christian mengelus-elus perutnya. "Ma'am, a plate of fried rice!"

"Kalian makan duluan ya? Aku mau ke kelas sebentar. Nanti aku balik lagi."
Justin dan Christian mengangguk. Shawty berdiri dari tempat duduknya dan mendatangi Ma'am Glorie.

"Pesanan saya, nggak jadi ya?"

Ma'am Glorie mengangguk dan melanjutkan memasaknya.

***

@Beliebers VI Hostel

"Caitlin..."

"Justin... What are you doing here?"

"Shawty ada?"

"Shawty? Ngapain kamu nyari dia?" dengan nada lembut.

"Nggakpapa, aku cuma mau nanya kabarnya dia," jawab Justin cemas.
Caitlin mengerutkan dahinya. "Shawty baik-baik aja kok. Dia ada di kamarnya sekarang."

"Aku boleh ketemu dia?" Justin memohon.

"Boleh, ayo.."
Caitlin menggenggam tangan Justin dan mengajaknya ke ruang tengah. Laki-laki nggak boleh ada di area kamar perempuan. Cuma bisa di ruang tengah.

Caitlin pergi ke kamar Shawty dan mengetuk pintunya pelan.
"Shawty?"

Tak ada jawaban sama sekali.

"Shawty, aku masuk ya?"
Caitlin masuk ke kamarnya dan lihat Shawty lagi berbaring di ranjangnya.
"Kamu kenapa? Kok nangis?"

Shawty hanya menggeleng.

"Cerita sama aku deh, barangkali aku bisa bantu."

"Aku nggak apa-apa kok, Cait."

Caitlin mendekati Shawty dan duduk disebelahnya. "Bohong kalau kamu bilang nggak ada apa-apa."

"Aku beneran baik-baik aja."

"Bohong, buktinya Justin ke sini untuk nanyain kabar kamu."

Shawty menoleh ke arah Caitlin dan menghapus air matanya. "Aku nggak mau ketemu dia!"

Caitlin mengerutkan dahi. "Kenapa? Kamu ada masalah sama dia?"

"Aku cuma lagi nggak mau ketemu dia, bilang aja kalau aku udah tidur."
"Bohong dong aku?" Caitlin kaget.

"Hahaha, untuk nolong aku deh. Bohong demi kebaikan." Shawty tersenyum kecil.

"Nah gitu, senyum dong. Oke, sebentar ya?"

(Shawty) Kamu jadi punya kesempatan untuk ngobrol sama Justin kan? (dalam hati).


"Justin?"

Justin menengok Caitlin yang sudah berdiri di sampingnya.
"Shawty mana?"

"Dia udah tidur tuh," jawab Caitlin terpaksa bohong.

Justin tampaknya kecewa dan merasa bersalah banget.

"Kamu ada masalah ya sama Shawty?"

"Aku juga nggak tau kenapa. Tiba-tiba waktu aku, dia, dan Christian makan di kantin, dia bilang mau ke kelas sebentar tapi dia nggak balik-balik. Bahkan dia ngehindar waktu ketemu aku."

Caitlin menepuk pundak Justin. "Sabar aja ya?"

Justin mengangguk dan tersenyum. Mereka ngobrol lama banget sampai malam dan Justin balik lagi ke Bieber Fever VI Hostel.

***

"Shawty!! Bangun!!"

"Uhmm... Males..."

"Eh, dibangunin malah tidur lagi. Dasar!!"

Caitlin mengguncang-guncangkan tubuh Shawty.
"Shawty! Ini udah jam 7, mau tidur sampai kapan?"

"Justin..."

"Please dong bangun! Aku nggak mau kamu telat!"

"Justin..."

Caitlin terdiam menyadari Shawty mengigau.

"Justin..."

"Hmm... Mungkin lebih baik Shawty istirahat aja."
Caitlin beranjak dari ranjang dan pergi berlari.

Caitlin mengetuk pintu rumah Shay.
*KRIEK..

"Good morning Mrs. Misuraca."

"Good morning Caitlin.."

"Shay ada?"

"Tunggu sebentar ya?"
Mrs. Misuraca masuk ke dalam rumahnya.

"Sstt... Caitlin..."

Caitlin menengok ke belakang, nggak ada orang.

"Caitlin... I'm here..."

Caitlin menengok lagi ke belakang dan melihat Ryan serta Shay di sana.
"Shay? Ryan? Kalian ngapain di situ?"

"Sstt..." Ryan menyuruh Caitlin untuk diam.

"Nanti aku ceritain deh, sekarang kita berangkat dulu! ujar Shay. Okay let's go...

@Bieber Nation High School

"Tadi Mamaku bilang apa?"

"Mrs. Misuraca bilang dia mau manggilin kamu."

"Fiuhh..." Shay bernapas lega.

Caitlin mengerutkan dahinya. "Kenapa sih?"

"Shay nekad kabur," ucap Ryan tegas.

Shay nyengir ke arah Caitlin. "Hehe."

"What? Kamu kabur? Nggak dibolehin sekolah?" Caitlin penasaran.

"Bukan nggak dibolehin sekolah, tapi nggak dibolehin berangkat sekolah bareng Ryan!"
Shay menoleh ke arah Ryan.

"Mrs. Misuraca nggak ngerestuin hubungan kalian?"

"Lumayan betul, tapi tepatnya sih kita belum bilang," jawab Ryan.

Shay memanyunkan mulutnya. "Bosen banget apa-apa dilarang."

"Terus, aku bisa bantu apa?"

"Bantuin bilang ke Mrs. Misuraca lah! Soalnya, Mrs. Misuraca itu nggak gampang orangnya!"

Caitlin mengengguk mengerti. "Oke, besok ya?"

Shay melambaikan tangannya ke arah Ryan dan berpisah ke kelasnya masing-masing.

"Shawty mana?" tanya Shay tiba-tiba.

"Dia kayaknya sakit, nggak bisa masuk hari ini."

Shay mengerutkan dahinya. "Perasaan kemarin masih sehat."

"Iya itu kemarin, sekarang dia sakit."

Caitlin menjitak kepala Shay pelan sambil tertawa.

"Itu Justin.." Shay menunjuk Justin yang sedang jalan berdua dengan Jasmine.
"Jus.."

Caitlin menutup mulut Shay yang sedang memanggil Justin dan berlari bersembunyi di balik mobil-mobil.

"Jangan teriak-teriak!" Caitlin memaksa.

"Hmm hmm hmmm!!!" Shay meronta-ronta.

Caitlin melepaskan tangannya dan melototi Shay.

"Justin, kamu kelihatannya nggak sehat ya?" Jasmine memegang dahi Justin.
Justin hanya diam dan terus jalan.

"Aku cuma badmood aja!" jawabnya ketus.

"Badmood kenapa? Gara-gara aku?"

"Bukan!"

"Terus kenapa? Tell me about that Babe.." Jasmine memaksa.

"Jasmine! Aku lagi nggak ingin diganggu! Aku duluan."
Justin berjalan meninggalkan Jasmine yang mematung.

Dari balik mobil, Caitlin tertawa cekikikan melihat Jasmine yang ditinggal Justin gitu aja.

"Mampus lo Jasmine!" ucap Caitlin puas.

"Kamu kenapa sih kok seneng gitu mereka marahan."

"Brarti mereka bisa cepet putus kan?"

Shay menoleh ke arah Caitlin. "Putus?"

"Mereka kan udah balikan beberapa hari yang lalu," jelas Caitlin.

Shay hanya mengangguk mengerti dan keluar dari persembunyian mereka. Lalu segera pergi ke kelas.

***

Chaz menghampiri Justin yang lagi bengong di kelasnya. Ia duduk di sebelah Justin.
"Justin, wazzap?

Justin hanya menggeleng lemas.

"Hey, Chaz Somers here!"

Justin menoleh ke arah Chaz. "Lihat Shawty nggak?"

Chaz menggeleng. "Shawty kenapa?"

"Nggakpapa, aku cuma mau minta maaf sama dia."

"Minta maaf? Aku nggak ngerti, kenapa memangnya?" Chaz geleng-geleng.

"What the hell it is!!"
Justin beranjak dari kursinya dan pergi keluar kelas sambil menarik tangan Chaz.

"Justin, apa masalahmu?" Christian mengerutkan dahinya.

"Aku nggak tau apa-apa.." Ryan mendengus kesal.

"Justin, please. Why you look so sad?" Chaz menambahkan.

"It's my fault.." ucap Justin akhirnya. "I don't know why. But, it's my fault."

"Okay then?" Ryan penasaran.

"Shawty..."

"Shawty? Shawty kenapa?" Chaz mendekatkan telinganya agar dapat mendengar lebih jelas.

"Shawty kayaknya marah sama aku."

Christian, Chaz, dan Ryan saling bertatap-tatapan.
"Dari mana kamu tau kalau dia marah sama kamu?"

Justin menceritakan kejadian yang menurut dia bikin Shawty marah.

"So, Shawty was jealous?" kata Christian asal.

Justin tersenyum dan berlagak tidak tau.

"Jalan satu-satunya kita bisa tanya Caitlin," saran Christian.

--- ---

"Hey Justin, Chaz, Ryan, Christian. Ngapain sebut-sebut namaku?" Caitlin kebingungan.

"Pas banget," ucap Ryan. "Hari ini Shawty masuk nggak?"

"Kalian nanya Shawty? Kenapa nggak nanyain tentang aku aja?" Caitlin meringis kepedean.

"Ini serius, Shawty masuk nggak sih?" aku Christian.

Caitlin menggeleng lemas.

"Why?" Justin angkat bicara.

"Semenjak semalam, dia sakit."
Caitlin duduk di sebelah Justin. "Sebenarnya tadi malam waktu kamu datang, dia belum tidur."

Justin bangkit dan membenarkan posisi duduknya.

"Terus dia ngapain?" Chaz semakin penasaran.

"Dia masih bangun, dia nangis di kamarnya."

"Nangis? Kenapa?"

"Aku juga nggak tau kenapa, yang pasti dia bilang nggak mau ketemu sama kamu dulu," kata Caitlin sambil menunjuk Justin.

Justin membenarkan rambutnya. *FLIP HA.. RAPI

"Justin, Jasmine is coming!" seru Christian.

"Okay, jangan ada yang membicarakan masalah ini!" perintah Justin.


"Hey Babe.." ucap Justin ragu-ragu.

"Babe!" Jasmine mendekati Justin dan menggenggam tangannya.

"Kayaknya kita ngganggu nih?" Caitlin pura-pura tidak melihat.

"So, kita duluan ya?" Chaz menambahkan. Mereka semua pergi meninggalkan Justin dan Jasmine. Ryan bertemu dengan Shay dan yang lainnya kembali ke kelas.

"Jasmine, maafin aku tadi udah kasar sama kamu ya?" Justin menunduk.

"No problem Babe..." Jasmine merayu Justin dan memegang tangannya lebih erat.
Jasmine mendekatkan wajahnya lebih dekat dengan Justin.
Jarak bibir mereka hanya 1 cm dan...

"Just.. Um sorry." Caitlin tiba-tiba muncul dan mengambil bukunya yang tertinggal. "Aku cuma mau ambil ini, maaf ganggu kalian. Ngomong-ngomong Jasmine, guru kita udah datang."

"Ouh, sial!"

Jasmine dan Caitlin pergi meninggalkan Justin.

Thanks Caitlin! (dalam hati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Love In Bieber #1

"Shawty!! Cepetan mandinya, telat nih bakalan!"
DOK DOK DOK
"Cepet!!"

"Sabar Cait, tinggal ganti baju nih!"

"Ganti baju di luar!"

"Nggak mau! Tunggu aja, sebentar lagi juga selesai!"

Caitlin mendengus kesal dan terus meggedor-gedor pintu kamar mandi.
"Aku dobrak nih, Shaw. 1.. 2.."

"Eh eh, udah selesai nih!" Shawty keluar dari kamar mandi.

"Lama banget sih!" Caitlin ngedumel.

"Cieh, marah nih ye?"

"Sok tau..."

"Marah kan?"

"Nggak.."

"Marah.."

"Nggak.."

"Shawty... Caitlin... Bisa cepetan nggak?" Jasmine berteriak dari bawah.
"Iya!" jawab Caitlin dan Shawty kompak.

NP : Shawty = you

@Bieber Nation High School

"Justin..."

Justin menoleh ke belakang. "Iya?"

"Ehmm" Shawty terdiam dan kebingungan. "Nggakpapa, aku lupa mau ngomong apa."

Justin tersenyum tipis dan berjalan ke arah Shawty. "Mau makan?"

Shawty mengangguk senang dan mereka berjalan ke kantin berdua.

"Tadi kamu mau ngomong apa?" Justin penasaran.

"Aduh, aku lupa nih!" sambil garuk-garuk kepala.

"Beneran lupa?" Justin mendekatkan wajahnya.

"Iya, nanti deh kalau udah inget aku kasih tau."

Justin hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Shawty?"
Caitlin berlari ke arah Shawty cepat. "Aku nyariin kamu dari tadi tau!"

"Sorry, aku tadi ketemu Justin trus makan bareng deh. Udah sama-sama laper banget." Shawty cekikikan.

"Pantesan, aku cariin di kelas nggak ada." Caitlin cemberut. "Oh ya, Hey Justin."

"Hey Caitlin apa kabar?"

"Baik, gimana liburannya ke Hawaii?"

"Kamu duduk deh, aku ceritain."

Caitlin langsung duduk di sebelah Justin dan menjabat tangan Justin lama.

"Ehem, udah siap tuh makanannya," Shawty pura-pura nggak lihat.

Justin berdiri dan mengambil pesanan mereka bertiga. Tiba-tiba...

*KROMPYANG eh maksudnya *GUBRAK..

Jasmine yang menabrak Justin jatuh. Justin cuma tersenggol sedikit tapi Jasmine tersandung sepatunya.

"Jasmine? Are You Okay?" Justin langsung panik dan membantu Jasmine berdiri.

"Tanganku sakit banget nih." Jasmine meringis kesakitan.

Shawty dan Caitlin bangkit dari tempat duduk dan ikut bantuin Jasmine yang masih kesusahan berdiri.

"Kok bisa jatuh?" Caitlin memegangi tangan Jasmine yang sakit.

"Aw! Jangan pegang sebelah situ. Sakit banget Cait!" Jasmine agak membentak.

Caitlin tersenyum sinis dan memilih diam. Justin semakin cemas lihat Jasmine yang semakin kesakitan.

*CUPS
Justin mengecup tangan Jasmine yang sakit dengan lembut.
"Sekarang masih sakit?"

Jasmine menggeleng sambil malu-malu kucing.

"Aku sama Caitlin duluan ke kelas ya? Ada tugas yang belum selesai," Shawty menimpali.

"Eh eng.."
Shawty menginjak sepatu Caitlin keras.
"Aw, sakit!"

"Kenapa?" Justin mengerutkan dahinya.

"Nggakpapa, duluan ya?"
Shawty langsung menarik tangan Caitlin dan pergi. Justin mengantar Jasmine kembali ke kelasnya.

"Kamu kenapa sih pake nginjek-nginjek sepatuku!" Caitlin marah-marah.

"Sssttt... Jangan keras-keras!

"Biarin!"

"Ih ngeyel ya kamu?"

"Aku kan masih mau ngobrol-ngobrol sama Justin tentang liburannya," Caitlin memanyunkan mulutnya.

"Kamu nggak lihat?"

"Lihat apa?"

Shawty menepuk dahinya keras. "Aduh, ya lihat Justin lagi nolongin Jasmine. Kita cuma ngganggu tau!"

"Oh, kalau kita ngganggu emangnya kenapa? Bagus kan?" Caitlin senyum sinis.

"Terserah!"
Shawty membalikkan badan dan pergi meninggalkan Caitlin yang masih marah-marah sendiri.

"Eh Shawty! Tunggu!"


-after school @Shay's home

"Capek ya Shay, baru pulang sore gini?"

Shay yang sedang berjalan berhenti dan menoleh ke arah suara berasal. Ia tersenyum kecil melihat orang yang menyapanya.

"Iya nih Ryan, ada tambahan ekskul."

Ryan beranjak dari tempat duduknya dan menjabat tangan Shay lembut. Shay memalingkan muka dan tersenyum sangat senang. Bisa aja Ryan buat Shay salting di depannya dengan tingkah aneh Ryan hari ini.

"Ikut aku yuk!"

"Ikut kamu? Kemana?"

"Kamu ikut aja deh. Nggak boleh nolak!"

"Tapi tapi.."

Ryan menaruh telunjuknya di bibir Shay. "Ikut aku ya?"

Shay hanya mengangguk iya mengikuti kata-katanya.

Ryan menutupi mata Shay dengan kedua tangannya. (Shay) aku tidak dapat melihat apa-apa. Aku hanya dapat merasakan suasana yang sunyi sepi. Hanya ada suara gemericik air yang rasanya romantis banget.

Ryan perlahan melepaskan tangannya dan menyuruh Shay untuk membuka mata.
Dia menghela napas dan membuka mata.
"GOD! OMB! It's an amazing place!" Shay berteriak kegirangan.

"Surprise! Shay, kamu seneng tempat ini?"

"Seneng banget, Ryan. Thank you :)"

"Aku juga mau bilang sama kamu.."

*DEG
"I.. I LOVE YOU SHAY, would you be my girlfriend?"

Shay tersenyum kecil dan memegang tangan Ryan. "Of Course"

Ryan membalikkan badannya. "Yes! Akhirnya!"
"Thanks Babe..."

"Your welcome..."


-(sunday morning) @Beliebers VI Hostel

Ting Tong...

"Iya, siapa ya?"
Jasmine berjalan ke pintu depan dan perlahan membuka pintu.
"Justin?"

Justin mengangguk. Ia membawa sebuket bunga mawar dan sebuah kotak yang dibungkus kertas kado di tangannya.

"Princess, maukah kau meluangkan waktumu sebentar untukku?"

Jasmine tertawa cekikikan melihat tingkah Justin dengan gaya bicaranya yang kelihatan sangat gugup dan gelagapan.
"Kemana?"

"Pokoknya ikut aku aja."
Justin tampak mulai memaksa. Jasmine langsung saja mengangguk.

"Tapi aku ganti baju dulu nggak apa-apa kan?"

"That's okay," bisiknya pelan.

--- 10 menit ---

(Jasmine) Udah sore banget dan aku masih jalan-jalan bareng Justin nggak jelas kemana tujuannya. Sumpah aku capek banget ngikutin Justin yang masih bingung mau ngajak kemana? Banyak orang yang sadar kalau dia Justin Bieber dan minta tanda tangan. Amannya aja nggak ada paparazzi yang ngikutin dan mereka nggak sadar aku Jasmine Villegas. Justin berkali-kali minta maaf dan bilang, "aku masih bingung cari tempat yang pas." Begitu seterusnya setiap kali aku ketahuan mengeluh kecapekan.

"Justin, apa sebaiknya kita berhenti dulu? Makan dulu gitu. Aku udah laper banget nih."

"Yes Jasmine, sorry aku bikin kamu capek gini. Nggak ada tempat yang cocok nih."

"Kenapa memangnya? Kok pakai tempat yang cocok segala?" Jasmine malu-malu kegeer-an.

"Nggak apa-apa.."

Jasmine menepuk bahu Justin dan ia tersenyum. Mereka segera pergi menuju food court yang ada di mall itu.

***

Caitlin terdiam di sofa kamar Shawty. Sementara Shawty tetap asyik online sampai mata kendor...
Caitlin kayaknya mulai gelisah dan terus melirik jam tangannya.

"Caitlin, kamu kenapa? Ada acara ya? Kok ngelihatin jam terus?"

"Oh ada, Shaw. Tapi masih nanti kok, aku mau ke Bieber Fever VI Hostel. Ada janji sama Chaz. Biasa, dia mau curhat sama aku."

"Oh..." Shawty lalu asyik lagi dengan layar laptopnya dan membuka Twieber. Caitlin pergi ke kamar mandi. Tiba-tiba hp Caitlin berdering keras. Shawty yang kebingungan akhirnya mengangkat telefon itu. Nomor yang belum ada namanya. Siapa ya?

(...) : "Caitlin, it's my new phone number. Now, they are in Drew Atlanta Mall."

Shawty ; "Sorry, Caitlin lagi ke kamar mandi. Ini siapa ya?"

(...) : "Ini pasti suara Shawty. Nggak salah lagi suarnya bener-bener mirip (dalam hati). Bilang Caitlin kalau aku telfon dia."

Shawty : "Nama kamu?"

Belum sempat Shawty menanyakan namanya, telefon sudah terputus. (Shawty) masa bodoh, nanti juga tinggal bilang Caitlin kalau ada yang nelfon.

Caitlin masuk ke kamarku sambil nyengir. Shawty langsung teringat ada yang menelfon Caitlin barusan. Shawty beranjak dari ranjang dan mengambil hp Caitlin yang diletakkan di sofa.

"Cait, tadi ada yang nelfon."

Caitlin langsung gelagapan dan berlari pelan. Ia tersandung kabel dan jatuh tepat menyenggol Shawty. Hp-nya terjatuh dan masuk ke dalam kolong bawah tempat tidur.
"Ups, sorry Shaw," Caitlin nyengir.

"Harusnya aku yang sorry, Cait. Hp kamu kelempar dan sekarang masuk ke bawah tempat tidur," Shawty manyun.

Caitlin terdiam sejenak dan menyunggingkan senyum paksa. Tongkat yang ada di pojok kamar langsung diambil untuk menyelamatkan hp Caitlin.

"Ini Cait, maaf aku bener-bener nggak sengaja."

Handphone Caitlin nggak rusak parah. Cuma mati layarnya aja.
"No problem, Shawty. Lagian ini salah aku pakai acara kesandung kabel," Caitlin meringis kesakitan. "Tapi tadi yang nelfon siapa, Shaw?"

"Mmhh... I dont know. Nggak ada namanya, kata dia sih nomer baru. Dia nggak kasih tau siapa namanya."

*DEG!
Caitlin terdiam beberapa detik dan menyuruh Shawty untuk melupakan semua yang didengar di telefon tadi.

***

@Bieber Nation High School -(bieberology lab)

"Shawty!"

"Justin!"

"Hey, whats up?"

"Bieberology! Ini belum istirahat."

"Oh sorry. Kalau gitu, aku tunggu kamu di kantin seperti biasa."
Shawty mengacungkan jempolnya.

"Siapa Shaw?" Jasmine menepuk pundak Shawty dari belakang.

"Justin."

"Justin kenapa?"

"Dia ngajak aku makan siang kayak kemarin. Mau ikut?"

Jamine mengangguk. "Of course."

"Ehem, Ms. Gomez... Ms. Villegas..."

Shawty dan Jasmine menengok perlahan bersamaan. "Yes, ma'am.."

"Kalian tau ini sedang apa?"

"Bieberology!" Jasmine menjawabnya dengan semangat.

"Benar, dan apa kalian tau siapa yang ada dalam video clip One Time?"

"Kristen Leanne Rodeheaver," jawab Shawty.

"Kapan video clip U Smile diliris?"

"30 September," Jasmine menjawab tegas.

Mrs. Braun tersenyum kecil dan lanjut menulis di papan tulis.

"Fiuh..."

--- ---

Jasmine menarik Shawty untuk segera pergi ke kantin.
"Ayo cepetan! Kita udah ditunggu Justin dari tadi!"

"Iya," jawab Shawty singkat.

"Hey Shawty.." sapa Justin. "Oh, and hey sweetheart."

"Hey Justin, maaf bikin kamu lama nunggu." Jasmine melepaskan tangan Shawty dan berjalan ke arah Justin.

*MUACH O.O
Jasmine mengecup pipi kanan Justin malu-malu.

"Ehm, Jasmine. Apa yang kau lakukan?"

"Aku hanya ingin mengecup pipimu. Itu saja, Justin!"

Justin melirik Shawty.

"Kenapa?" Jasmine manyun.

"Kita jadi makan kan? Kalian pesen apa?" Shawty menengahi.

"Oh tentu, aku spaghetti! Kayak biasanya." Justin langsung mengambil meja dan duduk.

"Aku nggak jadi deh, udah kenyang banget. Duluan ya?"
Jasmine langsung pergi dan menghilang. Dasar!!

Shawty menghampiri Justin dan duduk di hadapannya.
"Kamu sama Jasmine..."

"Aku balikan sama dia," ucap Justin kesal.

Shawty terdiam beberapa saat dan menggigit bibirnya. "Oh, selamat ya?"

Justin diam beberapa saat dan menoleh ke arah Shawty. "Apa yang aku lakuin salah?"

"Soal kamu balikan sama Jasmine?"

"Iya..." Justin menghela nafas. "Aku cinta sama dia, tapi aku nggak tau kenapa aku nggak ngerasa nyaman saat ada di sampingnya."

Shawty hanya bisa diam.

"Shawty?"

"Kamu nggak salah kok. Justru dengan kamu balikan sama Jasmine, kamu bisa belajar untuk merasa nyaman di dekatnya dan semakin cinta sama dia," ucap Shawty dengan nada memelas (jealous nih :( huhu)

Justin menatap mata Shawty cukup lama lalu tersenyum. "Makasih ya?"


"Justin!"

Christian berlari dari kejauhan.

"Hey Chris!" Justin melambaikan tangannya.

"Hey Shawty."

Shawty tersenyum penuh paksaan.

"Mau makan?" tanya Justin.

"Iya dong, laper banget nih!" Christian mengelus-elus perutnya. "Ma'am, a plate of fried rice!"

"Kalian makan duluan ya? Aku mau ke kelas sebentar. Nanti aku balik lagi."
Justin dan Christian mengangguk. Shawty berdiri dari tempat duduknya dan mendatangi Ma'am Glorie.

"Pesanan saya, nggak jadi ya?"

Ma'am Glorie mengangguk dan melanjutkan memasaknya.

***

@Beliebers VI Hostel

"Caitlin..."

"Justin... What are you doing here?"

"Shawty ada?"

"Shawty? Ngapain kamu nyari dia?" dengan nada lembut.

"Nggakpapa, aku cuma mau nanya kabarnya dia," jawab Justin cemas.
Caitlin mengerutkan dahinya. "Shawty baik-baik aja kok. Dia ada di kamarnya sekarang."

"Aku boleh ketemu dia?" Justin memohon.

"Boleh, ayo.."
Caitlin menggenggam tangan Justin dan mengajaknya ke ruang tengah. Laki-laki nggak boleh ada di area kamar perempuan. Cuma bisa di ruang tengah.

Caitlin pergi ke kamar Shawty dan mengetuk pintunya pelan.
"Shawty?"

Tak ada jawaban sama sekali.

"Shawty, aku masuk ya?"
Caitlin masuk ke kamarnya dan lihat Shawty lagi berbaring di ranjangnya.
"Kamu kenapa? Kok nangis?"

Shawty hanya menggeleng.

"Cerita sama aku deh, barangkali aku bisa bantu."

"Aku nggak apa-apa kok, Cait."

Caitlin mendekati Shawty dan duduk disebelahnya. "Bohong kalau kamu bilang nggak ada apa-apa."

"Aku beneran baik-baik aja."

"Bohong, buktinya Justin ke sini untuk nanyain kabar kamu."

Shawty menoleh ke arah Caitlin dan menghapus air matanya. "Aku nggak mau ketemu dia!"

Caitlin mengerutkan dahi. "Kenapa? Kamu ada masalah sama dia?"

"Aku cuma lagi nggak mau ketemu dia, bilang aja kalau aku udah tidur."
"Bohong dong aku?" Caitlin kaget.

"Hahaha, untuk nolong aku deh. Bohong demi kebaikan." Shawty tersenyum kecil.

"Nah gitu, senyum dong. Oke, sebentar ya?"

(Shawty) Kamu jadi punya kesempatan untuk ngobrol sama Justin kan? (dalam hati).


"Justin?"

Justin menengok Caitlin yang sudah berdiri di sampingnya.
"Shawty mana?"

"Dia udah tidur tuh," jawab Caitlin terpaksa bohong.

Justin tampaknya kecewa dan merasa bersalah banget.

"Kamu ada masalah ya sama Shawty?"

"Aku juga nggak tau kenapa. Tiba-tiba waktu aku, dia, dan Christian makan di kantin, dia bilang mau ke kelas sebentar tapi dia nggak balik-balik. Bahkan dia ngehindar waktu ketemu aku."

Caitlin menepuk pundak Justin. "Sabar aja ya?"

Justin mengangguk dan tersenyum. Mereka ngobrol lama banget sampai malam dan Justin balik lagi ke Bieber Fever VI Hostel.

***

"Shawty!! Bangun!!"

"Uhmm... Males..."

"Eh, dibangunin malah tidur lagi. Dasar!!"

Caitlin mengguncang-guncangkan tubuh Shawty.
"Shawty! Ini udah jam 7, mau tidur sampai kapan?"

"Justin..."

"Please dong bangun! Aku nggak mau kamu telat!"

"Justin..."

Caitlin terdiam menyadari Shawty mengigau.

"Justin..."

"Hmm... Mungkin lebih baik Shawty istirahat aja."
Caitlin beranjak dari ranjang dan pergi berlari.

Caitlin mengetuk pintu rumah Shay.
*KRIEK..

"Good morning Mrs. Misuraca."

"Good morning Caitlin.."

"Shay ada?"

"Tunggu sebentar ya?"
Mrs. Misuraca masuk ke dalam rumahnya.

"Sstt... Caitlin..."

Caitlin menengok ke belakang, nggak ada orang.

"Caitlin... I'm here..."

Caitlin menengok lagi ke belakang dan melihat Ryan serta Shay di sana.
"Shay? Ryan? Kalian ngapain di situ?"

"Sstt..." Ryan menyuruh Caitlin untuk diam.

"Nanti aku ceritain deh, sekarang kita berangkat dulu! ujar Shay. Okay let's go...

@Bieber Nation High School

"Tadi Mamaku bilang apa?"

"Mrs. Misuraca bilang dia mau manggilin kamu."

"Fiuhh..." Shay bernapas lega.

Caitlin mengerutkan dahinya. "Kenapa sih?"

"Shay nekad kabur," ucap Ryan tegas.

Shay nyengir ke arah Caitlin. "Hehe."

"What? Kamu kabur? Nggak dibolehin sekolah?" Caitlin penasaran.

"Bukan nggak dibolehin sekolah, tapi nggak dibolehin berangkat sekolah bareng Ryan!"
Shay menoleh ke arah Ryan.

"Mrs. Misuraca nggak ngerestuin hubungan kalian?"

"Lumayan betul, tapi tepatnya sih kita belum bilang," jawab Ryan.

Shay memanyunkan mulutnya. "Bosen banget apa-apa dilarang."

"Terus, aku bisa bantu apa?"

"Bantuin bilang ke Mrs. Misuraca lah! Soalnya, Mrs. Misuraca itu nggak gampang orangnya!"

Caitlin mengengguk mengerti. "Oke, besok ya?"

Shay melambaikan tangannya ke arah Ryan dan berpisah ke kelasnya masing-masing.

"Shawty mana?" tanya Shay tiba-tiba.

"Dia kayaknya sakit, nggak bisa masuk hari ini."

Shay mengerutkan dahinya. "Perasaan kemarin masih sehat."

"Iya itu kemarin, sekarang dia sakit."

Caitlin menjitak kepala Shay pelan sambil tertawa.

"Itu Justin.." Shay menunjuk Justin yang sedang jalan berdua dengan Jasmine.
"Jus.."

Caitlin menutup mulut Shay yang sedang memanggil Justin dan berlari bersembunyi di balik mobil-mobil.

"Jangan teriak-teriak!" Caitlin memaksa.

"Hmm hmm hmmm!!!" Shay meronta-ronta.

Caitlin melepaskan tangannya dan melototi Shay.

"Justin, kamu kelihatannya nggak sehat ya?" Jasmine memegang dahi Justin.
Justin hanya diam dan terus jalan.

"Aku cuma badmood aja!" jawabnya ketus.

"Badmood kenapa? Gara-gara aku?"

"Bukan!"

"Terus kenapa? Tell me about that Babe.." Jasmine memaksa.

"Jasmine! Aku lagi nggak ingin diganggu! Aku duluan."
Justin berjalan meninggalkan Jasmine yang mematung.

Dari balik mobil, Caitlin tertawa cekikikan melihat Jasmine yang ditinggal Justin gitu aja.

"Mampus lo Jasmine!" ucap Caitlin puas.

"Kamu kenapa sih kok seneng gitu mereka marahan."

"Brarti mereka bisa cepet putus kan?"

Shay menoleh ke arah Caitlin. "Putus?"

"Mereka kan udah balikan beberapa hari yang lalu," jelas Caitlin.

Shay hanya mengangguk mengerti dan keluar dari persembunyian mereka. Lalu segera pergi ke kelas.

***

Chaz menghampiri Justin yang lagi bengong di kelasnya. Ia duduk di sebelah Justin.
"Justin, wazzap?

Justin hanya menggeleng lemas.

"Hey, Chaz Somers here!"

Justin menoleh ke arah Chaz. "Lihat Shawty nggak?"

Chaz menggeleng. "Shawty kenapa?"

"Nggakpapa, aku cuma mau minta maaf sama dia."

"Minta maaf? Aku nggak ngerti, kenapa memangnya?" Chaz geleng-geleng.

"What the hell it is!!"
Justin beranjak dari kursinya dan pergi keluar kelas sambil menarik tangan Chaz.

"Justin, apa masalahmu?" Christian mengerutkan dahinya.

"Aku nggak tau apa-apa.." Ryan mendengus kesal.

"Justin, please. Why you look so sad?" Chaz menambahkan.

"It's my fault.." ucap Justin akhirnya. "I don't know why. But, it's my fault."

"Okay then?" Ryan penasaran.

"Shawty..."

"Shawty? Shawty kenapa?" Chaz mendekatkan telinganya agar dapat mendengar lebih jelas.

"Shawty kayaknya marah sama aku."

Christian, Chaz, dan Ryan saling bertatap-tatapan.
"Dari mana kamu tau kalau dia marah sama kamu?"

Justin menceritakan kejadian yang menurut dia bikin Shawty marah.

"So, Shawty was jealous?" kata Christian asal.

Justin tersenyum dan berlagak tidak tau.

"Jalan satu-satunya kita bisa tanya Caitlin," saran Christian.

--- ---

"Hey Justin, Chaz, Ryan, Christian. Ngapain sebut-sebut namaku?" Caitlin kebingungan.

"Pas banget," ucap Ryan. "Hari ini Shawty masuk nggak?"

"Kalian nanya Shawty? Kenapa nggak nanyain tentang aku aja?" Caitlin meringis kepedean.

"Ini serius, Shawty masuk nggak sih?" aku Christian.

Caitlin menggeleng lemas.

"Why?" Justin angkat bicara.

"Semenjak semalam, dia sakit."
Caitlin duduk di sebelah Justin. "Sebenarnya tadi malam waktu kamu datang, dia belum tidur."

Justin bangkit dan membenarkan posisi duduknya.

"Terus dia ngapain?" Chaz semakin penasaran.

"Dia masih bangun, dia nangis di kamarnya."

"Nangis? Kenapa?"

"Aku juga nggak tau kenapa, yang pasti dia bilang nggak mau ketemu sama kamu dulu," kata Caitlin sambil menunjuk Justin.

Justin membenarkan rambutnya. *FLIP HA.. RAPI

"Justin, Jasmine is coming!" seru Christian.

"Okay, jangan ada yang membicarakan masalah ini!" perintah Justin.


"Hey Babe.." ucap Justin ragu-ragu.

"Babe!" Jasmine mendekati Justin dan menggenggam tangannya.

"Kayaknya kita ngganggu nih?" Caitlin pura-pura tidak melihat.

"So, kita duluan ya?" Chaz menambahkan. Mereka semua pergi meninggalkan Justin dan Jasmine. Ryan bertemu dengan Shay dan yang lainnya kembali ke kelas.

"Jasmine, maafin aku tadi udah kasar sama kamu ya?" Justin menunduk.

"No problem Babe..." Jasmine merayu Justin dan memegang tangannya lebih erat.
Jasmine mendekatkan wajahnya lebih dekat dengan Justin.
Jarak bibir mereka hanya 1 cm dan...

"Just.. Um sorry." Caitlin tiba-tiba muncul dan mengambil bukunya yang tertinggal. "Aku cuma mau ambil ini, maaf ganggu kalian. Ngomong-ngomong Jasmine, guru kita udah datang."

"Ouh, sial!"

Jasmine dan Caitlin pergi meninggalkan Justin.

Thanks Caitlin! (dalam hati)